00

4.3K 364 122
                                    

"Kira-kira ada yang punya usulan untuk KKN dimana?" Kun sebagai ketua kelompok bertanya.

"Aku tidak ingin memberi saran. Aku pernah memberi saran untuk mengunjungi tempat dan itu malah....errr tidak cukup baik" Hanjis mengangkat kedua tangan nya dan melambaikannya, "aku ikut kalian saja"

"Jisung"

"Hah?"

"Apa yang kau pikirkan? Kita sedang rapat untuk membahas tempat KKN kita dan kau malah melamun" Kun menatap Jisung datar.

"A-aku tidak punya saran. Maaf karena tidak fokus" Jisung menunduk. Akhir-akhir ini ia memang sering melamun karena teringat dengan ucapan seseorang yang ia temui beberapa bulan yang lalu.

"Ya sudah, lain kali jika kau memang punya beban pikiran jangan sampai mengganggu berjalannya KKN kita. Jika memang punya masalah, segeralah berdamai dengan dirimu sendiri agar KKN kita ini berjalan lancar" tegur Kun.

Jisung mengangguk mengerti. Ia menghela napas panjang dan memejamkan mata untuk menenangkan pikirannya dan fokus dengan apa yang mereka bahas sekarang.

Brakkkk!

Tiba-tiba saja pintu ruangan tempat mereka mengadakan rapat yang semula tertutup kini terbuka kasar. Tidak ada angin dan juga tidak ada orang didepan pintu. Mereka saling bertukar pandang dan terdiam satu sama lain.

"Tidak apa-apa, anggap saja itu tadi jeda iklan sebentar" ucap Yangyang untuk mencairkan suasana yang tiba-tiba berubah tegang.

"Desa Tanjung Sari" celetuk Minho yang hanya menyimak sedari tadi.

Semua pasang mata menatap ke arah Minho. Tatapan Minho kosong dan wajahnya juga pucat seolah ia tidak baik-baik saja.

"Minho, apa kau sakit? Kau terlihat pucat" tanya Hanjis khawatir.

"Desa Tanjung Sari" ucap Minho lagi. Setelah berucap demikian pintu kembali tertutup sendiri dengan sangat kencang. Membuat mereka semua kembali terkejut.

"Baiklah, semua setuju kalau kita akan KKN di desa Tanjung Sari seperti yang dikatakan Minho?"

"Hah? Memangnya aku mengatakan apa?" bingung Minho.

"Bukannya kau yang menyarankan kita untuk KKN di desa Tanjung Sari?" Kun menatap Minho bingung.

"Kau ini pelupa apa bagaimana?" Sungchan yang duduk disebelah Minho menepuk-nepuk pundaknya.

"Aku merasa tidak mengatakan apapun" Minho mendadak bingung. Ia merasa ia hanya diam menyimak saja sedari tadi.

"Kenapa jadi horor begini sih?" Shotaro tiba-tiba merinding.

"Jujur saja aku punya trauma sendiri dengan yang namanya desa" ucap Hanjis yang diangguki oleh Shotaro dan Yangyang.

"Jadi, maunya kalian bagaimana? Kelompok lain sudah menentukan tempat KKN mereka dan hanya kelompok kita yang belum" Kun berkacak pinggang, menatap satu persatu anggota kelompoknya yang menundukkan kepala mereka.

"Baiklah jika tidak ada saran maka sudah diputuskan kita akan KKN di desa Tanjung Sari. Aku akan memberitahukan ini pada dosen pembimbing dan kita akan berangkat besok pagi"

"Apa kau yakin dosen pembimbing kita akan setuju dengan tempat ini?" Yangyang bertanya, ia tidak yakin dosen pembimbing mereka akan setuju.

"Aku akan berusaha membujuknya. Jadi, lebih baik kalian persiapkan diri kalian saja dan jangan bawa masalah pribadi ke dalam kegiatan kita ini nanti. Mengerti?"

"Mengerti" jawab mereka serempak.

Jisung menghela napas panjang. Jelas-jelas Kun menyindirnya tadi. Tetapi Kun benar, ia tidak boleh memikirkan hal yang mustahil untuk terjadi. Bertemu lagi dengan Jaemin? Itu mustahil.

Terror in Tanjung Sari Village [Mysterious Village season 2] [END]✅✅✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang