25

458 60 5
                                    

Kini andri ,Fenly , Gilang dan Riki menungu di depan ruangan oprasi sudah 1jam lebih dokter tak kunjung keluar dari sana ,

Kini andri terpukul atas kejadian beberapa waktu tadi ia syok melihat anak bungsu nya yg berlumuran darah karna menolong nya ,

" Andri Lo bodoh ," maki diriya sendiri
" Harusnya yg kena tembakan dan lemparan batu itu Lo kanapa Lo biarin anak Bungsunya yg kena " ucap nya. Lagi dengan memukul kepala nya bruntal dengan Isak tagis yg meyegat ,

Fenly yg melihat itu pun tak bisa tingal diam lalu ia mengapiri ayah nya itu

" Yah udah " ucap Fenly dengan menahan tangan Andri untuk setop memukul kepalanya sendiri

Andri menegok ke atas ia melihat anak sulungnya dg mata merah dan lembab

" Fen maafin ayah " ucap andri yg langsung memeluk Fenly

Fenly mati Matin menahan tangis di hadapan ayah nya

" Sudah yah ini semua takdir "

" Engak fen kalu ayah dengerin omongan kamu semua gak akan terjadi "

" Yah dengerin fen yah , ayah stop! Menagis! nanti aji sedih kalu tau "

Clek

Suara bukak an pintu terdengar sontak Riki dan Gilang langsung menghampiri dokter .

Dokter pun keluar dengan baju oprasi lalu melepas masker nya ,

" Huffff" dokter mengelanafas berat lalu mentap orang2 yg di hadapan nya ini

"  Gimana keadaan anak saya dok"

" Alhamdulillah operasi berjalan dengan lancar tapi_

" Tapi apa dok" ucap Fenly kali ini dengan kawatir

" Pasien koma "

Deng

Bagai hati di hujang batu kala mendegar penuturan itu

" Boleh kami lihat aji nya dok?" Tanya Riki

" Maaf kalini belum bisa kami akan memindah kan pasien ke ruangan ICU yg dimana tidak boleh orang yg jenguk selain petugas untuk mempercepat pemulihan pesien "

" Tapi dok itu anak saya masak gak boleh di jenguk"

" Maaf sekali lagi kali ini belum bisa "

" Kalo gitu saya pamit karna masih ada pasien yg saya tagani "

" Baik dok" ucap Gilang

Selang beberap menit para suster mendorong bangkar Fajri yg dima Fajri terbaring tak berdaya

" Stop " cegah Andri

Mau tak mau para suster itu pun menuruti perintah Andri utuk berhenti sebentar

" Aji" pangil Andri gemetar dengan megusap wajah damai Fajri yg tertidur pulas

" Aji ma_rah ya sama ayah hemm. Jangan tidur lama lama yah! Ayah kangen sama anak bungsu ayah ini "

Andri mengegam tangan Fajri yg bebas dari infus lalu ia mencium tangan anak nya itu setelah itu mencium kening Fajri yg sudah di lapisi bayak berban

" Dek" pangil Fenly dengan menahan cairan bening itu supaya tak keluar

" Jangan lama2 ya tidur ya! , Sekarang ayah udah sayang sama aji lagi mangakaya cepat2 Bagun supaya kita bisa kumpul lagi yg aji pengen" ucap Feny dengan menangup wajah ya di bangkar Fajri

" Maaf pasien harus secepatnya di bawa ke ruwangan "

.............................

Shandy kini menatap tubuh bongsor adik nya itu yg kini sedang tergulai lemas di ranjang pesakitan , dan tak lupa juga nasal canula yg sudah tertata rapi di hidung nya ia sedih yg tiba2 adik nya pingsan setelah melihat tubuh fajri berlumuran darah seketika asma ya kamuh enta mengapa ,

Ia masih setia menugu adik nya Bagun dari pingsan nya ,

"A_ Abang" pangil Fiki lirih

Sontak yg semulaya ia menaruh kepala nya di bangkar adik nya langsung mengakat kembali kepalanya ,

" Alhamdulillah Fik Lo udah sadar ,gw pangil dokter dulu ya"

Sebelum Shandy beranjak dari tempat nya Fiki lebih dulu menahan tangan nya

" Abang di sini aja" ucap nya lirih dengan memohon

" Ya udah Abang disini Fiki mau apa ? minum?"

Fiki hanya menguk

Sebelum Meraih gelas berisi air itu tanganya Fiki mau melepaskan nasal canula itu dari hidung nya tapi di tahan ole Shandy

" Jangan di lepas nanti sesek lagi"

" Tapi bag fiki gak suka"

" Fik tolong ini demi kebaian Lo juga"

" Ya"

Lalu Shandy membatu Fiki untuk minum , setelah selesai minum

" Bang gimana ke adaan aji"

" Abang belum tau Fik nanti ya kita tanya ke Fenly "

" Sekarang aja "

" Dek"

Fiki kaget dengan pangilan itu sudah lama ia tak mendengar Shandy memagil dengan embel-embel dek

" Ya oke nanti"  pasrah Fiki

" Bang mama sama papa mana?"
Sandy diam dengan pertanyaan adik nya ini karna ia sudah mengabari kedua orang tua nya tapi tak ada respon sama sekali ,ia harus apa supaya adik nya ini tak saikit hati larna mama papa nya tak ada kabar.

" Kok diem si bang? Ah iya paling mama papa sibuk ya ? Sampai2 anak sakit GK tau"

" Enggak kok mereka lagi di perjalanan menuju sini" bohong Sandy

.......................

" Zwit nak ayok makan biar cepat sembuh" ucap Arini dengan kasih sayang

"engak ma Soni gak mau makan sebelum aku di kasih ijin sama papa untuk jeguk sahabat aku"

" Iya boleh tapi harus sembuh dulu ya badan kamu masih panas Lo itu juga pingung kamu masasih memar"

" Soni udah sembuh ma,. " Ucap soni tegas 

" Son_ Soni gak bisa diem aja ke2 sahabat sini masuk ruma sakit apa lagi aji, Soni gak mau kegilaan sahabat2 Soni ma" ucap lirih soni kali ini

Arini yg melihat anak ya menagis pun tak tega dengan nya

" Sudah ya jangan nagis ,mama janji deh setelah Soni mau makan dan minum obat mama anter kamu ke RS jeguk sahabat2 kamu "

" Bener"

"Iya asal Soni harus makan dan minum obat"

" Kalo nanti papa marah "

" Gak balakan marah kalo demi kebagian kamu" ucap Wijaya di arah pintu

" Papa" pangil zwitson

Lalu Wijaya mengapiri anak semata wayangnya itu Dengan senyuman .

Lalu zwitson pun langsung memeluk Papaya

" Makasih pa Soni sayang sama papa deh'

" Oh gitu mama engak nih"

"  Mama juga"

Lalu mereka pun berpelukan

.....................

"DOKTER PASIEN ANFAL"













Hai guys maaf ya baru up 🙏

Segini dulu ya

Maaf kalo ada typo ya maklum ngetik nya jam 12 malam sampai jam 2pagi kan fre ku di jam segitu🤗

Makasih yg udah baca sampai disini

Makasih banyak banyak ke kalian 

Love you guys 💜💙

Jangan lupa untuk follow vote komen 🤗

Supaya author semangat utuk nulis cerita ini

Kalo semisalnya ini udah mau end kalin mau Heppy ending apa sed ending
Comen  ya 🤗





kuatkan aku #Un1ty (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang