Chap 24

1.4K 217 35
                                    

"Kak Jisung, bangun kak"

Jisung membuka kelopak matanya perlahan saat mendengar seseorang memanggilnya. Jisung merubah posisinya menjadi duduk dan melihat ada Diana yang duduk ditepian ranjangnya.

"Diana, kenapa kemari?"

"Kata kak Yangyang, kak Jisung belum bangun sejak kemarin. Oleh karena itu aku kemari untuk menjenguk kakak dan untung lah kakak sudah sadar sekarang"

Jisung mengerutkan kening. Ia bingung mendengar perkataan Diana. Apa benar ia tidak sadar dari kemarin? Lalu pertemuannya dengan Jaemin apakah hanya mimpi?

"Kakak baik-baik saja?" Diana memegang tangan Jisung dan itu menyadarkan Jisung dari lamunannya.

"Diana tidak sedang bercanda 'kan?"

Diana menggeleng. Melihat itu Jisung pun mengurut keningnya. Semenjak tinggal di desa ini membuat Jisung sangat sulit membedakan yang mana mimpi dan yang mana yang nyata. Semua membingungkan bagi Jisung.

"Kak Jisung tidak sadar dari kemarin karena roh kakak tidak berada di raga kakak. Kakak berada di dunia lain" jelas Diana yang membuat Jisung semakin bingung.

"Kakak ditemukan pingsan ditengah hutan oleh kak Jaemin bersama kak Beomgyu, kak Yangyang, kak Hanjis, dan kak Shotaro. Lalu paginya warga juga menemukan mayat pak Damar yang mati secara mengenaskan. Memangnya apa yang kakak lakukan malam-malam di dalam hutan angker itu?"

"Diana, kakak melihat ada rumah di dalam hutan itu. Apa Diana tahu itu rumah siapa?" Jisung mengabaikan pertanyaan Diana dan balik bertanya saat ia ingat tentang rumah di dalam hutan itu.

"Tahu. Itu rumah Elisabeth dan kedua orangtuanya. Tidak ada yang berani masuk kesana"

"Tapi kakak melihat ada seorang wanita tua yang dipasung di dalam rumah itu. Siapa dia?"

"Kakak sudah masuk ke dalam rumah itu?" Diana menatap Jisung dengan ekspresi terkejut.

"Iya, kakak masuk ke dalam sana. Awalnya malam itu kami pergi berlima ke dalam hutan. Kakak, Beomgyu, Yangyang, Hanjis, dan Shotaro tapi kemudian kami terpisah. Kakak tidak tahu tapi tiba-tiba kakak sendirian masuk ke dalam rumah itu. Dan disitu ada 2 pria yang tengah menyiksa wanita tua itu. Kakak heran, bukankah katanya ada larangan untuk keluar rumah jika hari menjelang malam tapi kenapa mereka keluar?"

"Kakak sendiri sudah diberitahu kenapa dilanggar?"

Deg!!

"So-soal itu--"

"Kakak tidak berubah ya? Selalu penasaran terhadap satu hal tanpa berpikir itu akan membahayakan nyawa kakak sendiri"

Jisung tanpa sadar menunduk. Kalimat Diana menghantamnya sehingga membuatnya teringat kembali dengan kejadian di desa misterius itu.

"Kakak hanya ingin lepas dari semua ini. Kakak tidak ingin meminjamkan tubuh kakak sebagai tempat Elisabeth membalas dendam nya"

Diana memeluk erat boneka beruang nya saat mendengar ucapan Jisung. Ia menatap lama wajah sendu Jisung. Dari raut wajah Jisung, Diana tahu. Ada luka yang sangat dalam yang tersimpan jauh didalam sana.

"Lalu bagaimana selanjutnya? Apa yang kakak ingat di rumah itu lagi?" Diana mengubah pembicaraan mereka.

"Setelah itu kakak ketahuan dan salah satu pria itu ingin membunuh kakak. Kakak tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas tetapi yang pasti pria itu mengatakan kakak mirip dengan Elisabeth dan menuduh kakak anaknya Elisabeth. Saat dia ingin melukai kakak, kakak berhasil kabur dan si Damar itu mengejar kakak dan setelahnya kakak tidak ingat apa-apa lagi"

Terror in Tanjung Sari Village [Mysterious Village season 2] [END]✅✅✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang