Fatal frame © Tecmo Koei
All of Out Character and Story © KepoBaka and 'Riku'
This story based on:
- Fatal Frame - True Ending
- Fatal Frame II: Crimson Butterfly - Promise Ending
- Fatal Frame III: The Tormented - Alternate Ending
- Fatal Frame IV: Mask of the Lunar Eclipse - Second Ending
- Fatal Frame V: The Black Haired Shrine Maiden - Good Ending
Cerita ini mengisahkan petualangan tiga mahasiswa pertukaran pelajar dari Indonesia ke Jepang, demi mempelajari lebih dalam tentang hal jurnalistik dari mentor mereka. Mereka memilih Gunung Seinaru (Suci) sebagai objek pembelajaran, tapi mereka malah terlibat dengan ritual penuh kutukan berisi dendam dan penyesalan dari tempat tersebut. Bagaimanakah nasip mereka selanjutnya?
Genre: Adventure, Horror, Tragedy, Supernatural, Fantasy, Humor
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Chapter 7: Impurities
Nizar berjalan perlahan dengan Yuuri yang masih belum sadarkan diri di punggungnya. Untungnya toko Kurosawa tidak jauh dari taman itu, sehingga Nizar tidak perlu khawatir dia akan menjatuhkan Yuuri, karena tangan kanannya masih terasa kaku.
"Apa 'hal ganjil' yang dibilang Hisoka-san itu setan-setan tadi ya...?"
Lamunannya buyar saat merasakan Yuuri sedikit bergeser pada bahunya, seketika itu juga Nizar menghentikan langkahnya. Dia sedikit menoleh untuk melihat gadis itu, wajah cantiknya sangat dekat, sampai-sampai Nizar bisa merasakan napas hangat pada pipi kirinya.
"Kalau diliat-liat ternyata Yuuri-san cakep juga."
Tepat setelah dia mengatakan itu, mata coklat Yuuri terbuka dan langsung menatap sayu Nizar. Di lihat dari tatapannya, sepertinya gadis ini masih belum sadar sepenuhnya. Yuuri mengerjap-ngerjap sesaat sebelum berbisik dengan suara serak.
"Nizar-san...?"
"Ah, Yuuri-san! Kau sudah sadar? Syukurlah," Nizar tersenyum kecil tanpa merubah arah kepalanya, dia ingin memastikan bahwa Yuuri benar-benar sudah sadar dan baik-baik saja.
Yuuri terdiam beberapa saat sebelum menyadari bahwa dia sedang di gendong oleh Nizar. Rona merah segera memenuhi wajah gadis itu karena rasa malu, dengan panik dia mendorong bahu Nizar sambil meronta-ronta sekuat tenaga.
"N-Nizar-san, kenapa kau menggendong ku?!" belum sempat Nizar membalas, Yuuri sudah berbicara lagi, "Tolong turunkan aku sekarang!!"
"W-wooaaah!! Yuuri-san, jangan banyak bergerak!!" seru Nizar.
Keseimbangan Nizar goyah berkat gerakan Yuuri, pemuda itu berusaha untuk menyesuaikan berat badannya kembali agar dia dan Yuuri tidak jatuh ke belakang. Kedua lengannya menguatkan pegangan pada paha Yuuri.
"Yuuri-san, tenanglah! Kau bisa membuat kita jatuh!!"
Mendengar ucapan Nizar, sontak membuat gadis itu berhenti meronta. Dia kembali tenang tapi dengan kedua tangannya memegang bahu pemuda yang menggendongnya. Nizar menghela napas lega, setidaknya Yuuri masih mau mendengarkan.
"Tolong turunkan aku sekarang, Nizar-san."
"Eh? Tapi bukannya kau masih lemas? Apa kau yakin sudah tidak apa-apa?"
"Y-ya, aku sudah tidak apa-apa!" jawab Yuuri terlalu cepat daripada yang di maksudkan.
Walau ragu, Nizar akhirnya menurunkan Yuuri dari punggungnya secara perlahan. Gadis itu sempat oleng sedikit saat kakinya menyentuh tanah, dengan sigap Nizar memegang tangan Yuuri demi mencegahnya terjatuh. Ekspresi khawatir terpampang jelas di wajah pemuda berjaket itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatal Frame - Burning of Sin
HorrorRikka Rahmadhanti dan kedua temannya, Andra Septiawan dan Nizar Alamsyah, mendapatkan kesempatan untuk studi ke Jepang. Dalam bimbingan mentor mereka Ren Houjou, Kei Amakura dan Rei Kurosawa, mereka meneliti sebuah gunung bernama Seinaru. Tanpa mere...