H.

731 83 6
                                    

Pagi hari pun tiba semuanya bersiap untuk menikmati pemandangan alam
serta untuk catatan tambahan study
juga, [M/n] karna tak terlalu peduli
mau dia lulus atau tidak pun memilih
mengabaikan,ia lebih mentingin shin
dari pada bacotan penuh makna guru

"Diem deh [M/n], gw lagi sibuk nyatet!
Malah kek orang cacingan lu." Sarkas
Shin

[M/n] yang anaknya emang bandel
gatau adap bin non akhlak mah ga
peduli, biarin aja kelewatan catatan
toh yang nyatet dia.

"Gapeduli, gangguin lu lebih seru."

"Aduh, bangsat." Keluh Shinichirou

Akhirnya karna Shin udah cape batin
nurani hati, ia pun mengalihkan intensi ke arah [M/n].

"Lu mau apa ?? Buruan, gw sibuk !"

"Mau main sama adik kecil." Jawab
[M/n]

Shin sempat heran dengan ucapan
[M/n] lalu ia membelakkan mata
setelah menangkap maksud 'adik'
yang di ucapkan [M/n], pipinya
memerah lalu menabok pria mesum
di hadapan nya.

"Sedeng lo, [M/n]" balas Shinichirou

[M/n] tersenyum seringai menatap
Shinichirou yang salah tingkah, itu
membuat Shin risih.

"Ngapa lu senyum senyum gitu, anjir"

"Gapapa, aku cuman senyum ke kamu"

"Gausah, senyum lu mirip PK anjr"

(Pk : penjahat kelamin)

"Jahat banget, gua ganteng di miripin sama PK" balas lesu [M/n]

"Lu itu⏤

"[M/N], SHINICHIROU, kalian kalau mau pacaran tolong jangan di jam pelajaran! Keributan kalian menganggu aktivitas study."

Shinichirou yang ga terima di bilang
'Lagi pacaran sama [M/n]' pun nyaut
tapi takdir keknya dendam sama dia

"maaf ya bu, calon suami kecil saya memang tidak bisa diam hehe." -[m/n]

"NGIDE SUMPAH NI ANAK!" -batin Shin

"Wuuu, ciee cieee ada yang cinlok"

"Ciee cieee"

"Ciee ciee"

"BANGSAT BUAT LO SEMUA!" -batin Shin

"Sudah diam semuanya! Dan kamu Shin dan [M/n], kalau kalian ribut lagi, kalian ibu suruh ambil kayu!"

"Iya bu maaf" jawab [M/n] sambil tersenyum.

"Hadeh, anak jaman sekarang.." -keluh ibu guru.
_____________________ _________

Shinichirou dan [M/n] mulai bekerja
sama untuk tugas pembuatan kerajinan dari kayu, namun di sini
[M/n] sama sekali tidak berniat
membantu Shinichirou yang fokus
bak lagi ujian.

"Dari pada lu cuman nyender di punggung gw, bantuin gw kek."

[M/n] tak menjawab ia diam fokus
memperhatikan alat komunikasi kecil
hitam legam yang di berikan adiknya.

"Tumben lu diem."

"Iya iya, gua bantu."

[M/n] segera beranjak lalu berpindah
ke hadapan Shinichirou, lalu fokus ke
benda yang tengah menjadi tugas ia
dan Shin.

Hening tak ada yang membuka obrolan, dan itu membuat Shin canggung, karna biasanya [M/n]
membuat kegaduhan atau gurauan
hendak membuka mulut untuk
berucap namun kata kata tersebut
hilang seketika.

______________________ ________

Perjalanan berlanjut setelah tugas
di selesaikan, namun Shin malah
kehilangan jejak di tengah perjalanan
karna dia sibuk memperhatikan
keseliling nya.

"Waduh, gw ketinggalan. Mana udah jauh banget lagi, kemana coba mereka.."

Shin pun mulai berjalan kesekitar berharap dia akan menemukan
kembali rombongan, namun nihil
hasilnya dia tetap berada terjebak
di hutan.

"Anjir, gw kek muter muter doang, mana gw laper lagi ah, pake ketinggal lagi"

Lelah karna terus berputar putar, Shin memilih pergi ke arah utara
dimana ia melihat danau untuk
beristhirahat sejenak, ia duduk
di tepi danau sambil melempar
batu ke dalamnya.

"Hadeh, udah sore, ngantuk juga, malah tersesat"

Shin mulai jengkel, kenapa dia selalu
saja sial dan sial akhir-akhir ini? Ada
salah apa dia sama dunia? Kok sial
terus.

"Mana...banyak nyamuk lagi."

ia pun meringkuk sambil memeluk tubuhnya karna suhu dingin akibat menjelang malam.

15 menit kemudian....

Shin menyipitkan mata saat terdengar suara dari Air danau
ia pun menangkap sosok yang
sedang berenang mendekatinya
karna Shin takut ia adalah penunggu
danau, ia menyiapkan batu untuk di
lempar.

sosok itu naik lalu rambutnya mulai
terlihat dan⏤

BONK!

"AGH!"

Shin membelalak saat sosok tersebut
ternyata adalah sahabat yang baru ini
dekat dengan nya, Imaushi Wakasa.

"Loh, sa!?"

"Shin, ngapain di lempar batu gw?"

"Ya gw waspada lah, lu juga! Ngapain malem malem berenang di danau"

Wakasa naik ke tepian di bantu Shin
lalu terkapar di tanah seperti orang
lesu, Shin mengamati Wakasa.

"Gw tadi niatnya cuman liat liat danau dari bukit eh kepleset malah nyemplung berakhir deh gua nyoba berenang nyari tepian."

"Gila, dari bukit ampe sini? Jago juga lu berenang."

Wakasa melirik Shinichirou yang
tersenyum lalu menghela nafas
"Lu sendiri Ngapain di sini?"

"Gw ketinggalan rombongan, mana tersesat lagi."

Mendengar penjelasan Shinichirou
membuat Wakasa keheranan, karna
aneh aja gitu, Shinichirou bisa ketinggalan.

Shin menyadari tatapan heran dari
Wakasa lalu menghela nafas.
"Gw ketinggalan karna sibuk liat pemandangan."

..
...
.....

"HAHAHAHAHAHHA ANJIR BISA GITU HAHAHAHAHA" gelak Wakasa
merasa kalau alasan Shinichirou konyol.

"Diem napa! Lu juga sama kek gw, senasib jadi gausah ketawa ye lu."

"Hahahahahahhahahahahaha"

"Sa! Diem dong!"

______________________
beliau ini fujo nyengir ya🗿
_________tolong dukungannya!😊
♡ > ☆

:3♡♡♡♡

⸻𝐏acaran?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang