Bab 4

859 139 8
                                    

Brakkk!

Kedamaian itu hancur seketika. Akibat seseorang yang masuk dengan tidak tahu sopan-santun.

"Hei, kau ingin mati, ya? Kau bisa masuk dengan mengetuk pintu, tanpa harus menendangnya!"

Draco melipat tangan di depan dada, tidak peduli. "Manja sekali dirimu. Perlu diantar ke ruang makan katanya. Tidak bisakah kau datang sendiri?"

"Apa? Kau bilang apa? Aku tidak bisa mendengarmu dengan jelas."

"Claire!" Draco mendekat, tatapannya tidak pernah lepas dari mata Claire.

"Apa? Ah, sepertinya telingaku menolak untuk mendengar suaramu. Maaf!"

Langkah Claire terhenti saat Draco mencekal lengannya. Laki-laki berambut berantakan itu terkekeh sinis. "Maaf? Wow! Seorang Jill Claire Reyes meminta maaf untuk yang pertama kalinya selama dia hidup. Menakjubkan!"

Claire menghela napasnya. "Kenapa Draco? Kenapa kau begitu sinis padaku? Apa salahku?"

Draco bertepuk tangan. "Hebat! Kau tanya salahmu? Kau melupakan semua perbuatanmu?"

Laki-laki itu terus mendekat, membuat punggung Claire menyentuh dinding kamar. "Me-memangnya apa yang kulakukan padamu?"

"Menurutmu apa?"

Susah payah Claire menelan ludahnya. "Memukulmu dengan panci?"

"Lebih tepatnya, kau menuangkan racun ke dalam minumanku, memutus rem mobilku, melukai pelipis mataku, menikam dadaku dengan pisau, dan masih banyak lagi. Apa kau ingat sekarang? Apakah menurutmu, setelah semua perbuatanmu itu aku bisa memaafkanmu?"

Terkejut mendengar fakta itu, tangan Claire menutup mulutnya. "A-apa? Tidak mungkin! Ma-mana mungkin seorang perempuan bisa melakukan semua itu."

Astaga, apa yang sudah kau lakukan Claire?

"Tentu saja bisa. Kau adalah Jill Claire Reyes, seorang perempuan yang terkenal akan kekejamannya dan kelicikannya."

Melihat Claire yang masih terpaku di tempatnya, Draco kembali melanjutkan perkataannya. "Claire, jawab dengan jujur. Apa kau benar-benar tidak mengingat apapun?"

"Maaf, aku ... aku tidak mengingatnya. Tolong maafkan aku atas semua perbuatanku yang menyakitimu, aku menyesal."

Wajah Draco ditangkup dengan kedua tangan Claire. Tubuh laki-laki itu menegang seketika, menatap tepat di mata cokelat gelap Claire.

"Wajahmu menjadi luka-luka karena ulahku, maaf. Aku akan mengobatimu. Tunggu, aku akan cari kotak pertolongan pertama."

"Tidak perlu." Draco mencegahnya. Laki-laki itu langsung pergi keluar dari kamar Claire dengan menutup wajahnya dengan sebelah tangan.

"Menyebalkan!" desis Draco. Kakinya melewati lorong-lorong dengan terburu-buru, lalu menuruni dua anak tangga sekaligus.

Sedangkan di kamar, Claire mengeluh pelan. "Dia pasti sangat membenciku. Apa yang harus kulakukan untuk membuatnya memaafkan aku? Aku tidak habis pikir, kenapa Claire yang lama bisa melakukan hal-hal mengerikan itu kepada kakaknya?"

Tidak sengaja matanya melihat bunga-bunga mawar merah yang berada di vas bunga. Bunga mawar merah?

Claire menutup pintu kamar. Lorong-lorong yang hanya diterangi lilin-lilin yang tergantung di dinding membuatnya merinding, karena takut dia berlari untuk melewati lorong-lorong menyeramkan itu.

Patung-patung yang berjarak setiap dua meter terasa hidup, menatap dirinya di keheningan malam. Seperti memperhatikan semua pergerakannya tanpa satupun yang terlewat.

The New MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang