Jealousy

2.2K 221 13
                                    

Hari ini Mark akan membalas budi untuk Jeno karena telah mempersilahkan dirinya untuk makan bersama keluarga besar itu. Mark membawa sekotak kue coklat dan menaruhnya di dalam loker Jeno.

Tidak lama berselang Jeno datang dan membuka lokernya. Ia sedikit terkejut dengan adanya hadiah aneh yang terdapat sticky note bertuliskan "Terimakasih" disitu.

"Apaan sih ini, cas makan deh"

"Widih makan gratis"

Dari kejauhan Mark bisa melihat bagaimana pemberiannya telah disia-siakan begitu saja. Mark mengepalkan kedua tangannya untuk menahan emosi.

"Kak Mark?"

"E..eh Ren, kenapa?"

"Kan minggu depan aku mau ikut olimpiade sains, aku mau... Kak Mark ajarin bisa?"

Mark mengangguk setuju bila ada yang ingin meminta bantuannya untuk bidang pelajaran. Ren atau Renjun tersenyum puas lalu pergi setelah mengucapkan kalimat terimakasih kepada Mark.

Koridor di sore hari saat pulang sekolah memang sepi, kecuali ruang musik yang terlihat ramai. Mark melewati gudang olahraga, namun berhenti sejenak dan menoleh ke sumber suara disana. Dia bisa mendengar suara desahan kecil yang tidak lain seperti suara Jeno.

"Mnnhh.. cepetan.."

Mark mengumpulkan keberaniannya untuk melihat ke kaca buram pintu gudang itu. Disana dia dapat melihat bagaimana kakak kelasnya, Malveric, menyetubuhi Jeno. Bahkan raut wajah Jeno yang juga menikmati di setiap gerakannya.

Mark memundurkan badannya lalu berlari ke parkiran sepeda. Jantungnya benar-benar sangat tidak stabil ditambah melihat kejadian di gudang. Dia mengendarai sepedanya perlahan agar konsentrasinya tetap terjaga. Mungkin dirinya kali ini sedang patah hati, apa yang harus dia lakukan? dia begitu menyukai Jeno yang manis itu.

Tiba di sore hari sangat melelahkan dan Mark akan langsung membersihkan diri. Setelah acara bersih-bersih, ia terduduk di kursi belajarnya. Kehilangan semangat belajar sangat tidak enak bagi Mark. Lagi-lagi notifikasi ponselnya berbunyi di waktu yang tidak tepat.

Jenovan
lo gmn sih kan ke rumah gw!

Mark
Gabisa Jen

Jenovan
rumah lo pengen digusur ya?

Mark
Oke bentar

Mark mengusap wajahnya kasar dan menyambar jaket serta tasnya. Dia harus mengajari Jeno lagi walaupun suasana hatinya sedang buruk.

Ketika Mark sampai pun Jeno langsung mempersilahkan Mark untuk masuk ke kamarnya. Dia menyuruh Mark duduk dibawah yang telah disiapkan meja pendek.

"Mark, jadi pacar gue mau?"

"Gabisa"

Jeno melayangkan tamparan ke pipi mulus Mark hingga memerah. Yang ditampar hanya bisa mengusap pipinya perlahan.

"Jangan sosoan nolak, terima aja napa sih?"

"Iya gue terima."

"Gitu kek" ucapnya dan kemudian Jeno kembali fokus ke ponsel, sedangkan Mark tetap menjelaskan materi pelajaran hari ini juga mengerjakan tugas milik Jeno yang menumpuk banyak.

"Jeno, udah selesai."

"Oke, pulang sana"

Mark beranjak pergi dari kamar Jeno tanpa sepatah kata apapun. Berharap Jeno bisa memahami apa yang ia jelaskan walaupun tidak digubris sama sekali. Jarak rumahnya dengan Jeno hanya berbeda komplek saja. Jadi Mark tidak akan kelelahan jika menaiki sepeda.

My Crush [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang