[Typo everywhere, vulgar, rough, lil bit 🔞]
H-5
Mark sedang menikmati sarapan paginya di hari sabtu yang monoton ini. Setelah workout, perutnya minta diisi lagi. Kehidupannya berubah drastis setelah bertemu ayahnya. Ia mengecek ponsel, menunggu notifikasi Jaehyun tentunya.
Ada beberapa hal yang ia pikirkan, mengganjal terus di otak. Salah satunya Jenovan. Tadi malam Jeno terlihat berjalan terseok memegangi perutnya, karena ia khawatir akhirnya Mark menghampiri bocah itu.
Nyatanya Eric justru memukul Mark hingga tersungkur. Kelakuan bajingan itu semakin gila.
Mark berpikir bahwa Jeno disiksa oleh Eric.
Tapi, pagi ini yang ia lihat justru keharmonisan dua pasangan itu. Mark kesal dibuatnya.
"Mark, lo ga darting emang tetanggaan ama dua bocah itu?"
"Biasa aja bang"
"Today is seven o'clock"
Mark menangguk lalu mengikuti Jaehyun ke suatu tempat, dimana tempat itu berisikan banyak pria berotot. Jika diimajinasikan ya seperti preman yakuza.
Mark menelan ludahnya kasar. Apakah ia betulan harus berlatih disini? Rasanya seperti neraka ke 2 untuknya.
"B..bang, gue takut"
"Cemen lu. Tenang aja gua liatin."
Mark maju di tengah matrass, memposisikan badan yang setahu ia ini adalah posisi kuda-kuda dalam bela diri.
Kemudian pria itu memukul bagian lengan hingga Mark terjatuh.
"Ayolah nak, kuatkan kuda-kuda mu saat dipukul."
"Ba..baik"
Jaehyun bosan menunggu Mark berlatih, ia teralihkan oleh petugas kebersihan tempat ini. Ntah ia lupa, kalau tidak salah, Taeyong.
"Tae, udah selesai?" Jaehyun menghampiri Taeyong hingga sampai di kamar mandi. Pria kecil itu tersentak karena ia sangat takut akan suara dingin Jaehyun sedari mengenalnya.
"Iya kak, butuh sesuatu?"
"Engga," Jaehyun berjalan mendekati Taeyong hingga punggungnya menempel di kabinet.
Flashback
"Ampun.., aku bakal ngelakuin apapun buat Kak Jae. Please jangan injek kaki aku sampai patah lagi kak, aku mohon."
"Oke oke, kalo itu mau lo ya gua bisa nurutin. Tapi syaratnya—
kita harus sex."
Jaehyun mendorong tubuh Taeyong hingga jatuh ke tumpukan kardus di gudang. Taeyong yang pasrah hanya bisa memejamkan matanya.
"Lo tau ga. Selama ini, orang tua lu udah hina ke papa gua. Bisa-bisanya karna orang tua lu dipecat, seenaknya nyebarin hoax ke media. Untung aja kaga jadi bangkrut."
"Aku beneran gak tau—ukh"
Jaehyun menarik paksa lengan Taeyong dan mendekapnya di tembok. Melepas celana mereka berdua dan mengangkat kaki Taeyong hingga ke bagian dada.
"Gua harap lo bisa rasain rasanya jadi gua, dicap sebagai anak dari orang tercela, fuck off!"
"Ughh!"
Jaehyun memasukkan miliknya dengan tiba-tiba, membuat Taeyong yang tidak siap menjadi lemas karena lubangnya lecet begitu saja. Jaehyun tidak peduli, ia terus melakukannya hingga memuncratkan cairan orgasme di dalam Taeyong.
"Inget perjanjian kita."
Tubuh Taeyong sudah tidak berdaya, ia tergeletak diantara tumpukan kardus dan hanya dapat menangis dalam diam.
Flaschback off
"Balik badan."
"Engga kak, aku lagi kerj—
"Balik badan gak!"
Taeyong membalikkan badannya menghadap cermin. Menatap wajah Jaehyun dengan sekilas, karena ia takut Jaehyun akan menggertaknya jika bertatapan.
Jaehyun menggesekkan miliknya yang masih terbungkus celana di antara paha Taeyong yang juga sedang memakai celana jeans ketat.
"Jangan disini."
"Diem"
"Loh bang, ngapain?" saat Jaehyun ingin melepas celana Taeyong, Mark memergokinya. Memang anak sialan, batin Jaehyun.
"Lu boleh balik kerja, Yong"
"B..baik"
"Ganggu aja lu Mark!"
"Lagiann, di tempat begini. Minimal di kamar dong bos," Mark membasuh wajahnya dengan perlahan karena banyak sekali lebam.
"Habis ini gua mau ketemu bapak lu, lu di rumah aja istirahat."
"Gue ga sabar pengen bebas dari jeratan Jeno"
"Iya gua tau, sebisa mungkin gua bantu."
Mark melirik Jaehyun, lalu mengangguk pelan, menandakan dirinya senang dibantu.
Memang latihan bela diri itu sangat sulit. Bagaimana tidak, pelatih yang tadi bersama Mark ternyata memang anggota yakuza.
Walaupun Mark culun, dia tetap bisa bela diri, memahaminya dengan cepat juga.
"Selamat malam Kak Mark!"
Renjun menepuk pundak kakak kelasnya yang akan masuk ke dalam rumah. Mark membalikkan badannya, tersenyum kembali ke arah pria manis ini.
"Oh iya kak, mumpung besok hari terakhir ujian apa.... emm boleh aku main ke rumah kakak?"
"Boleh, tapi mau liat jadwal besok sih. Ya ntar di kabarin lagi."
"Okeey"
☆☆☆
"Jadi, dugaan saya bener?"
Jaehyun mengangguk setelah ia menjelaskan beberapa informasi mengenai Eric.
"Ayah Eric mati karena ditabrak oleh seseorang di jalan tol. Kemudian ibunya hilang ntah kemana, tapi saya sudah menemukannya. Tinggal dijadikan barang bukti."
"Terimakasih karena sudah membantu Mark. Peringatan terakhir, Eric sudah mempersiapkan musuhnya."
"Tolong jaga Jeno juga, Sir. Dia adik saya satu-satunya."
"Yakin satu-satunya?" Pria itu tersenyum miring yang membuag Jaehyun menekukkan alisnya.
Arron memberikan amplop coklat ke Jaehyun. Langsung saja ia buka setelah mendapat isyarat anggukan.
"What the f—
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush [End]
FanfictionKetika nerd boy suka dengan orang kaya di sekolah, will he can get his hearts? Warning bxb content ⚠️ mpreg Mark dom, Jeno sub ©smokyfuy [20.04.2022]