Bab 7

788 110 2
                                    

️⚠️⚠️⚠️


Tok! Tok! Tok!

"Masuklah!"

Seorang pria mengetik balasan Email di komputernya dengan lincah. Setelah itu, melirik Jayden yang berdiri di depan mejanya. Tersenyum dengan lebar.

"Maaf, karena harus mengganggu waktumu, Sir."

Rhodes mengangguk ringan. "Tidak masalah. Kau bisa duduk di sofa, Jayden."

Tidak mengikuti instruksi kepala sekolahnya, Jayden memilih duduk di kursi, di depan meja Rhodes. Menolak menduduki sofa yang memiliki kualitas terbaik dan terlihat baru itu.

Sudah hafal dengan sifatnya, Rhodes membiarkannya saja. Dia tidak memusingkan hal itu, kepalanya kini tengah memikirkan dugaan-dugaan yang pasti akan menyulitkannya.

Jayden menggulirkan matanya, mengamati seisi ruangan orang yang paling dihormati di Stately High School. Dia melonggarkan sedikit dasinya, lalu mulai berbicara.

"Kupikir aku keliru, ternyata ruang kepala sekolah sudah berubah banyak dari terakhir kali kulihat."

Rhodes tertawa kecil. Pria itu melirik Jayden yang sedang menatap penghangat ruangan baru yang berfitur canggih. "Ya, itu semua untuk menunjang kebutuhanku dalam bekerja."

Laki-laki berambut pirang itu mengalihkan pandangannya. "Ah, benar sekali. Semua demi kenyamanan-mu. Bahkan, komputermu juga telah diganti dengan yang baru. Luar biasa."

"Hahahaha. Tentunya aku mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahmu. Beliau sungguh orang yang bijaksana dan dermawan."

"Yah, setidaknya Ayahku itu mengalokasikan sedikit hartanya dengan tepat kali ini."

Jayden bangkit dari kursi, melangkah ke depan kaca besar yang berada di ruang kepala sekolah. Salah satu tangannya dia masukkan ke dalam saku celana.

Di bawah sana Jayden melihat Claire yang sedang duduk sendiri di kap sebuah mobil berwarna hitam. Dia tahu benar siapa pemilik mobil itu.

Bel pertanda pulang sekolah sudah berbunyi sejak tiga puluh menit yang lalu. Area parkiran sudah hampir kosong, hanya menyisakan tiga buah mobil di sana.

"Tentang Program Pertukaran Pelajar ..." Jayden berbalik, menghadap Rhodes. "Aku tertarik untuk mengikutinya. Kau bisa mengurus itu untukku, 'kan?"

Rhodes terdiam sejenak. "Aku dengan senang hati membantumu. Namun, maaf, Jayden. Dengan berat hati aku sampaikan padamu, kau tidak bisa mengikuti program ini."

Pria tua itu berdiri, lalu duduk di meja kerjanya. "Seperti yang kau tahu, tahun ini adalah tahun terakhirmu di sekolah. Dan Program Pertukaran Pelajar diperuntukkan bagi para junior bukan senior."

"Aku tahu kau punya kuasa mengenai itu. Aku bisa mengandalkanmu, 'kan?"

Rhodes menatap lekat Jayden yang sedang tersenyum lebar. Entah apa yang sedang dipikirkan sang pangeran sekolah itu.

"Baiklah, tapi asal kau tahu, keputusanmu bisa membuatmu mengulang satu tahun. Kau tidak masalah dengan itu?"

"Tidak masalah." Jayden menjawab dengan cepat.

Tidak bisa berkelit, Rhodes kembali duduk di kursi kebesarannya. Dia menghela napas panjang. "Aku akan mengurusnya."

Jayden melihat sekilas Rhodes sedang fokus dengan komputernya. Jari-jarinya lincah menari di atas papan ketik.

Mata jernihnya kembali melirik ke bawah sana, area parkiran. Di sana dia melihat Claire masih duduk di kap mobil. Kepalanya menoleh ke sana-kemari dengan kedua tangan yang memeluk dirinya sendiri.

The New MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang