Semakin tinggi posisi matahari, semakin tinggi pula sorakan dari murid-murid di tribun untuk mendukung tim kesayangannya.
Tim pemandu sorak tidak kalah dari murid-murid di tribun, mereka berteriak sampai melompat-lompat dengan antusias. Seragam tim pemandu sorak yang terlihat sexy melekat pada tubuh mereka.
"P-A-N-T-H-E-R-S!
Panther pride! Panther pride!
We're steppin' up, so step aside!
We're the best, we're here to win! Panther power's here again!"Perhatian sebagian murid beralih dari pertandingan yang sedang berlangsung di atas lapangan ke bagian tepi lapangan, di mana tempat tim pemandu sorak berada.
Thunderous cats adalah nama dari tim pemandu sorak di Stately High School. Mereka adalah orang terpopuler ke-dua setelah tim football.
Umumnya tim pemandu sorak berkencan dengan anggota dari di tim football. Klasik.
Bintang di pertandingan football kali ini sama seperti pertandingan sebelum-sebelumnya, yaitu Jayden Elvano Ragnala. Sang pangeran sekolah menunjukkan pesonanya yang lain.
Jayden merupakan quarterback di timnya, sang command center. Dia juga merupakan kunci dari kemenangan tim, semua tanggung jawab berada di tangannya sebagai quarterback.
Bola dioper dengan cepat dan tepat oleh Jayden ke wide receiver, running back, tight end, bahkan ada momen di mana dia sampai membawa lari bolanya sendiri ketika tidak dapat menemukan orang yang terbuka.
Pada quarter pertama dan ke-dua, tim Jayden dengan jersey berwarna merah mencetak poin lebih banyak dari tim yang mengenakan jersey berwarna navy.
Jayden Elvano Ragnala adalah quarterback sempurna dengan akurasi lemparan yang hampir tanpa cacat, serta memiliki kualitas fisik yang baik. Tidak ada alasan untuk tidak menyukainya. Semua orang setuju dengan pernyataan tersebut.
Namun, Claire terpaksa meninggalkan lapangan ketika quarter kedua telah usai. Lirikan mata dari beberapa murid yang berada di dekatnya dan tatapan tajam dari tim pemandu sorak membuatnya tidak nyaman. Dia jadi tidak dapat menikmati pertandingan football seperti murid-murid yang lain.
Tidak lain dan tidak bukan, semua itu terjadi dikarenakan Jayden yang menghampirinya dan berbagai omong kosong yang diucapkan oleh laki-laki itu.
Akhirnya, Claire memutuskan untuk pergi ke kafetaria saja. Berpikir jika suasana di kafetaria lebih nyaman untuknya, karena hampir seluruh murid di SHS memenuhi tribun untuk menonton pertandingan football.
Tiffany tidak ikut. Teman barunya itu masih ingin melihat pertandingan football. Ah, lebih tepatnya dia ingin melihat laki-laki tampan di tim football.
"Aku akan menyusulmu setelah pertandingannya selesai, dah Claire!" ucapnya sebelum Claire pergi dari lapangan.
Sebelum pergi ke kafetaria, Claire pergi ke tempat penyimpanan loker terlebih dahulu. Memasukkan beberapa buku ke dalam loker miliknya, agar beban di tas ranselnya berkurang.
Di sepanjang koridor sekolah di lantai satu terlihat sepi dari biasanya. Namun, sorak-sorai murid-murid dari arah lapangan terdengar sampai ke tempat penyimpanan loker.
Brakkk!
Tangan kanan Claire menggantung di udara. Gerakannya yang akan menutup loker terhenti. Dia melirik kepada seorang perempuan yang menutup lokernya dengan keras.
Seorang perempuan dengan seragam tim pemandu sorak berdiri di sebelah loker Claire. Dia menatap Claire dengan intens seraya memainkan ujung rambutnya.
"Ada apa?" tanya Claire yang sedang kebingungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The New Me
General FictionSeorang perempuan bernama Agatha, sosok yang periang dan hangat tiba-tiba saja bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang psikopat! Berhasilkah Agatha melalui hari-harinya dengan berada di tengah-tengah keluarga psikopat yang sialnya semuanya berwajah r...