His Family

1.6K 158 1
                                    

Harsh words, typo, 17+

Sesuai janji Mark yang ingin bertanggung jawab atas Jeno, akhirnya telah sampai di kediaman keluarga itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai janji Mark yang ingin bertanggung jawab atas Jeno, akhirnya telah sampai di kediaman keluarga itu. Mark bersama Doyoung namun dengan wajah yang sedikit memerah di bagian pipi. Ya, Doyoung terkejut lalu menampar pipi Mark dengan sangat keras.

Sebelum masuk, Mark membenarkan pakaiannya yang sedikit berantakan akibat ulah mereka berdua sendiri. Mereka juga disambut ramah oleh ayah Jeno sendiri.

"Silahkan Mark dan...."

"Doyoung"

"Baiklah mari kita bicarakan di dalam"

Mark dan Doyoung dipersilahkan duduk di sofa mahal milih keluarga Jeno. Dirasa sudah lengkap, akhirnya sang kepala keluarga mulai angkat bicara.

"Apa benar Mark telah melakukannya itu dengan Jeno dan ingin bertanggung jawab?"

"Benar, saya ingin tanggung semuanya"

"Kalian masih kecil, memang bisa? apalagi Mark yang keliatannta kaga ada apa-apanya" Jaehyun memutar bola matanya malas menatap Mark yang dilihat sok sopan menurutnya.

"Jangan gitu abang"

"Oh iya soal orang tua kamu, saya sudah memberitahunya"

"Mampus lo Mark" bisik Doyoung sangat pelan.

Mark terkejut saat mendengar perkataan ibu Jeno bahwa ibunya sendiri akan tahu kelakuan dirinya yang tidak senonoh. Namun yang namanya takdir ya seperti ini.

"Baik. Jadi kapan kita akan melangsungkan pertunangan?"

"Minggu depan."

★★★

Mark sedang meminum bir di depan minimarket karena Doyoung ada urusan jadinya dia tidak dapat menemani Mark pulang. Jadi begini rasanya bir bagi Mark. Panas di tenggorokan namun menenangkan. Mark ingin meminum habis namun suara dering ponselnya mengalihkan atensi.

Mark segera membalas telpon itu karena dari Ibunya sendiri.

"Ha.. Lo?"

"Mark! Ternyata ya kamu... Hahhh, bunda kecewa tau Mark.."

Pucuk kelopak mata Mark mulai mengeluarkan cairan bening perlahan, "maaf..."

"Ini salah bunda karna udah bebasin kamu tanpa pikir panjang"

"Kalau gini memang kamu siap Mark bekerja sambil melakukan pendidikan?"

"Bunda sedih"

"Maafin Mark.. Tapi Mark akan berusaha buat kerja apapun itu, Mark udah janji soalnya"

"Seharusnya bunda disana nemenin kamu, tapi maaf ya Mark.. bunda masih seminggu lagi pulang. Bunda titipin kamu ke Doyoung, jangan kecewakan dia lagi seperti ini."

"Baik.."

Mark menaruh handphone miliknya di saku jaket yang ia pakai. Kemudian dia mengambil lagi sekaleng bir dan langsung meneguknya beberapa tengukkan. Ntah darimana ada tangan yang berusaha menahan aksi Mark untuk meminum bir lagi.

Dia bisa melihat wajah pucat Jeno dari bawah sana. Yang ditatap pun mendengus kesal karena tingkah Mark yang mulai kacau.

"Lo ngapain sih Mark? Gaboleh tau minum beginian apalagi siang, mau ditangkep polisi hah??"

Saat Jeno ingin duduk di seberang, Mark memilih untuk beranjak pergi. Masih ada perasaan kesal yang tersimpan, tetapi ia enggan untuk marah lebih lama.

"Mark tunggu!"

Jeno menggandeng tangan Mark yang terlihat lebih besar darinya. Segera saja Mark menarik tangannya agar tidak tergandeng lagi.

"Lepas"

"Mark aku ga bermaksud buat bikin kamu kacau be–

"Diam bangsat!" Mark berteriak sembari menoleh ke arah Jeno. Seketika nyali Jeno padam perlahan. Dirinya masih tidak percaya pria di depannya sangat menakutkan sekarang.

"Kok lo marah-marah sih?!"

"Kenapa sih lo? gua tanya kenapa lo suka banget hancurin hidup gua?! lo kalo mau bikin gua mati silahkan. Silahkan Jeno!"

Jeno tersentak dan menahan isakannya pelan. Baru kali ini Mark marah sangat seram. Dulu anak itu hanya diam dan sabar menghadapi Jeno.

"Mark lo mabuk"

"Gue mau pulang. Jangan ganggu gue lagi, selamanya kalo perlu"

"Gabisa Mark"

Jeno segera memeluk lengan Mark dengan erat berharap pria di depannya luluh dan tidak marah dengannya lagi.

"Terserah lu"

"Mark, gue beneran jatuh cinta sama lo, maafin kelakuan gue selama ini"

Mark hanya diam menanggapi Jeno kali ini. Dirinya setengah mabuk dan juga tidak sedang ingin berdebat apalagi dengan calon pasangannya.

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Crush [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang