8. Attempted

5.8K 709 10
                                    

Lisa terbangun dari tidurnya. Ia menatap ceiling kamar dan seketika semua ingatannya kembali. Ia membangkitkan dirinya dari ranjang dan langsung keluar dengan rasa pusing.

Ia menatap sekeliling dan menyadari bahwa dirinya sedang berada di dalam rumah Jennie. Lisa dengan cepat menyadari tujuan untuk menemui Jennie.

"Miss.."

Lisa menelusuri setiap sudut rumah. Bahkan sampai ke halaman belakang. Tapi tak menemukan Jennie. Ia memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Miss..." Lisa kembali ke dalam rumah dan masih tak menemukan Jennie.

Ia berjalan sempoyongan dan menabrak pintu. Tubuhnya luruh di lantai dan menunduk. Ia tersedu dengan dua tangan di atas lutut yang menyentuh lantai.

"I.. I'm sorry.. I'm sorry, Miss."

Jennie baru saja masuk rumah membawa kantong belanjaan. Ia hampir luluh melihat Lisa yang menangis bersimpuh, tetapi ia teringat dengan ucapan Lisa yang tidak mengakui anaknya. Jennie berdiri di balik tembok dan mendengarkan Lisa menangis, membuatnya juga ikut menangis.

"Honey.." Lisa berucap dengan suara lirih. Ia terjatuh membuat tubuhnya terbaring di lantai.

"I'm sorry.. I'm so sorry."

Jennie menggigit bibirnya karena kandungannya bergerak aktif.

"Sshhh.. Kamu senang mendengar suaranya." Gumam Jennie mengelus perutnya.

"Honey, please.." Lisa mendudukkan dirinya dan Jennie terkesiap melihat keadaan Lisa. Hidungnya mengeluarkan darah karena terbentur lantai.

Jennie segera menghampirinya. Meraih tisu dan menyeka darah dari hidung Lisa. Lisa yang melihat Jennie pun memeluknya erat. Membuat darah hidungnya mengenai baju Jennie.

"I'm sorry.. I'm sorry, please.." Lisa meletakkan kepalanya bersandar di pundak Jennie.

Jennie mendorong tubuh Lisa perlahan, membuat Lisa melerai pelukannya. Jennie berdiri dengan sedikit sulit karena perutnya semakin besar.

"Jika sudah merasa baik, kamu bisa pulang." Ucap Jennie melangkah menjauh. Ia bahkan tidak melihat Lisa dan meninggalkan Lisa terduduk di lantai.

Lisa panik melihat Jennie menjauh lagi. Ia segera berdiri dan mengejar Jennie. Ia berhasil meraih tangan Jennie, membuat Jennie yang akan memasuki kamar tamu berhenti melangkah. Lisa berlutut di hadapan Jennie. Ia menyentuh kaki Jennie dengan kedua tangannya.

"Dengarkan aku sebentar saja." Ucap Lisa menarik nafasnya. Jennie tidak bisa bergerak karena Lisa memegang kakinya. Lisa menunduk menatap lantai.

"Maafkan aku. Aku tidak tau bahwa aku sudah dinyatakan baik-baik saja. Aku.. Aku mengakui bahwa janin di kandungan mu adalah anak ku. Anak kita." Setetes air mata Jennie mengalir di pipinya mendengar ucapan Lisa.

"Maafkan aku membuat mu menderita dengan ucapan ku, Miss. Maafkan aku. Aku akan mengikuti semua perkataan mu, bahkan jika anak kita nanti tidak mengakui ku sebagai orangtuanya. Aku akan menerima semua itu sebagai penebus rasa bersalah ku dan juga membayar rasa sakit mu karena perkataan ku." Ucap Lisa.

Jennie terisak menggigit bibirnya. Mereka berada di keheningan dalam beberapa saat.

"Kamu akan mengikuti semua perkataan ku, kan?" Tanya Jennie setelah bisa menguasai dirinya sendiri. Lisa mengangguk dengan kepala tertunduk.

"Kalau begitu aku menyuruhmu pergi. Pergilah sejauh mungkin agar hidup mu tidak terganggu dengan ku dan juga anak ku." Ucap Jennie menggigit bibirnya menahan tangis.

Lisa menggeleng cepat menjawab ucapan Jennie.

"Aku akan mengikuti semua perkataan mu kecuali untuk pergi. Cause I'm never leave your side, again." 

Tie Me Down ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang