Good Looking and Rich Privilege

3.9K 263 11
                                    

"Woi oper sini bolanya!"

Bugh!

"Eh dia mimisan! cepet bawa ke UKS!"

"Jeno sih nendangnya kencengan"

"Ya maaf, habisnya dia culun bet sih!"

Jenovan yang kerap disapa Jeno memiliki pesona wajah tampan serta termasuk orang yang kaya raya. Tidak disangka bila seluruh murid jarang ada yang memarahinya karena itu tadi.

"Jen, suruh ke UKS katanya"

"Dih!"

Jeno menghentakkan kakinya sembari berjalan ke UKS dengan wajah cemberut. Dia juga tidak sengaja mengapa disuruh ke tempat orang sakit seperti ini. Lagi-lagi ia melihat name tag bernama Mark itu yang selalu mengganggu kesehariannya.

"Jeno kan tadi ga sengaja nendang nih, tolong dulu ya obatin Mark. Bu Dewi mau ambil online food ke depan."

"Oke bu"

Jeno melihat Mark yang menunduk sambil memainkan jemarinya. Dia hanya mendecih lalu melemparkan kapas ke wajah Mark.

"Obatin sendiri gosah manja, gue bukan babu lo. Dah lah mending ngegame"

"J.. jeno tunggu! mau ga ke toko game baru?"

"Gue? gak dulu, yang ada suruh jajanin lo."

Mark mengangguk kemudian beranjak ke arah cermin untuk mengobati dirinya. Disitu Jeno sudah pergi dari ruangan. Mark hanya menghela napasnya, apa seperti ini mau berteman dengan orang kaya?

Hari ini kelas 11 kedapatan mapel biologi, Pak Cahya memberikan tugas kelompok dan membaginya secara acak.

"Sial! gue kok sama Mark sih?"

"Hahaha kasian kerkom bareng si culun"

Kelompok Jeno;
1. Mark
2. Jenovan
3. Lucas
4. Saerom
5. Minnie
(Sorry kalau salah ketik)

"Jadi tugas kali–

"Pak, mau ganti kelompok!"

"Tidak bisa Jeno."

"Ck"

Mark yang duduk di sudut ruang kelas hanya bisa tersenyum secara sembunyi karena dia bisa sekelompok dengan Jeno. Mungkin Mark tertarik dengan laki-laki sombong itu.

"Woi culun, ntar kerkom di rumah gue, jangan malu-maluin!"

"O.. Oke!"

Jeno memutar bola matanya malas melihat tingkah Mark yang sedikit bodoh bagi Jeno. Dia memberikan semua tugas ke Mark agar membawanya ke rumah. Mark tidak keberatan asalkan satu kelompok dengan Jeno.

★★★

"Ini tugasnya beneran nyari belalang di kebon kek gini? dih ogah banget."

"Mark lu sono cari."

Lucas mendorong Mark untuk masuk duluan ke rerumputan. Jeno melihat sekeliling rumput dan kemudian tersenyum kecil. Tiba-tiba Jeno mendorong Mark hingga tersungkur ke sumur kecil. Untungnya sumur itu tidak dalam, menurut Mark.

"Aah!"

"Aduh maaf Mark gue ga lihat."

"Hahahah apasih Jen ngakak, si saerom ampe mukulin gue"

"Gapapa Jen," Mark mencoba naik ke daratan dan celanannya penuh dengan lumpur. Semua melihat Mark dengan tatapan jijik. Apalagi Jeno yang menatapnya sembari menutup hidung.

"Udah yuk balik. Mark lo kerjain aja ya, soalnya udah sore."

"Iya yuk rom, kita kan mau nyoba supermarket baru."

"Oh iya Jen gue juga ada les private"

Mark memiringkan kepalanya lalu menghela napasnya perlahan. Dia juga memunguti peralatan yang jatuh di sekitar sumur. Saat dia kembali, semuanya telah meninggalkan Mark sendirian disitu dan hari sudah sore.

Mark pulang dengan sepedanya, ia mengayuh sepeda itu dengan celana bagian bawah yang terkena lumpur.

"Eh Mark udah pulang, tadi gimana kerja kelompoknya?"

"Asik kok, bunda masak apa?"

"Ini, sup kimchi. Maaf ya Mark, bunda belum bisa beli wagyu.."

"Okayy, ini lebih enak!"

Mark tersenyum menatap ibunya yang terlihat lelah bekerja untuknya. Walaupun Mark tidak sebanding dengan teman-temannya, setidaknya dia pintar di kelas. Itu salah satu kunci keberhasilannya.

"Jenovan..."

Mark tersenyum melihat postingan sosmed milik Jeno, dia sangat menyukai paras Jeno yang indah. Tapi balik ke awal dia merasa dirinya memang tidak sebanding, apa yang harus diperjuangan?

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Crush [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang