Ferren mendengus kesal, sudah beberapa kali dirinya mengirimi pesan kepada Biru, namun sang kakak kelas belum juga membalas pesan darinya.
Ferren sadar betul untuk bisa masuk kedalam dunianya seorang Arbiru Dylan Narendra bukan perkara yang mudah
Namun Ferren sama sekali tidak mengerti apa yang membuat hati kakak kelasnya tersebut seakan seperti batu. Bahkan sempat tersirat dipikiran jika mungkin saja tuhan lupa memberikan Biru hati saat dirinya diciptakan
"Ini parah ngeselinnya!!!" Gerutu Ferren setelah dirinya sekali lagi mencoba mengirimi pesan kepada sang kakak kelas
"Kenapa? Siapa yang ngeselin?" Tanya sang kakak dari bangku kemudi, Ferren baru saja kembali dari gereja tempat ia melaksanakan ibadah mingguan bersama sang kakak dan sang ibu.
"Ada tuh orang, aneh." Jawab Ferren yang terlihat semakin kesal
"Orang aneh? Siapa?"
"Kakak kelas ku, dia tuh ngeselin banget. Aneh pokoknya."
"Aneh gimana toh nduk?" Tanya sang ibu penasaran dengan apa yang membuat anak gadisnya kesal
"Ibu percaya gak sih kalau kakak kelas Eyen tuh orangnya kaku banget, dingin banget, ngeselin banget pokoknya.
Cara bicaranya itu loh saya kamu saya kamu, kayak orang yang hidup ditahun 80-90an.""Masa?" Tanya sang kakak yang kian tertarik dengan cerita sang adik
"Sriusan kak! Orangnya sih baik, terkenal pinter juga disekolah. Cuma ya itu loh ngeselinnya parah banget."
"Ngeselin gimana? Dia bicara kasar kekamu?"
"Enggak, gak pernah sih. Cuma aku ngerasa dia ngeignore aku secara gak langsung."
"Ignore?"
"He'em.. Dia cuma bakal jawab secukupnya aja kalau diajak bicara. Kayak gak ngasih feedback gitu loh biar bisa terus ngobrol." Ujar Ferren seraya mengingat kembali bagaimana sulit dirinya untuk dapat terus mengobrol dengan sang kakak kelas
"Kamu suka dia kan pasti.." tebak sang kakak, pasalnya dirinya tahu jika sang adik jarang sekali seperti ini
"Gak tau sih. Aku belum yakin."
"Kok?"
"Habisan dia begitu. Serasa aku doang yang usaha." Kesal Ferren, "Aku loh udah chat dia dari pagi tapi jangankan dibalas, dilihat aja enggak."
"Mungkin dia lagi sibuk nduk, atau belum bangun. Kan ini hari minggu." Ujar sang ibu mencoba menenangi sang anak.
"Iya kali, simulasi jadi kebo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU [HARUTO OF TREASURE]
Romansa[ biru, identik dengan langit dan lautan. juga merupakan warna keberanian dan dedikasi. akan tetapi biru juga merupakan simbol dari depresi dan kedalaman jiwa manusia ]