° Saya baru menyadari bahwa cerita ini 1 chapter [M]
Jenlisa without [M] like vegetables without salt.
° So, enjoy this chapter!
[Resiko panas dingin TIDAK ditanggung author] Kamsahamnida 🙇🏻♂️
°°°
•
Setelah makan siang, ponsel Jennie bergetar. Ia menerima telepon tersebut, sementara Lisa disuruh untuk menjaga baby J. Bayi mungil itu tidur dengan nyaman di antara bantal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jennie dari balkon, memasuki kamar setelah selesai menerima panggilan tadi.
"Siapa yang menelepon mu?" Tanya Lisa mendudukkan dirinya bersandar di headboard.
"Kampus." Ucap Jennie meletakkan ponselnya di atas nakas. Lisa menarik pergelangan tangan Jennie untuk duduk di tepi ranjang sebelah kanannya.
"Hmm? Kamu jadi terima tawaran untuk kembali mengajar?" Tanya Lisa lagi. Ia memiringkan tubuhnya dan wajahnya berhadapan dengan Jennie.
"Aku belum menerimanya. Tapi mereka minta jawaban secepat mungkin. Bagaimana menurut kamu?" Tanya Jennie menatap Lisa.
"Apapun keputusan kamu, aku menyetujuinya." Ucap Lisa.
"Aku bingung."
Lisa memperbaiki posisinya, memeluk Jennie erat membelakangi bayi yang tertidur pulas.
"Apa yang buat kamu bingung?" Tanya Lisa. Jennie menoleh menatapnya.
"Aku takut tidak bisa membagi waktu untuk kerja dan keluarga." Lisa terkekeh mendengar jawaban Jennie.
"Dimana Miss Kim yang selalu meyakinkan ku bahwa semua baik-baik saja?" Tanya Lisa menggoda Jennie. Jennie tersenyum mendengar ucapan Lisa.
"Situasinya berbeda, baby.. Sekarang ada Jonathan yang juga membutuhkan ku."
"Cuti kuliah ku masih ada 5 bulan lagi. Aku akan menjaga baby selagi kamu mengajar. Lagipula kamu tidak ke kampus, kan?" Tanya Lisa, Jennie mengangguk.
"Terima saja. Anggap itu sebagai kegiatan mengisi waktu luang kamu." Ucap Lisa menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jennie.
"Kamu yakin? Bagaimana kalau aku menjadi sangat sibuk?"
Lisa mengangkat kepalanya dan menatap Jennie yang kini mengalungkan lengannya di leher Lisa.
"Aku salah satu mahasiswa di tempat kamu mengajar. Aku tau kegiatan dosen di kampus tidak sesibuk yang kamu bayangkan." Jennie menarik nafasnya dan menghembuskan perlahan.
