Alexa kembali berlari ke kamar mandi ketika rasa mualnya kembali. Ia pun tak mampu memuntahkan apapun dari perutnya yang kosong, ia bahkan belum memakan apapun sejak makan malam terakhirnya. Ia tak berselera untuk memakan apapun.
Alexa membilas mulutnya sebelum berjalan ke luar. Dia akhirnya berjalan menuju dapur dan mengambil segelas air putih. Setidaknya hanya cairan itu yang mampu melewati kerongkongannya tanpa membuatnya kembali mual.
Pagi ini ia bangun dengan kepala yang berdenyut. Semalam ia memang tidak mendapat tidur yang cukup. Matanya terus terjaga, karena pikirannya terus berputar pada memori dan rencana yang akan ia buat setelah ini.
Semalam Caleb memang mengantarnya sampai ke apartemen. Lelaki itu benar-benar memastikan ia sampai dengan selamat di kamarnya. Dia bahkan membawakan kopernya ke dalam. Caleb tidak meninggalkannya sampai ia berhenti menangis semalam. Caleb memperlakukannya begitu dengan lembut, persis seperti anak kecil.
Setelah meminum segelas air, Alexa akhirnya berjalan menuju sofa panjang sebelum duduk di dudukan empuk itu. Kini Alexa menyandarkan punggungnya di sofa.
Sebelah tangannya memijit kepala yang masih berdenyut. Alexa kembali menutup mata, membiarkan dirinya hanyut dalam keheningan yang menenangkan. Tubuhnya benar-benar tak bertenaga dan pikirannya juga kosong. Oh dia juga tak ingin memikirkan apapun saat ini. Namun ketenangan itu terganggu saat ia mendengar bel dari pintu depan.
Alexa pun segera bangkit dan mengintip seseorang yang datang. Seorang laki-laki muda dengan pakaian karyawan ala tempat makan cepat saji kini berdiri di depan pintu. Seingatnya dia tidak memesan apapun. Namun Alexa pun membuka pintu setelah beberapa saat.
"Ada paket dari Tuan Caleb McKaley," ucap kurir itu sopan.
"Terima kasih."
Alexa menerima bungkusan itu dan membawanya ke dalam. Tangannya merogoh isi bungkusan. Dia mendapat secarik kertas dengan tulisan tangan acak.
"Makanlah Alexa. Kau butuh tenaga untuk tersenyum hari ini : ) " Tulis Caleb di selembar kertas kecil itu.
Alexa pun membuka isi bungkusan kertas itu. Di dalamnya ada berbagai makanan untuk sarapan seperti carrot cake, sup, apple pie, chicken wings, salad, pasta, dan kentang goreng. Caleb juga menyiapkan segelas cokelat panas untuknya.
Netranya kembali berkaca-kaca. Ia harus berterima kasih banyak pada Caleb karena telah merawatnya sejak semalam. Ia akan menelepon lelaki itu atau mampir ke kafenya nanti.
Hari ini dia berniat untuk mengunjungi Alyssa sebelum menghubungi pengacaranya. Entah kenapa ia begitu ingin mengunjungi makam Alyssa. Tempat itu adalah satu-satunya tempat yang terpikir dalam otaknya sekarang.
Dan perihal urusan dengan pengacaranya, cepat atau lambat setelah dia menghubungi pengacara, Papa pasti akan tahu tentang perceraian itu. Alexa yakin tidak sampai satu kali dua puluh empat jam, Papa pasti akan tahu mengenai kebenaran pahit itu. Namun setidaknya dia masih punya sedikit waktu untuk mempersiapkan mentalnya. Ia masih tak mampu membayangkan reaksi Papa dan jawaban apa yang akan ia utarakan ketika Papa bertanya nanti.
Alexa makin tak berselera untuk makan setelah memikirkan itu. Ia akhirnya hanya memakan carrot cake dan meminum cokelat panas sebelum bersiap untuk pergi pagi itu.
****
Kaki jenjang berbalut boots hitam itu terayun, sesekali menjejaki hamparan putih salju. Kaki jenjangnya akhirnya berhenti di depan sebuah batu nisan anyar. Sebuah bangunan permanen yang baru saja dibangun minggu lalu.
Perempuan itu berjongkok. Tangannya yang berbalut sarung tangan merah meletakkan buket bunga mawar di atas nisan itu.
"Hey Ly. Aku datang hari ini." ucapnya lemah meski masih berusaha menyunggingkan senyum kecil. Sang kakak berpesan untuk tidak sedih setelah kepergiannya, agar semua orang tersenyum saat mengantar kepergiannya. Karena itu, Alexa turut melakukannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unsweetened Marriage ✔
Romance[COMPLETED] Merasakan pahitnya hubungan karena diselingkuhi? ❌ Menjadi orang ketiga dalam status pernikahan sahnya sendiri? ✅ ~~~ Itulah realitas pahit yang harus dihadapi Alexa Wilson, wanita muda berusia 23 tahun yang terpaksa menikahi calon kakak...