d.

773 106 18
                                    

Matahari hari ini nampak indah bagi
semua orang, [M/n] terbangun sambil
Memengangi kepalanya seperti biasa.

"Hadeh..."

Ia melirik ke arah jam weaker, disitu
jam menunjukkan angka '07 : 45'. Ia
bangun kesiangan lagi, seperti biasa.
namun itu bukan masalah baginya, ia
dapat ke sekolah kapan pun karna
koneksi ayahnya dengan para guru di
sekolah.

"Permisi den [M/n], tuan menyuruh cepat-cepat bersiap untuk kesekolah."

mendengar perkataan dari luar, (M/n)
segera beranjak dari kasurnya lalu
melakukan aktivitas pagi hari, setelah
selesai, ia segera menyiapkan buku"
di tasnya, tak lupa ia memasukkan
benda benda untuk bunuh diri.

"Sip, Gas bundir di sekolah!"

_____________________

Di meja makan, terdapat adik dari
(M/n) lalu ayahnya. (M/n) menatap
bengis ke arah ayah-nya yang di abaikan oleh pihak yang di tatap.

"Den, makan dul⎯

"Menyingkir sana kau pembantu sialan."

"(M/n) jaga ucapan mu!" -ayah

Sang pembantu tersungkur sambil mengusap kakinya, karna terdorong
Kakinya pun terkilir.

"Diam kau, sialan!"

Dalam keadaan tak suka dan dengki
(M/n) pergi dari apartement kesekolah
meninggalkan adiknya.

"Sudahlah ayah,"

________________________

Shinichirou berdiam di halte buss
ia sudah menunggh buss terakhir
sekolah agar bisa berangkat, karna
ia kesiangan hari ini, jadi dia hanya
dapat berharap pada buss terakhir.

"Eh, shinichirou?"

Shinichirou menoleh lalu tersenyum
yang menyapanya adalah teman baru
yaitu Imaushi Wakasa.

"Ohayou, imaushi."

"Kau tidak perlu begitu, panggil saja wakasa~"

"Oke wakasa, btw kenapa kau belum berangkat? Bukan nya kau punya motor ya?"

"Oh iya ini mau berangkat, tuh di belakang motor gw di parkir."

"Loh, kenapa gak lansung ke sekolah aja?"

Wakasa tersenyum lalu memberikan
kunci motor ke tangan Shin, yang di
beri merasa bingung lalu membuat
wajah dungu.

"Ha?"

"Yuk, berangkat bareng. Kau nyetir, kau selalu pengen punya motor kan?"

"A-, iyasih.."

Wakasa merangkul lengan Shin
sambil menariknya ke arah motor.
Shinichirou mau tak mau harus naik
dan sambil membonceng wakasa.

_______________________

"Halah, tai. Keluarga tai."

(M/n) mengebut dengan kecepatan
di luar nalar, akibat emosi yang ia
rasakan. alhasil, cara nya berkemudi
ugal ugalan seperti pengemudi liar
polisi sempat mengejarnya, namun
berhasil terkecoh.

"Hm?"

(M/n) kecepatan ia naik untuk
mengejar motor yang berisi 2 orang
Penumpang, saat sudah dekat ia melakukan drift dan memblokir
motor Shinichirou dan Wakasa.
mau tak mau, Shinichirou menge-rem mendadak.

"Gila, lu mau tabrakan!?"

(M/n) menatap dalam mata Shinichirou, lalu menegadahkan
lengan ke kepala motor.

"Turun."

"Ha?"

"Turun."

"Gua bilang, lu turun sekarang juga. Sano Shinichirou!"

Shinichirou merasa kesal dengan
perkataan semena-mena dari (m/n)
namun melihat kilatan api amarah
di netra gelap milik (m/n) membuat
mentalnya ciut, lalu menurut.

"Naik."

"Ha?"

"Naik ke jok gua, buruan."

"Lu siapa emang nya ngatur ngatur gw ?"

"Tai, naik aja susah banget lu, Naik, sebelum gua tabrak tu temen lu"

"....Jangan gila lu (m/n), yaudah gw naik"

Wakasa turun dari jok motor milik
nya, lalu segera menahan tangan shin
ia menatap tajam ke arah (m/n).

"Shinichirou kagak mau, gak usah di paksa. Lo emang nya siapa?"

"Gua."

(M/n) turun dari motornya, berjalan
ke arah Shinichirou lalu menarik tangan nya dan meraih kedua
pipinya dengan paksa lalu mencium
bibirnya.

"Gua pacarnya." -(m/n)

______________________
Jangan lupa vote, dan komen nya sayang. Adioss🗿____________
Tembus 15+ vote, next chapter~

⸻𝐏acaran?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang