10. God's Gift

6.6K 730 37
                                    

Jennie menyentuh alat-alat penunjang kehidupan yang menempel di tubuh Lisa. Telapak tangan Jennie yang hangat menyentuh tepat di atas jantung Lisa. Jennie hampir tidak bisa merasakan detak jantung Lisa.

"Kamu masih di sini bersama kami. Kamu tidak sendiri, maafkan aku yang sempat tidak mempedulikan mu. Aku yang menarik mu untuk bersama ku, harusnya aku yang bertanggung jawab untuk kebahagiaan mu."

Jennie meraih tangan Lisa dan menggenggamnya. Ia juga menggenggam tangan mungil bayinya di tangan Lisa. Jennie mengecup tangan mereka.

"I love you both." Gumam Jennie kembali mengecup tangan mereka.

"Get well soon, Dad. Cepat sadar karena baby dan aku sangat membutuhkan mu."

Jennie meminta tolong pada perawat yang mendampinginya untuk turun. Ia juga memanggil Irene untuk membantunya duduk di sofa ruang rawat inap.

Bayinya mulai bergerak gelisah di dekapan Jennie. Ia memberikan ASI pada bayinya sembari menyandarkan punggungnya di sofa.

Jennie mengelus pipi anaknya dengan telunjuknya yang ditekuk. Ia tersenyum melihat wajah bayinya yang tertidur pulas setelah kenyang menyusu.

"Kalian sama-sama tertidur. Kalau kamu bertemu Daddy di alam mimpi, ajak dia kembali. Mommy menunggunya." Jennie bermonolog pada bayinya. Ia mencium pipi anaknya.

Tepat saat selesai mencium pipi bayinya, monitor jantung Lisa berdetak lebih kuat bersamaan dengan baby yang menangis. Irene segera memanggil dokter sementara Jennie memberikan ASI.

"Apa yang terjadi pada Lisa?" Tanya Jennie pada Irene.

"Dokter sedang memeriksanya. Tenangkan dirimu, semua akan baik-baik saja." Irene merangkul pundak Jennie.

Jennie melihat dokter dan perawat melepaskan alat-alat di tubuh Lisa. Ia menjadi panik melihatnya karena setau Jennie, itu merupakan penunjang kehidupan Lisa.

"Kenapa kalian melepasnya?" Tanya Jennie dengan tanpa sadar meninggikan suaranya karena panik.

"Jen.." Irene memeluk Jennie erat. Dokter menghampiri mereka di dekat sofa dan membungkuk memberi salam.

"Ms Manoban tidak lagi membutuhkan alat-alat tersebut."

"Apa maksudnya? Apa yang terjadi pada Lisa ku?" Jennie menangis menatap Lisa.

"Tenangkan dirimu Jennie-ssi. Ms Manoban sudah kembali. Saya tidak tahu keajaiban seperti apa yang sedang terjadi, tapi tubuh Ms Manoban kembali seperti sedia kala. Mungkin beliau akan sedikit sulit untuk berjalan, tapi tubuhnya benar-benar membaik."

"Lisa sudah baik-baik saja, Jen." Ucap Irene menyingkat ucapan dokter. Dokter mengangguk setuju.

Jennie menghela nafas lega dan terisak menundukkan kepalanya melihat anaknya.

"Dalam beberapa jam, Ms Manoban akan sadar. Saya permisi." Dokter tersebut keluar ruangan. Jennie memeluk anaknya.

"Thank you baby.. Thank you.." Jennie mendekap anaknya dengan perasaan haru.

———

Seperti diagnosa dokter, Lisa benar tersadar setelah 3 jam. Ia membuka matanya perlahan. Jennie menangkup kedua tangannya, memohon sembari menatap Lisa. Bayinya sedang di gendongan Irene.

Lisa kembali memejamkan mata dan membukanya.

"Miss?" Lisa memanggilnya, Jennie menangis terisak menatap Lisa.

"Apa yang terjadi? Kenapa aku di sini?" Lisa berusaha duduk dibantu oleh beberapa perawat.

Dokter dan perawat keluar ruangan. Jennie tak langsung menjawab. Ia duduk di tepi hospital bed dan memeluk Lisa erat.

Tie Me Down ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang