Chap 23

1.4K 219 36
                                    

Chanyeol melangkah menyusuri hutan. Beruntung ada sinar rembulan yang memberikan sedikit cahaya sehingga ia masih bisa melihat jalanan di depannya. Maniknya sambil memperhatikan sekitarnya, berjaga-jaga jikalau ada satu hal yang takutnya akan menyerangnya. Langkahnya terkesan hati-hati, perasaan heran menyelimuti, entah hal apa yang membuatnya berakhir ditempat seperti ini.

"Papa, tolong"

Chanyeol berhenti sejenak saat mendengar suara lirih Jisung di dekat nya. Ia mengedarkan  pandangannya ke sekitarnya mencari keberadaan anak semata wayang nya itu.

"Jisung, kau dimana sayang?" Chanyeol setengah berteriak, berharap Jisung mendengar nya dan menjawabnya.

"Papa, tolong"

Lagi, kalimat Jisung masih sama. Jisung meminta pertolongan padanya. Namun sulit bagi Chanyeol menolong Jisung saat ia tidak mengetahui dimana Jisung berada sekarang.

Heran. Hanya suara lirih Jisung yang terdengar namun tidak dilihatnya Jisung berada disekitarnya. Padahal seharusnya Jisung tidak berada jauh darinya jika suara lirihnya itu saja terdengar.

"Nak, papa tidak melihat mu. Dimana kau, Jie?" Chanyeol bertanya lagi.

Namun berbeda dengan sebelumnya, kali ini suara Jisung tidak terdengar. Chanyeol kembali melangkahkan kakinya sembari menunggu Jisung berkata lagi.

Sesaat kemudian langkah Chanyeol terhenti ketika melihat Jisung berdiri tidak jauh darinya. Wajahnya tampak pucat dan ia tersenyum pada Chanyeol sembari melambaikan tangannya seolah memanggil Chanyeol untuk mendekatinya.

Tanpa berpikir lagi Chanyeol segera berlari menuju ke arah Jisung. Ia terkejut saat melihat wajah anaknya itu yang sangat pucat seolah tidak ada tanda-tanda kehidupan padanya.

"Kenapa kau seperti ini, nak?" Chanyeol memegang kedua lengan Jisung dan terkejut saat merasakan betapa dinginnya tubuh anaknya itu.

"Kenapa papa membohongiku? Kenapa papa tidak bilang yang sebenarnya?" suara lirih Jisung begitu menyayat hati. Seolah memendam luka yang mendalam di dalam batinnya.

"Papa tidak mengerti dengan yang kau ucapkan, sayang. Berbohong apa maksudmu?" Chanyeol sungguh tidak mengerti dengan maksud pertanyaan Jisung.

Jisung tersenyum ngeri dan detik kemudian tubuhnya melayang  di udara dan berubah menjadi sosok hantu perempuan yang menyeramkan.

"Aku akan mengambil anakku!!!"

Deg!!

Chanyeol membuka matanya dan terbangun dengan tubuh penuh keringat. Chanyeol merubah posisinya menjadi duduk dan mengucek kedua matanya untuk menyesuaikan pandangannya dengan cahaya yang masuk menembus jendela kamarnya. Dilihatnya jam weker nya yang menunjukkan pukul 7 pagi dan kemudian dilihatnya di sampingnya, tidak ada Baekhyun disampingnya.

Memilih beranjak dari kasurnya, Chanyeol melangkah menuju kamar mandi untuk mendinginkan kepalanya dibawah guyuran shower. Baru saja menutup pintu kamar mandi, Chanyeol terkejut. Sesaat setelah ia berbalik menghadap cermin ada bayangan hantu perempuan yang sangat menyeramkan berdiri di belakangnya. Dilihatnya ke arah belakangnya tidak ada siapapun disana dan saat ia kembali menghadap cermin bayangan hantu perempuan itu tidak ada lagi. Namun ada yang lebih mengherankan, adanya tulisan berwarna merah darah yang ada di cermin yang entah sejak kapan ada disitu.

"Selamatkan sebelum terlambat" gumam Chanyeol membaca tulisan di cermin itu.

"Apa maksudnya?"










Jisung terbangun dengan perasaan takut. Ia memandang sekitarnya dan menemukan dirinya sendiri telah berada di dalam kamar miliknya dan Beomgyu. Keringat membasahi tubuhnya dan perasaan bingung tiba-tiba memenuhi pikirannya.

Terror in Tanjung Sari Village [Mysterious Village season 2] [END]✅✅✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang