Chap 8

1.7K 267 59
                                    

Jisung mengerjapkan matanya saat sinar matahari pagi menusuk kelopak matanya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk dan membuka kelopak mata nya lalu mengucek nya pelan. Jisung menoleh ke arah jendela kamar mereka, mengernyitkan keningnya heran saat menyadari sesuatu yang aneh.

"Beomgyu, bangun" Jisung mengguncang tubuh Beomgyu untuk membangunkan sahabatnya itu.

"Apa sih Jie?" Beomgyu menggeliat risih dan membelakangi Jisung. Ia masih mengantuk dan sahabatnya itu bukannya berhenti malah semakin mengguncang tubuhnya brutal.

Dengan sangat terpaksa mau tidak mau Beomgyu membuka kelopak matanya dan merubah posisinya menjadi duduk lalu menatap Jisung datar.

"Malam tadi bukannya jendela kamar kita tertutup tapi kenapa sekarang malah terbuka?"

Beomgyu yang mendengar ucapan Jisung mengernyit heran, ia melihat ke arah jendela yang terbuka itu dan beranjak dari ranjang. Beomgyu melangkah menuju pintu kamar dan menarik kenop pintu itu. Ia mendadak heran, pintu kamar mereka masih terkunci dan tidak mungkin ada yang bisa masuk ke kamar mereka karena Beomgyu mengunci pintu itu dari dalam. Lalu siapa yang membuka jendela kamar mereka?

"Jie...kita tidak mungkin berhadapan dengan arwah lagi 'kan?" Beomgyu bertanya, ketakutan seketika menghampirinya. Ayolah, Beomgyu bahkan belum bisa melupakan kejadian horror di desa Misterius itu. Tidak mungkin ia siap menghadapi kejadian seperti itu lagi.

"Sebenarnya....dari awal kedatangan kita kemari aku sudah disambut oleh arwah yang merasuki Minho kemarin malam" ucap Jisung pelan namun terdengar jelas oleh Beomgyu.

Beomgyu berbalik menghadap Jisung, kedua matanya melebar sebelum kemudian melangkah mendekati Jisung yang tengah berdiri di dekat jendela membelakanginya.

"Kenapa kau tidak menceritakan apapun pada kami?"

"Aku tidak ingin membuat kalian khawatir. Kun benar, aku tidak boleh membawa masalah pribadi ku pada KKN kita. Aku tidak ingin jadi beban seperti dimasa lalu"

Beomgyu membawa Jisung untuk menghadap ke arahnya dan kedua tangannya menangkup kedua pipi mochi Jisung. Beomgyu menggeleng kecil dan menatap Jisung lembut.

"Jangan seperti itu lagi, Jisung. Jika kau punya masalah kau punya kami. Kau punya aku, Hanjis, Yangyang, dan Shotaro. Kita sahabat. Kau sudah kami anggap sebagai adik kami sendiri. Aku sudah berjanji pada orang tuamu untuk menjagamu selama kita KKN. Jika terjadi apa-apa denganmu, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri. Dan di masa lalu kau bukanlah beban, kau adalah seorang yang pemberani. Kau mengorbankan banyak hal untuk membebaskan kami dari desa keramat itu. Jadi jangan menganggap dirimu sendiri beban"

"Tapi aku jahat, aku membunuh seseorang yang melindungi ku dan mencintai ku dengan tulus. Dan sekarang aku mendapatkan karmanya, aku tidak bisa melupakannya" air mata Jisung jatuh. Rasa bersalahnya atas kejahatan yang ia lakukan di masa lalu membuat nya menutup hati. Tatapan kecewa Jaemin sebelum ia lenyap masih membayangi Jisung sampai sekarang.

"Jie...." Beomgyu menatap Jisung sendu sebelum kemudian memeluk Jisung dan membiarkan Jisung menumpahkan tangisnya di pundaknya.

"Kau akan menemukan kebahagiaan mu suatu hari nanti, Jie. Percaya padaku" Beomgyu menghibur Jisung, melupakan kejadian aneh tentang siapa yang membuka jendela kamar itu.

****

"Kita akan berpencar menjadi beberapa kelompok untuk tugas KKN kita. Aku dengan Yangyang"

"Dih! Sial!" Yangyang spontan mengumpat.

"Yeonjun dengan Beomgyu"

"Ayang kita satu kelompok" pekik Beomgyu sembari memeluk Yeonjun.

"Iya sayang, kita itu memang jodoh. Tidak akan pernah berpisah"

Terror in Tanjung Sari Village [Mysterious Village season 2] [END]✅✅✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang