Rikka-Mayu | Hana Itsumi

80 6 4
                                    



Fatal frame © Tecmo Koei

All of Out Character and Story © KepoBaka and Riku

This story based on:
- Fatal Frame – True Ending
- Fatal Frame II: Crimson Butterfly – Promise Ending
- Fatal Frame III: The Tormented – Alternate Ending
- Fatal Frame IV: Mask of the Lunar Eclipse – Second Ending
- Fatal Frame V: The Black Haired Shrine Maiden – Good Ending

Cerita ini mengisahkan petualangan tiga mahasiswa pertukaran pelajar dari Indonesia ke Jepang, demi mempelajari lebih dalam tentang ilmu jurnalistik dari mentor mereka. Mereka memilih gunung Seinaru (Suci) sebagai objek pembelajaran, tapi mereka malah terlibat dengan ritual penuh kutukan berisi dendam dan penyesalan dari tempat tersebut. Bagaimanakah nasib mereka selanjutnya?

Genre: Adventure, Horror, Tragedy, Supernatural, Fantasy, Humor

—xXx—

Sebagai pengingat:

"Bla bla bla...," berbicara dalam bahasa Indonesia.

"Bla bla bla...," berbicara dalam bahasa Jepang.

'Bla bla bla...,' berbicara dalam hati.


—xXx— 

Chapter 20 : Rikka-Mayu | Hana Itsumi


Nizar yang baru saja akan berjalan menuju kamar khusus laki-laki terhenti begitu melihat si sulung Amakura sedang duduk sendirian di ruang tengah dengan tangan yang sibuk mengotak-ngatik kamera Ren. Beberapa butir sekrup dan bagian kamera yang baru pertama kali Nizar lihat tersebar di meja yang mendadak menjadi workbench Mayu.

Pemuda itu lalu mendapati dirinya hanya berdiri diam menatapi Mayu sebelum akhirnya mulai melangkah mendekati si kembar sulung dan bertanya dengan pelan agar tidak mengagetkannya.

"Apa kau perlu bantuan, Amakura-san?"

Kedua tangan Mayu sontak berhenti dengan kepala yang mendongak menghadap Nizar, mata cokelatnya menatap Nizar selama beberapa saat diteruskan dengan raut wajah yang tiba-tiba mengerut, seakan Mayu baru saja mencium bau yang tidak enak.

Bau yang Nizar duga berasal dari kegiatan merokok tadi.

"Errr... apa kau perlu bantuan, Amakura-san?" Nizar kembali mengulang pertanyaan demi menghindari kalau-kalau Mayu akan menceramahinya seperti Rikka.

"A-ah, tidak perlu...," jawab Mayu sedikit gugup, alisnya kembali berkerut mengingat-ngingat siapa nama teman Andra ini.

"Oh, ya... kita belum berkenalan dengan benar sejak awal bertemu," ucap Nizar seraya duduk bersebrangan dengan Mayu, lalu tangan kanan pemuda itu terulur, "Namaku Nizar, salam kenal, Amakura-san."

Mayu semakin menatap gugup Nizar yang tersenyum padanya, bukan karena apa-apa, tapi memang bukan tradisi negaranya diajak berkenalan dengan salaman seperti ini.

Nizar yang sepertinya menyadari kalau niatan meminta bersalaman itu salah, segara menarik uluran tangannya lagi kalau saja Mayu tidak menyambar dengan cepat dan menggengam tangan Nizar cukup erat.

"N-namaku Mayu Amakura, s-salam kenal juga, Nizar-san."

Keduanya terdiam canggung sampai Nizar tersenyum lagi dan membalas genggaman Mayu sambil menggoyangkan pelan tangan mereka.

"Ya."


xx—xXx—xx


Fatal Frame - Burning of SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang