Beomgyu menyelinap keluar dari kamar menuju pintu lobby timur Rumah sakit untuk bertemu dengan seseorang yang dia panggil Eomma.
Beomgyu meninggalkan secarik surat untuk Sungchan yang dia titipkan kepada salah satu anak kecil yang kebetulan berada di depan kamarnya. Beomgyu sengaja memberikannya kepada anak kecil itu karena jika Beomgyu meninggalkannya di kamar, ada kemungkinan di baca oleh orang lain.
Beomgyu ingin hanya Sungchan yang membaca surat darinya itu. karena Beomgyu yakin, Sungchan pasti akan mengerti keputusan Beomgyu ini.
Setelah menunggu sekitar 10 menit lamanya, datanglah sebuah Mobil berwarna hitam yang Beomgyu sendiri sudah sangat mengenal mobil itu.
"Sayang... Ayo masuk." ucap seorang wanita yang duduk di kursi pengemudi, membukakan pintu dari dalam.
Setelah itu, Beomgyu masuk kedalam mobil dan pergi dari rumah sakit tanpa ada satu orang pun yang mengetahuinya.
Mobil ini tidak akan pernah terlacak, karena mobil ini memiliki plat nomor yang bisa berubah hanya dengan menekan satu tombol saja.
"Eomma sangat merindukanmu." ungkap si wanita yang di panggil Eomma oleh Beomgyu.
"Beomgyu juga merindukan Eomma, sangat.. " Beomgyu tersenyum ke arah si wanita yang cantiknya tidak pernah pudar.
Wajahnya masih sama seperti terakhir kali mereka bertemu, masih sangat cantik.
"Eomma sudah memaksakan banyak makanan kesukaan mu..."
"Eomma... Bagaimana dengan Appa?"
"Appa tidak tahu jika kau akan datang, dia sangat sibuk dengan urusannya hingga tidak sadar akan sekitarnya."
"Aku merindukan Appa."
"Appa juga pasti sangat merindukanmu sayang."
Sementara itu, Di rumah sakit semua orang sedang panik karena mendapati Beomgyu yang sudah tidak ada di dalam kamarnya.
Taeyong merasakan Dejavu yang membuat Ia pingsan seketika mengetahui Beomgyu kembali hilang.
Apakah memang takdir tidak mengizinkan Beomgyu untuk tinggal dengan keluarga mereka?
Disaat Sungchan hendak pergi dari kamar Beomgyu, tiba-tiba saja ada anak kecil yang menahan baju nya.
"Paman... "
Sungchan tadinya tidak menghiraukan si anak dan akan pergi meninggalkannya, sebelum akhirnya Sungchan melihat sebuah cincin yang ada di kalung anak kecil Itu. Cincin yang sama dengan miliknya.
"Dari mana kau dapatkan cincin ini? " Tanya Sungchan pada anak itu.
"Paman cantik berikan padaku tadi."
"Paman Cantik?"
"Eung.. " Si anak mengangguk sembari memberikan secarik surat kepada Sungchan.
"Paman cantik bilang, kertas ini harus di berikan kepada paman tampan yang paling tinggi."
Sungchan mengambil surat itu dengan tangan bergetar, Sungchan tahu ini akan terjadi. Beomgyu akan meninggalkannya demi Bayi yang berada di dalam kandungannya.
"Terimakasih yaa.. Siapa namamu?"
"Shotaro." setelah menyebutkan namanya, sang anak pergi meninggalkan Sungchan. padahal Sungchan belum meminta cincinnya kembali.
Di depan surat bertuliskan 'Sayang... Aku harap kau membaca surat ini seorang diri'
Dengan itu, Sungchan membawa suratnya menjauh dari sana.
'Sayang... Sebelumnya maafkan aku dan Baby karena harus meninggalkanmu.
Aku tahu kau, kau pasti akan menyelamatkan Baby sama sepertiku... Namun tidak dengan yang lain.
Aku mengerti perasaan Bubu yang tidak ingin kehilanganku, namun aku juga calon ibu yang tidak akan pernah mau kehilangan anak ku...
Jika aku tetap tinggal bersama kalian, aku hanya akan memberikan sakit yang teramat sangat untuk kalian.
Jadi aku harus pergi seperti sebelumnya.Ku mohon jangan cari aku, aku akan kembali padamu bersama Baby nanti.
Tunggu kami yaa DaddyDari, Kekasih sekaligus Saudara kembar mu.
Jung Beomgyu'
Sungchan terduduk lemas setelah membaca surat dari Beomgyu, rasanya seperti separuh hidupnya di rampas darinya.
Sungchan merasa kehilangan arah dan tujuan untuk hidup. Namun Sungchan harus menjaga permintaan terakhir Beomgyu darinya; untuk menyembunyikan surat ini dari siapapun.
"Semoga perpisahan kita dapat memperbaiki segalanya... Dan semoga suatu saat nanti kita dapat kembali bersama." Sungchan menangis dengan sangat kencang.
Sungchan berteriak sembari memeluk surat terakhir dari yang terkasih.
Kembali kepada Beomgyu yang saat ini telah tiba di sebuah rumah dengan desain sederhana di luar namun mewah di dalamnya. Semua ini ciptaan sang Appa.
"Ayoo sayang... " wanita cantik yang di panggil dengan sebutan Eomma ituㅡmembawa Beomgyu masuk kedalam rumahnya.
"Rumah ini masih sama." Ucap Beomgyu kembali melihat ke sekeliling rumah yang masih sama dan masih Ia ingat dengan jelas.
"Tentu saja! Putra kecilku ini sangat menyukai rumah ini, bagaimana bisa Eomma merubahnya Hmm?"
Beomgyu tersenyum, hanya di rumah inilah Beomgyu merasa nyaman dan aman. Selain karena Rumah ini jauh dari ibukota, juga karena rumah ini di lengkapi dengan keamanan yang ketat. Lagi-lagi itu adalah ciptaan sang Appa.
Disaat sedang berkeliling, Beomgyu melihat seorang pria dengan kulit putih sedang duduk di kursi kerja kebanggaannya, dimana Ia sering membuat alat-alat canggih di sana.
Beomgyu memeluk pria itu dari belakang, menghirup aroma Cotton candy yang tidak pernah berubah.
'Appa masih menyukai Wangi ini' ~Beomgyu
"Hei Bae Irene... Jangan kira aku akan memaafkan mu hanya karena kau memeluk ku dari belakang seperti ini ya!"
Beomgyu semakin mengeratkan pelukannya.
"Uh? Apakah kau serindu ini padaku? Mengapa pelukan mu sangat kuat?"
"Aku tidak akan pernah memeluk mu dari belakang." wanita yang menjemput Beomgyu datang dari dapur dengan membawa teh hangan dan beberapa camilan. Berdiri tepat di hadapan si pria.
"Jika kau berdiri didepan ku ... Lalu siapa yang memeluk ku?"
"Heuh Kim Suho! Tinggal putar kepalamu ke belakang dan lihat siapa itu!"
"Appa..."
"Oh My God! Putraku."
TBC
Waduh masih hidup euyy
Komentar kalian itu penyemangat buat cepet up lohh
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story (The Twin) END
FanfictionMengapa Takdir sejahat ini kepada kita ~ Sungchan & Beomgyu