Suara pintu dibuka dari luar, seorang laki-laki berjas putih melangkah masuk. Kali ini dia datang seorang diri, wajah menawannya dihiasi oleh kacamata seperti sebelumnya.
"Bagaimana keadaanmu hari ini?"
Agatha menjawab pelan. "Keadaanku baik. Di mana keluargaku? Kenapa semenjak aku bangun, tidak ada yang menjengukku sama sekali? Dan kenapa mukaku berubah? Tidak, tidak, kenapa semua fisik tubuhku berubah? Apa aku dioperasi atau semacamnya?"
"Keluarga?" Alis dokter muda itu terangkat sebelah.
"Iya, Ayah dan Ibuku."
Dokter berambut cokelat gelap itu melipat tangannya di dada, menatap intens Agatha. "Kau hanya memiliki seorang ayah, ibumu sudah meninggal setelah kau lahir ke dunia ini."
"Apa?!"
"Dan apa maksudmu? Semua fisik tubuhmu berubah? Operasi? Kau sama sekali tidak berubah! Satu-satunya yang berubah hanya satu, yaitu tingkah laku-mu. Menjadi sangat aneh, terlalu banyak bicara."
Agatha dibuat kebingungan oleh penjelasan tidak masuk akal dari dokter di hadapannya. "Eh? Apa mungkin kau salah orang?"
Ruangan itu lengang sejenak, sinar matahari menembus kaca-kaca besar yang berada di sebelah tempat tidur pasien, membuat seisi ruangan menjadi terang.
"Jill Claire Reyes." Dokter muda itu menghela napasnya, lalu melanjutkan ucapannya.
"Menurut hasil pemeriksaan fisik, MRI, CT scan, pemeriksaan darah, dan elektroensefalogram, keadaanmu baik-baik saja. Otakmu tidak mengalami kerusakan. Jadi, kenapa kau berlagak seperti orang yang hilang ingatan?"
Penjelasannya lagi-lagi membuat Agatha tertegun. "Hilang ingatan? Dokter, aku tidak hilang ingatan! Aku ingat siapa diriku, namaku Cornelia Agatha. Nama Ayahku Arthur, dan Ibuku Adaline. Ak-"
"Siapa namaku?" tanya dokter muda itu cepat, memotong kalimat Agatha.
Agatha mengerutkan dahinya. "Namamu? Mana aku tahu."
"Amnesia? Semua hasil pemeriksaan baik, tapi hilang ingatan? Apakah ini jenis baru amnesia atau ..." Dokter muda itu menyipitkan matanya. "Ini hanya akal-akalan otak licik-mu itu?"
Agatha melotot, tidak terima dituduh begitu saja. "Mana mungkin aku berpikiran seperti itu. Ja-"
"Hari ini kau sudah bisa pulang. Tentunya setelah cairan infusnya habis." Lagi-lagi dokter muda itu memotong kalimat Agatha, membuat perempuan itu kesal.
Dia berjalan keluar ruangan, sampai di depan pintu dia berbalik. "Ah, iya, kau bisa pulang dengan mengenakan pakaian pasien itu."
Setelah mengatakan itu, dia pergi, menutup pintu kamar dengan pelan. Membiarkan Agatha melamun, menatap kaca besar di sebelah kanannya.
Hingga ...
Brakkk!
Pintu ditendang dengan kasar, dua laki-laki berseragam sekolah melangkah memasuki ruang inap rumah sakit.
Yang satu berpakaian rapi, dan satunya lagi dalam keadaan kacau. Seragamnya berantakan, wajahnya dihiasi beberapa luka.
Kedatangan mereka berdua membuat gadis itu mengalihkan pandangannya dari pemandangan di luar kaca besar.
Dilihat dari wajahnya, tampaknya usia mereka tidak berbeda jauh dengan Agatha. Mereka memiliki proporsi tubuh yang ideal dengan wajah yang tampan.
"Wah, wah, lihat! Tuan putri kita berakhir di atas ranjang pesakitan itu." Laki-laki yang berseragam berantakan mengejek Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Me
BeletrieSeorang perempuan bernama Agatha, sosok yang periang dan hangat tiba-tiba saja bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang psikopat! Berhasilkah Agatha melalui hari-harinya dengan berada di tengah-tengah keluarga psikopat yang sialnya semuanya berwajah r...