Untuk kesekian kalinya Ferren mengecheck notifikasi di smartphone miliknya, berharap seseorang yang sejak tadi ia tunggu menghubungi dirinya.
Namun lagi-lagi Ferren hanya bisa mendengus saat ia menyadari bahwa seseorang yang ia tunggu, Biru adalah sosok yang menyebalkan.
"Kamu punya contact kak Biru gak Ky?" Tanya Ferren kepada Ricky, salah satu teman sekelas dari Ferren. Saat ini mereka tengah berada disalah satu cafe dekat sekolah
"Hm? Kenapa memang?" Heran Ricky, pasalnya kenapa Ferren menanyakan contact Biru kepada dirinya disaat Ricky merasa sebelumnya Ferren tidak tertarik atau menaruh rasa kepada sang kakak kelas
"Boleh aku minta? Ada perlu."
"Perlu apa?"
"Ada atau enggak loh?"
"Enggak."
"Duh.. yaudah yuk pulang Ky." ajak Ferren seraya beranjak dari duduknya, sedangkan Ricky hanya bisa pasrah dan mulai mengikuti Ferren.
Dan entah ini sebuah kebetulan atau tuhan mendengar doa Ferren, ia melihat Biru turun dari motor dan tengah berjalan menuju cafe yang sebelumnya Ferren datangi.Namun alih-alih menyapa atau sekedar tersenyum kepada dirinya, Biru melewati Ferren begitu saja, seolah-olah
Biru tidak mengenal sosok yang baru saja berpapasan dengan dirinya
Ok baik, mereka memang belum berkenalan secara resmi, namun apakah semudah itu Biru lupa dengan Ferren?"what the hell.." gumam Ferren tidak percaya
"Kenapa Ren?" tanya Ricky yang mendengar apa yang dikatan Ferren
"Kamu duluan aja Ky.. aku masih ada perlu sama kak Biru." ujar Ferren seraya meninggalkan Ricky begitu saja dan kembali masuk kedalam cafe
Yang ditinggalkan lagi-lagi merasa bingung namun pada akhirnya pasrah mengikuti kemauan seorang Ferren.
•••
Ferren mengedarkan pandangannya keseluruh sudut cafe, berharap menemukan eksistensi Biru yang baru saja masuk kedalam cafe yang memang cukup terkenal dilingkungan sekolah mereka.
Dan disana lah Biru, duduk berhadapan dengan seorang wanita cukup baya namun terlihat masih begitu cantik dengan tampilan yang terkesan mewah disalah satu sudut cafe yang tidak terlalu ramai seperti sudut lainnya.
Niat Ferren menghampiri Biru harus tertunda saat ia rasa kedua manusia yang beberapa saat lalu ia perhatikan tengah beradu argument yang entah mengenai hal apa, Ferren tidak tahu dan tidak ingin tahu. Dan disinilah Ferren, duduk tidak jauh dari mereka, menunggu Biru dan berharap bisa berbicara dengan Biru setelahnya.
"Ini ta twitternya?" gumam Ferren saat ia menemukan twitter milik Biru.
dan setelah menimbang-nimbang apakah ia harus mengirimkan pesan kepada sang kakak kelas, akhirnya Ferren dengan segala kenekatannya memutuskan untuk mengirimkan DM kepada Biru
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU [HARUTO OF TREASURE]
Romance[ biru, identik dengan langit dan lautan. juga merupakan warna keberanian dan dedikasi. akan tetapi biru juga merupakan simbol dari depresi dan kedalaman jiwa manusia ]