Wrong Answer; kinda nsfw

1.7K 133 5
                                    

typo everywhere, [🔞], psychopathic.

"Mhm.. Mark? belom tidur—

Napas Jeno tercekat saat Mark menaruh sebilah pisau di pahanya. Dinginnya besi yang menempel di paha membuat Jeno tidak bergeming sama sekali. Mark memijat pelipisnya yang mulai berdenyut.

"Mark.. kamu mau bunuh aku?"

"Iya. Kamu tau ga? aku selama ini tahan apa yang kamu lakuin ke aku, bully aku kaya gini itu, merendahkan harga diri, aku tetep setia cinta sama kamu. Tapi ini balasanmu?"

"Kalau soal membully aku udah minta maaf ke kamu Mark. Aku minta maaaf banget. Tapi balasan apa lagi?"

"Kamu engga hamil anak aku."

Mark mengeluarkan cairan bening dari ujung matanya yang mengalir ke pipi. Jeno memeluk pinggang Mark, menenangkan pria itu agar tidak terbawa emosi.

"Ini anak kamu Mark. Ini anak ka— ahk!"

Mark menjambak rambut belakang Jeno yang memanjang. Lalu mencium bibir manis Jeno dengan sangat brutal. Jeno mendorong tubuh itu hingga punggung Mark bertemu tembok.

"Jeno, kamu tau kan? aku makin gasuka dibohongin."

"Aku engga bohong..."

Jeno meraih punggung Mark lagi lalu menekan pundaknya agar duduk di sisi ranjang. Jeno mulai melepaskan celana Mark serta miliknya. Pria manis itupun duduk diatas paha Mark dan juga memasukkan penis Mark ke dalam lubangnya yang hangat.

Mark menggeram tertahan kala merasakan sempitnya lubang Jeno. Miliknya terjepit kuat.

"Hahh.. mmnn Mark.." Jeno meremat pundak suaminya dengan erat sembari mendongakkan kepalanya. Ia bergerak dengan sangat cepat.

Mark yang mulai turn on akhirnya menggerakkan pinggangnya juga secara berlawanan. Jeno sudah tidak tahan lalu mengeluarkan cairan orgasmenya begitu saja dan diikuti dengan Mark.

"Ughh.. that's a lot"

"Mhm.."

Mark merebahkan badannya, ia tidak peduli bagian bawahnya belum tertutup. Ia lelah dan ingin segera tidur. Jeno juga merebahkan badannya di samping Mark.

★★★

Pagi hari ini, Jaehyun datang untuk menjenguk adiknya dan adik iparnya yang baru saja menikah. Ternyata memang benar sesuai dugaan kalau Mark dan Jeno pasti melakukan malam pertama.

Tidak ada yang tahu malam pertama pasangan itu penuh dengan masalah.

"Baru bangun Mark?"

"Yoi bang. Kapan nyampe?"

"Tiga menit yang lalu"

Mark mengangguk dan mempersilahkan Jaehyun duduk di ruang tamu. Jeno juga sudah menyiapkan minuman serta camilan. Biasanya Jaehyun agak rakus soal camilan.

"Masih sakit dek?"

"Enggaa kok"

Jeno tersenyum. Ia mengikuti kakaknya minum teh. Imut, menurut Mark. Suasana terlihat damai hingga seseorang memencet bel, memecahkan perhatian mereka bertiga.

Jaehyun dengan sigap membuka pintu agar Jeno tidak terburu-buru berjalan. Jaehyun memang protektif.

Siapa sangka yang datang justru Malverick, teman SMA mereka.

"Hai, gue bawa buah nih buat lo"

"Oke..."

"Oh eric, ayo masuk," ucapan ramah Jaehyun terhadap Eric.

Eric memasuki rumah Mark dan Jeno, mengambil tempat duduk di samping Jaehyun.

"Gue dateng kesini bukan karna apa apa sih, ngasih selamat aja atas pernikahan kalian walaupun gue ga diundang. Oh ya, juga gue mau kasih ini"

Eric mengeluarkan amplop berwarna coklat dari jasnya. Menaruh benda itu diatas meja dan tersenyum ke arah Jaehyun.

"Jangan lupa dibaca ya bang"

"Apaan?" Jaehyun mengambil amplop itu lalu membacanya dengan teliti.

Disana, Jeno sudah diam sedari tadi, Eric juga melihatnya. Semakin Eric tersenyum, semakin mengalir juga keringat Jeno. Mark yang mengetahui sesuatu hanya terdiam di belakang Jaehyun sebelum Jeno menarik amplop itu dari kakaknya.

"Loh apasih Jen"

"Lu boleh pergi ric, ini lagi pembahasan keluarga—

"Buka aja bang," sahut Mark dari belakang Jaehyun. Jeno menjadi gugup kembali saat Jaehyun meraih amplopnya.

Jaehyun membaca dengan seksama apa isi yang diberikan Eric. Tidak lama Jaehyun terdiam memandang secarik kertas. Diamnya Jaehyun tentu membuat Jeno takut.

"Jadi.. Jadi lo hamil anak Eric?"

"Engga!"

"That's true" Eric tersenyum lalu meraih pinggang Jeno dan merematnya. Pria yang lebih tinggi dari Jeno itu menunduk diantara pundak dan telinganya, terlihat membisikkan sesuatu.

"Bener?!" tanya Jaehyun kembali dengan suara lebih lantang.

Jeno tersenyum juga tertawa bersamaan dengan Eric. Pria manis itu menatap Mark yang terdiam sedari tadi. Jaehyun menoleh ke belakang, dimana Mark menunduk meremat bajunya. Dengan segera Jaehyun memeluk badan Mark dengan erat. Ia sama sekali tidak menyangka.

"Sorry not sorry, Mark.. lo pikir lo oke gitu bisa nikahin Jeno yang salah satu cucu dari pemilik kantor ternama? ngaca dulu deh lo siapa."

"Heh sembarangan lu kalo ngomong. Dipikir Jeno ga kaya gini karna lu? sarap"

Jeno sekarang hanya bisa diam. Tidak berani menatap wajah polos pria yang baru saja menjadi suaminya.

"Kurangajar ya lu ric," belum sempat Jaehyun melayangkan pukulan ke wajah Eric, Jeno terlebih dahulu mencegah pergerakannya.

"Udah bang, ini emang anak kita"

Suddenly? kemarin kamu bersikap manis, sekarang seolah aku korban bully mu lagi. Apa aku salah ambil langkah, atau memang kamu ada tujuan lain untuk mempermainkanku? —Mark.

"Gua bakal balik lagi. Awas lu!"

Setelah Jaehyun meninggalkan rumah Mark dan Jeno, kini suasana hening. Hanya terdapat Mark, Jeno, juga Eric, sungguh hari yang gila.

Mark gila saat melihat Eric menyentuh, memberi kenikmatan, mengusap perut Jeno, dan yang lebih sakitnya saat Jeno tersenyum diperlakukan seperti itu.

Kedua pasangan yang tidak direstui itu melanjutkan kegiatan mesranya di kamar. Mark? tentu saja ia mengerjakan pekerjaan kantor miliknya di ruang tamu ditemani suara desahan laknat pasangan kurangajar.

Jujur Mark ingin membuktikan bahwa itu anaknya. Apa mungkin bisa mengalahkan surat tes milik Eric?

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Crush [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang