Sepuluh menit kemudian mereka tiba di rumah sakit, Jaemin sudah menunggu di pintu depan Rumah sakit.
Setelah Beomgyu di pindahkan ke atas Bankar, Jaemin dan para perawat membawa Beomgyu ke IGD.
"Kalian harus menunggu di sini." Ucap Jaemin, meminta semua orang untuk menunggu di depan ruang IGD.
"Jaemin... Bubu mohon selamatkan Beomgyu. " Taeyong menggenggam tangan Jaemin dengan tangan yang bergetar dan berlumuran darah milik Beomgyu.
"Jaemin akan usahakan... Bubu harus tenang ya." Jaemin tidak bisa menjajikan apapun untuk saat ini.
Namun Jaemin akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Beomgyu."Sayang... Tenanglah." Jaehyun membawa Taeyong ke dalam pelukannya.
Jaemin melihat ke arah Jeno yang baru saja tiba setelah mengurus administrasi rumah sakit.
Jeno mengangguk memberikan isyarat jika Jeno percaya bahwa Jaemin pasti bisa mengusahakan yang terbaik untuk Beomgyu.
Setelah Jaemin masuk ke ruangan IGD, Jaehyun membawa Taeyong ke toilet untuk membersihkan tangannya. Sementara Jeno brusaha menenangkan Sungchan yang sedari tadi menunduk sembari mengepalkan tangannya.
"Beomgyu pasti baik-baik saja... Dia anak yang kuat. "
"Hyung... Aku tidak bisa hidup tanpa Beomgyu. " Sungchan mengangkat wajahnya menghadap Jeno.
Jeno bisa merasakan betapa hancurnya hati Sungchan dari wajah yang memerah dengan air mata yang tak hentinya mengalir.
"Bodoh... Kau tidak bisa hidup jika tidak ada oksigen. " inilah Jeno, melontarkan candaan di waktu yang tidak pernah tepat.
"Sungchan... "
"Hyung."
Setelah mendapatkan kabar dari Jaemin, Haechan dan Mark langsung membatalkan semua jadwal meeting dan segera bergegas menuju ke rumah sakit.
Haechan menghampiri Sungchan, membawanya kedalam pelukannya.
"Semua akan baik-baik saja... Percaya pada Hyung. " Ucap Haechan sembari memberikan usapan lembut.
"Jen... Apa yang terjadi? " Mark bertanya kepada Jeno.
"Aku tidak tahu Hyung... Tadi aku sedang bersiap untuk pergi, namun tiba-tiba Bubu datang dengan tangan yang sudah berlumuran darah, memintaku untuk segera pergi ke kamar Beomgyu... Setiba di sana, Beomgyu sudah dalam keadaan yang tidak baik, lalu aku dan Bubu membawa Beomgyu ke mobil." Jeno menceritakan tentang apa yang terjadi kepada Mark.
"Lalu dimana dia berada? Bukankah biasanya dia akan menempel pada Beomgyu? " Mark menunjuk ke arah Sungchan.
"Sedang bersama Daddy ku rasa, tadi dia datang bersama Daddy. " ucap Jeno.
"Ini semua salahku... Seharusnya dari awal aku tidak memaksakan Beomgyu untuk meneruskan kandungannya. " Perasaan bersalah semakin menghantui Sungchan.
Seandainya dari awal Sungchan mengambil keputusan untuk mementingkan Beomgyu, semua ini pasti tidak akan terjadi.
"Ssttt... Sudah sudah... Percuma menyesal, tidak akan memperbaiki keadaan.. Sekarang yang terpenting Kita harus fokus kepada Beomgyu. " Haechan selalu bisa menjadi penengah untuk Jung brother.
30 menit berlalu, belum ada kabar terbaru dari Jaemin ataupun dari perawat, entah apa yang terjadi di dalam sana. Dan itu membuat semua orang semakin khawatir.
"Bagaimana ini... Mengapa lama sekali!?" Taeyong tidak berhenti bertanya dan tidak ada yang dapat menjawab pertanyaan Taeyong.
Akhirnya Jaemin keluar dari Ruang IGD yang langsung di rundung pertanyaan oleh Taeyong.
"Jaemin, Bagaimana Beomgyu?! Bagaimana keadaannya?!"
"Beomgyu tidak dapat meneruskan kandungannya... " jelas Jaemin dengan nada menyesal.
Semua orang terdiam, Taeyong kembali menangis yang kemudian di peluk oleh Haechan.
"Kita harus segera mengambil tindakan, jika terlalu lama akan berpengaruh buruk untuk Beomgyu."
Sungchan berdiri dari duduknya, menghampiri Jaemin dengan air mata yang mulai keluar dari matanya.
"Hyung... Selamatkan Beomgyu ku! Lakukan apapun yang bisa menyelamatkan Beomgyu ku... Ku mohon selamatkan kekasihku Hyung."
Semua orang menatap Sungchan dengan iba. Sungchan adalah anak yang paling tegar di antara semua anak Jung, namun kali ini Sungchan terlihat sangat rapuh seperti akan hancur hanya dengan dorongan satu jari saja.
Sedalam itu perasaan Sungchan untuk Beomgyu.
"Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan Beomgyu."
Setelah mengatakan itu, Jaemin masuk kembali ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan yang lebih intensif pada Beomgyu.
"Uh... Gyu sudah sadar? Bagaimana perasaanmu? Apakah masih sakit? "
"Hyung... Apa yang akan terjadi dengan bayi ku? " bibir Beomgyu terlihat sangat kering, wajahnya pucat namun yang berada di benak Beomgyu hanyalah sang bayi.
"Bayi mu baik-baik saja Tapi tidak dengan tubuhmu... Tubuhmu tidak dapat bertahan lama jika terus mempertahankan kandunganmu. "
"Tidak Hyung... Ku mohon selamatkan Bayi Ku! " Beomgyu memohon kepada Jaemin.
"Kau tidak akan bisa Gyu." Jaemin sangat mengerti keinginan Beomgyu untuk menyelamatkan Bayi nya.
Jika Jaemin berada di posisi Beomgyu, Jaemin juga pasti akan berusaha untuk menyelamatkan Bayi nya.Namun tidak ada yang dapat Dokter lakukan, Takdir adalah milik Tuhan dan tidak ada yang dapat melawan takdir itu.
"Tidak! Aku tidak akan mengizinkan siapapun mengambil bayiku! TIDAK ADA YANG BOLEH MENGAMBIL BAYIKU! " Beomgyu histeris.
Sungchan yang mendengar teriakan Beomgyu dari dalam ruanganㅡbergegas masuk kedalam, dan menemukan Beomgyu yang sedang di tahan oleh para perawat karena mencoba pergi dari sana.
"Sayang... Beomgyu... " Sungchan memeluk Beomgyu.
"Mereka akan mengambil Bayi ku... Mereka mau membunuh bayi kita, Sungchan bawa aku pergi hiks... Ayoo kita pergi Daddynya Baby!"
Hancur sudah hati Sungchan, bahkan Sungchan tidak dapat mengeluarkan kata-kata penenang untuk Beomgyu. Yang bisa Sungchan lakukan hanyalah memeluk Beomgyu yang perlahan mulai tenang akibat obat penenang yang Jaemin suntikkan.
"Maafkan aku sayang... Maafkan Daddy, Baby." hanya kata maaf yang bisa keluar dari mulut Sungchan.
TBC
Pendek dulu yaa...
Nikmati prosesnya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story (The Twin) END
FanfictionMengapa Takdir sejahat ini kepada kita ~ Sungchan & Beomgyu