Nightmare or Peace?

1.8K 156 0
                                    

typo everywhere [17+] harsh words, blood.

"Mark kamu kemana aja? bunda nyariin kamu kemana mana kirain diculik!"

"Siapa yang mau nyulik Mark hehehe..."

Ibunda Mark hanya menggelengkan kepalanya pelan, lalu mengurusi kembali pakaian di koper. Dia membukakan tudung saji makanan sejak tadi agar Mark dapat segera menyantap masakan Ibunya.

Mark menatap heran kepada sang Ibu. Mengapa terlihat sibuk memberesi koper? Apakah ada pindah?

"Bunda, kenapa beresin koper?"

"Bunda mau ketemu ayahmu."

"Beneran?? Mark ikut ya?"

"Mark sini aja ya? Bunda janji bawa ayah kamu ke hadapanmu seminggu lagi." Seketika wajah Mark menjadi murung lalu melanjutkan aktifitas makannya. Mark penasaran tentang wajah ayahnya yang sekarang.

Malam ini ia teringat kembali kejadian kemarin bersama Jeno di kamar hotel. Apa yang harus ia lakukan? bertanggungjawab kah?

Jeno membuatnya semakin gila. Mengapa anak itu menyukainya di saat Mark ingin move on. Sebuah notifikasi dari Jeno membuat Mark buyar dari lamunannya.

Jeno
Mark
bang jaehyun mw ktemu lo bsk

Mark
buat?

Jeno
liat aja bsk

Mark mengernyitkan dahinya bingung karena tiba-tiba saja kakak pertama Jeno akan menghampirinya setelah sekian lama tidak melihat wajah itu.

Mau tidak mau Mark menurut saja. Toh besok hari libur, jadi Mark ada di rumah sementara bundanya pergi menemui ayah.

"Bun, engga lama kan perginya?"

"Engga Mark sayang. Kamu baik-baik ya disini, bunda titipin kamu ke Doyoung. Kalau ada apa-apa bisa bilang ke bunda atau Doyoung, oke?"

"Oke.." Mark mengangguk malas kemudia kembali ke kamarnya, memainkan ponsel sampai ia terlelap.

★★★

"Bunda hati-hati ya?"

"Amin, semoga aja bunda sampai dengan selamat. Ah! Itu mobilnya udah dateng. Berangkat dulunya Mark.." bunda Mark memeluk anak satu-satunya itu dengan erat, mengecupi seluruh wajah tampan Mark, lalu meninggalkannya dengan lambaian serta senyuman menenangkan.

Mark kembali sendiri.

Mulai dengan makan sarapannya, membereskan rumah, serta menonton televisi, Mark merasa sendiri.

Seseorang tengah mengetuk pintu rumahnya membuat Mark terjaga seketika. Mark bisa mendengar suara Jaehyun memanggil namanya. Dengan segera saja Mark membukakan pintu rumah untuk mereka.

Bugh!

Tidak sesuai ekspetasi justru Mark diberi pukulan di pipinya. Seketika sudut bibir pemuda itu mengalirkan darah dari luka akibat pukulan Jaehyun.

"Bang??" Mark mengusap bibirnya dan bangkit kembali untuk memastikan itu Jaehyun atau bukan. Ya memang benar itu Jaehyun. Jeno sempat menengahi namun Jaehyun menyuruhnya untuk diam.

"Lo. Bejat banget Mark sampe berani hamilin adek gua!" Mark menaikkan satu alisnya tidak percaya.

"Kita baru lakuin itu kemarin bang.."

"Kaga usah ngelak. Bilang aja lo gamau tanggungjawab!"

Mark menatap Jeno yang tengah meliriknya dengan tatapan tidak bersalah. Apa yang dimaksud Jeno kali ini?

"G.. gue bakal tanggungjawab"

"Awas ya lo Mark. Gue tandain muka lu."

"Tapi emangnya lo ada bukti?"

Jaehyun melemparkan kertas laboratorium tempat Jeno memeriksa kandungannya. Disitu Mark menutup mulutnya tidak percaya. Baru saja sehari melakukan itu dapat membuat Jeno hamil?

"Gue cabut, gamau tau lo besok ke rumah buat nikahin adek gue."

"Oke gue bakal tanggung semuanya"

Jaehyun menggandeng tangan Jeno dan pergi begitu saja karena emosi. Mark harus tanggungjawab walaupun ini membingungkan. Apa yang harus ia katakan kepada ibunya kalau dia baru saja menghamili anak orang? sungguh tidak wajar sehari saja bisa membuat anak orang hamil.

Apakah ini masuk akal? tidak.

Tetapi tes kehamilan ini sangat akurat menurut Mark, tidak bisa dipalsukan. Bahkan data biologi Mark tercantum lengkap disitu.

Karena Mark mencintai Jeno, apapun akan ia lakukan termasuk menikah. Lagi pula ini salahnya yang juga terbawa nafsu Jeno dan bukannya berhenti.

"Halo Ryu"

"Kenapa lu? Enakan habis ngewe sama doi? Hahahah"

"Diem. Katanya Jeno hamil anak gue.."

"HAH!? SERIUSAN LO? padahal lo.. wah jangan-jangan lu udah ngehamilin dia berbulan bulan kan?"

"Sumpah engga Ryu."

"Kok aneh ya? gue bakal bantu lo kok."

"Makasih, tadi gue mau nanya itu, ternyata lo peka"

"Iyalah gue peka, emang lo! dah ah gue mau lanjut turu"

"Hmm good night"

Mark membanting ponselnya di kasur lalu terduduk sambil menjambak rambutnya sendiri. Di sisi lain ia bahagia bisa bersama Jeno, namun sisi lainnya dia harus menerima kenyataan sebagai seorang papa muda.

Setelah menarik napas dalam-dalam, dirinya pun tenang kembali. Mark tau dia pintar segala hal, namun kali ini ketidak masuk akalan itu membuatnya tunduk.

"Gue yakin Jen. Gue yakin bisa jagain lo, jangan remehin gue lagi kali ini."

Mark membanting badannya; mengusap wajahnya kasar dan menatap langit-langit kamarnya dengan termenung.

"Maafin Mark, bunda.."

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Crush [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang