4. The First [M]

10.6K 757 3
                                    

Jennie kembali ke ruang TV dimana Lisa berada. Ia terkekeh lucu melihat Lisa tertidur dengan menyandarkan punggungnya di sofa.

Berjalan perlahan mendekati Lisa. Menatap wajah sempurna yang tengah menutup mata. Tatapan Jennie turun ke selangkangan Lisa. Meskipun tengah tertidur, tapi miliknya masih mengeras.

"Kamu membuatku penasaran." Gumam Jennie tersenyum tipis.

Jennie menjauh dan menuju dapur. Ia meraih sekaleng bir dan membukanya. Memasukkan obat perangsang ke dalam bir tersebut. Jennie menyesap sedikit bir yang diberi obat tersebut. Ia membuka satu kaleng lagi dan meminumnya. Jennie mendekati Lisa dan membangunkannya.

"I'm sorry Miss." Lisa mengusap wajahnya untuk menghilangkan kantuknya.

"Tidak apa-apa. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Jennie menyodorkan kaleng bir yang sudah diberi obat.

"Saya baik-baik saja." Ucap Lisa tersenyum menatap Jennie.

"Minumlah. Dan Lisa, jika sedang berdua jangan terlalu formal padaku. Itu tidak nyaman." Ucap Jennie menenggak bir miliknya. Obat perangsang di bir mulai bekerja di tubuhnya.

Lisa menenggak bir kaleng yang diberi Jennie. Obat yang ia masukkan itu merupakan dosis tinggi. Meskipun hanya satu butir. Lisa menenggak habis bir kaleng tersebut, membuat Jennie tersenyum menatapnya.

"Saya ingin buang air kecil." Ucap Lisa. Jennie menatapnya tajam karena lagi-lagi Lisa menggunakan bahasa formal.

"S-sorry Miss. S-saya b-butuh t-toilet, Miss." Lisa menatap Jennie dengan sayu. Jennie mendekat dan duduk di samping Lisa.

"Need a toilet or need help?"

Lisa menghembuskan nafas berat. Tangannya mengepal kuat mencengkram sofa untuk menahan dirinya sendiri agar tidak mencelakai Jennie. Jennie menggenggam tangan Lisa.

"M-miss.."

"Need help?" Tanya Jennie lagi. Ia memiringkan kepalanya ke satu sisi.

Tanpa pikir panjang, Lisa menarik Jennie untuk duduk di pangkuannya.

"Help me, Miss.."

Lisa sudah berkeringat dingin menahan nafsunya. Nafasnya kasar dan tatapannya menatap lapar ke payudara Jennie.

Jennie bangkit dan menggerakkan telunjuknya. Memberikan instruksi kepada Lisa agar mengikutinya.

"Follow me.."

Lisa mengikuti langkah Jennie ke ruangan basemen. Menyalakan lampu ruangan dan mengatakan pada Lisa untuk duduk di sofa. Lisa hanya menurut karena ia sudah pasrah dan ingin segera menuntaskan hasratnya.

Jennie mendekat dan mendudukkan dirinya di atas pangkuan Lisa.

"Aku punya kenangan buruk di sini. Aku ingin kamu membantuku untuk menghilangkan kenangan itu dan menggantinya dengan kenangan indah." Ucap Jennie mengelus pipi Lisa.

Jennie mengecup bibir Lisa, mengalungkan lengannya ke leher Lisa dan merapatkan tubuhnya. Tangan Lisa menyusuri punggung Jennie, bergerak ke depan dan meremas payudara Jennie.

"Nghhh.." Jennie mendesah tertahan.

Lisa membuka kancing kemeja Jennie satu persatu. Tangannya menyentuh kulit mulus di tubuh Jennie. Lisa melepas ciumannya dan mencium leher Jennie. Jennie mencengkeram rambut Lisa karena menahan kan sensasi yang diberikan Lisa.

Lisa membungkuk dan menjilat kulit Jennie. Mulutnya berhenti di payudara Jennie. Menghisap dan mengulum nipple yang menegang karena rangsangan Lisa.

Ia melepaskan baju Jennie. Tangannya turun untuk mengelus paha Jennie.

Tie Me Down ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang