"Tidak."
Lagi-lagi Claire mendengar jawaban yang sama sejak sepuluh menit yang lalu. Dia menatap Hugo dengan frustasi. Dirinya tidak tahu lagi harus dengan cara apa agar kakak laki-lakinya itu mengerti.
Beranekaragam bujukan, bahkan rayuan dia keluarkan. Namun, Hugo sama sekali tidak terpengaruh. Dengan pandangan yang lurus, tepat pada mata Claire dia terus mengatakan tidak.
"Ayolah, Hugo. Biarkan aku pergi malam ini. Kau tahu, 'kan masa remaja adalah masa yang penting?" Claire tetap terus berusaha membujuk laki-laki di depannya yang bersandar di dinding dengan wajah datarnya.
Claire sangat ingin pergi ke pestanya Alexa. Selain karena diundang oleh Alexa, dia juga ingin merasakan bagaimana rasanya berpesta bersama teman-teman sekolah yang lainnya. Karena di kehidupannya yang dulu, dia tidak izinkan untuk ikut berpesta sebelum berumur tujuh belas tahun. Menyedihkan.
Tangan Hugo bergerak merapatkan mantel yang dikenakan oleh Claire. Suhu udara semakin dingin ketika hari beranjak petang. "Jawabanku masih sama, Claire. Tidak akan pernah berubah. Sekarang pulanglah, udara semakin dingin. Draco sudah menunggumu di parkiran."
"Eh, kau tidak akan ikut pulang?" tanya Claire dengan bingung.
"Kenapa? Kau tidak mau pulang, jika aku tidak ikut pulang juga?"
Claire berdecak kesal. Ingin rasanya dia membungkam mulut Hugo yang sedang tertawa kecil. Menyebalkan sekali.
Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Hugo bersuara. "Aku tidak akan ikut pulang ke rumah. Mulai hari ini dan kedepannya aku akan tinggal di asrama sekolah. Jadi, untuk sementara waktu aku tidak akan tinggal di rumah."
Masih penasaran, Claire bertanya lagi, "Kenapa begitu? Tiba-tiba sekali."
Tidak segera menjawab, Hugo masih memandangi wajah Claire selama beberapa waktu. Memandangi wajah yang membuat dirinya menggila.
Hal tersebut tentu saja membuat Claire tidak nyaman. Dia tahu persis ke mana arah pandangan mata Hugo.
Kurang ajar. Jika saja bukan ini bukan di sekolah dan tidak ada Tiffany yang menunggunya di ujung koridor, dia tidak akan segan-segan untuk menghantam kuat kepala Hugo dengan buku-buku yang berada di tangannya.
"Claire, akankah kau merindukanku nanti, saat aku tidak berada di sisimu?"
Pertanyaan yang tidak pernah diduga-duga oleh Claire. Dengan cepat Claire menepis tangan Hugo yang membelai lembut wajahnya.
"Apa yang kau lakukan?! Tolong, jaga sikapmu, kita sedang berada di sekolah sekarang!" bisik Claire dengan penuh tekanan. Sesekali matanya melirik ke ujung koridor, tempat Tiffany menunggu.
Dasar laki-laki tidak waras! Semoga saja Tiffany tidak melihatnya. Kalau sampai dia melihatnya, entah apa yang harus kujelaskan padanya.
Di ujung sana, Tiffany mengerutkan dahinya. Dia melihat apa yang dilakukan oleh Hugo kepada Claire dengan jelas. Lalu, dia segera memalingkan wajahnya saat dirinya ditatap tajam oleh Hugo.
Wah, apa-apaan itu? Tatapan tajamnya menghunus jantungku, membuatku merinding saja.
Merasa tidak akan mendapatkan apa yang diinginkannya. Akhirnya, Claire memutuskan untuk pergi saja. Buang-buang waktu membujuk orang yang hatinya sudah membeku.
"Kau tidak mengizinkan aku pergi malam ini? Baiklah. Terserah apa katamu, Hugo. Lagipula, setelah aku pikir-pikir, sepertinya aku tidak butuh izin darimu!"
Tentu Claire mengatakannya dengan nada suara yang rendah. Dia tidak mau membuat gaduh di gedung khusus tempat senior-seniornya belajar. Bisa terkena masalah yang besar nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Me
Ficción GeneralSeorang perempuan bernama Agatha, sosok yang periang dan hangat tiba-tiba saja bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang psikopat! Berhasilkah Agatha melalui hari-harinya dengan berada di tengah-tengah keluarga psikopat yang sialnya semuanya berwajah r...