Chap 2

1.9K 294 94
                                    

"Aku merindukanmu, Jaemin. Aku jatuh cinta padamu"

Deg!!

"Kau sepertinya mabuk" Jaemin mencubit pipi mochi Jisung dan mengacak lembut rambut Jisung, berlalu pergi meninggalkan Jisung yang terdiam ditempatnya.

"Pengakuan ku tidak diterima ternyata, cintamu tertolak Jisung. Selamat atas kegagalan cinta pertama mu" Jisung tersenyum paksa. Memperhatikan punggung Jaemin yang melangkah menjauh bersama anak-anak panti yang mengerubungi nya dan menariknya untuk bermain bersama mereka lagi.

"Kakak suka dengan kak Jaemin, ya?"

Jisung menghapus air matanya saat seorang anak kecil menghampiri dan menegurnya. Menampilkan senyum manisnya, Jisung menyejajarkan tubuhnya dengan anak kecil yang menatap polos ke arahnya.

"Kau tahu?" Jisung menatap lembut anak kecil yang berdiri didepannya itu.

"Tadi aku tidak sengaja mendengar kakak menyatakan perasaan kakak pada kak Jaemin" jawab anak kecil itu jujur.

Jisung tersenyum lalu menundukkan kepalanya, mengigit bibir bawahnya malu karena ada anak kecil yang menyaksikan ia baru saja ditolak.

"Kakak dulu pernah bertemu dengan seseorang yang mirip dengannya dimasa lalu tetapi karena ada suatu alasan kakak mengkhianatinya padahal kakak tahu dia sudah melindungi kakak. Dan setelah itu kakak dihantui oleh rasa penyesalan yang besar dan rasa bersalah. Kakak mulai sadar kalau kakak perlahan menyukainya setelah dia sudah tiada. Kakak orang yang egois dan jahat 'kan?"

"Kalau dipikir sekilas iya. Tetapi aku yakin kakak adalah orang yang baik. Ada suatu hal yang pasti membuat kakak terpaksa melakukan itu, dan orang yang kakak cintai itu juga pasti tahu kalau kakak terpaksa" anak kecil itu tersenyum, tangan mungilnya menangkup kedua pipi Jisung.

"Apa menurutmu kakak bisa mendapatkan cinta kakak lagi?"

"Ya, kakak pasti bisa mendapatkan cinta kakak kembali. Aku yakin"

"Terimakasih" Jisung tersenyum manis dan dibalas senyuman juga oleh anak kecil itu.

"Kak, dia sedang melihat kita"

Jisung menoleh ke belakang, mengikuti arah pandang anak kecil yang berbicara dengannya itu. Namun tidak ada siapapun yang Jisung lihat. Anak kecil itu masih memandang ke arah belakang Jisung membuat Jisung bergidik takut dibuatnya.

"Apa dia masih belum pergi?"

"Dia masih melihat kita. Sepertinya dia tidak suka dengan kedatangan kalian"

Jisung menoleh ke belakang lagi mencari sosok orang yang dimaksud anak kecil itu. Namun hasilnya tetap sama, ia tidak melihat siapapun di belakangnya.

"Kak, hati-hati" anak kecil itu berucap sembari matanya masih memandang ke arah belakang Jisung.

"Diana, apa yang kau lakukan disini nak?" seorang perempuan tua melangkah mendekati Jisung dan anak kecil itu.

"Oma, perempuan mata merah itu sepertinya marah" ucap anak kecil yang namanya Diana itu, menunjuk ke arah belakang Jisung yang tidak ada siapapun disana.

"Hush, jangan seperti itu Diana. Kau membuat kakak ini ketakutan dengan ucapan mu itu"

"Tapi aku tidak bohong Oma"

"Diana tadi kak Jaemin bawa banyak boneka, ayo datangi kamar kak Jaemin sana"

Diana tersenyum senang mendengar kata 'boneka', ia berlari untuk menemui Jaemin dikamar nya. Meninggalkan Jisung dan perempuan paruh baya itu berdua saja.

"Maafkan dia, dia memang sering ngelantur seperti itu. Maklum masih anak-anak. Kau rombongan mahasiswa yang ingin KKN di desa ini 'kan?" perempuan tua yang dipanggil Oma itu bertanya pada Jisung.

"Iya Oma, saya Jisung. Terimakasih sudah menerima kami disini" Jisung tersenyum.

Perempuan tua itu balas tersenyum. Ia mengusap kepala Jisung dengan tangannya yang sudah mulai keriput. Jisung bingung tetapi juga merasa nyaman dengan usapan perempuan tua itu di kepalanya.

"Seorang lelaki tampan telah kembali untuk cintanya. Ingin memulai kisah baru yang indah bersamamu. Jadi, kau tidak perlu merasa sedih" perempuan tua itu tersenyum lembut pada Jisung lalu melangkah pergi, meninggalkan Jisung yang terdiam ditempatnya memikirkan maksud perempuan tua itu.

Angin berhembus sepoi-sepoi membawa hawa yang tidak mengenakkan yang membuat Jisung bergidik. Tempat yang awalnya dipenuhi canda tawa itu berubah menjadi sunyi senyap dalam sekejap. Tempat yang awalnya indah dan tertata perlahan berubah menjadi kusam dan tidak terawat. Entah kenapa Jisung seperti merasa tengah berada ditempat lain.

Memandang sekitarnya, hanya rumput liar panjang yang terlihat. Jisung ingin berteriak tetapi lidahnya terasa berat  walaupun hanya untuk berucap sepatah kata saja.

Tidak lama rintihan tangisan seseorang terdengar di telinga Jisung. Sangat pilu dan menyedihkan. Hati Jisung ikut terenyuh, seolah dapat merasakan rasa sakit yang dialami oleh seseorang yang tengah menangis itu.

"Siapa sebenarnya kau? Dan kenapa kau menangis?" ucap Jisung setengah berteriak, ia tidak melihat siapapun dan hanya mendengar suara tangisan saja.

"Ku mohon tolong aku. Aku kesakitan"

Deg!!

Tap!!

Jisung menoleh cepat saat pundaknya ditepuk seseorang. Ia menghela napas lega saat melihat keempat sahabatnya berdiri dibelakangnya. Jisung memandang sekitarnya, tempat ini kembali seperti semula. Semua terlihat indah dan tertata, jauh berbeda dengan tempat yang ia lihat barusan.

"Aku tahu kau pasti sangat terkejut karena melihat seseorang yang mirip dengan Jaemin di masa lalu mu tetapi percayalah itu bukan dia. Kami tadi sempat berbicara dengannya dan dia tidak mengenali kami, dia dibesarkan di London bahkan dia menunjukkan identitasnya pada kami tadi. Jadi, kau tidak perlu takut lagi Jisung" ucap Beomgyu panjang lebar.

Jisung menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Beomgyu. Dengan ditemani Yangyang, Beomgyu, Hanjis, dan Shotaro, Jisung pun diantar ke kamar yang akan ia tinggali selama mereka KKN di desa ini. Panti asuhan ini sangat besar, jadi tidak heran tempat ini mempunyai banyak kamar kosong untuk ditinggali.

"Kau akan sekamar dengan ku. Sebenarnya masih banyak kamar kosong tapi aku takut tidur sendirian ditempat asing" ucap Beomgyu disusul tawa kecilnya kemudian.

Jisung menganggukkan kepalanya sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar itu. Ia meletakkan tas nya di dekat lemari pakaian, membuka jendela kamar itu untuk menghirup udara segar dari luar ruangan.

"Lalu bagaimana dengan Yangyang, Hanjis, dan Shotaro?" tanya Jisung.

"Kamar kita bersebelahan. Kamar ku diujung lalu disebelah kamar ku adalah kamar Yangyang, lalu kamar kalian dan kemudian kamar Shotaro" jawab Hanjis.

"Ayo kita temui yang lain, Jisung kau ingin ikut?" ajak Yangyang.

"Nanti aku menyusul, aku ingin ganti baju dulu"

"Baiklah, nanti susul kami jangan menghilang kemana-mana"

Jisung menganggukkan kepalanya sembari tersenyum kecil. Setelah keempat sahabatnya pergi, Jisung pun membuka baju yang dipakainya dan membuka tas nya untuk mengambil pakaian baru.

"Wow manis, sangat tidak sopan mengganti baju tanpa menutup pintu"

Jisung terperanjat dan refleks menyilang kan kedua tangannya di depan dada nya saat melihat Jaemin berdiri di  di muka pintu dengan tangan yang terlipat di depan dada dan menatap kearahnya.

"Ma-maaf"

"Tidak masalah, lain kali jangan diulangi. Kunci pintu kamar mu karena predator ada di mana-mana"

Deg!!













TBC.....................................................



Kalau sudah rame, bilang Ria. Agar Ria semangat lanjutin booknya.

See you next chap

Salam hangat dari Semenya Jisung

- Ria



Terror in Tanjung Sari Village [Mysterious Village season 2] [END]✅✅✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang