gloomy

26 11 1
                                    

"Hi Biru!" Sapa Elisha saat melihat Biru yang baru saja keluar dari rumahnya.

Entah mengapa Elisha merasa jika Biru lagi-lagi terlihat begitu tampan, dan semakin terlihat tampan setiap harinya. Entah karna efek jatuh cinta, atau memang aura Biru yang terlihat lebih cerah dari sebelumnya.

"Oh El, hallo! Ngapain duduk diluar begitu?" Tanya Biru pada Elisha yang tengah duduk dipinggir trotoar depan rumahnya

"Mau ke supermarket tapi mager hehe." Cengir Elisha. Dirinya baru saja dipaksa oleh sang ibu untuk berbelanja beberapa produk makanan.

"Mau bareng? Gue mau keluar sekalian."

"Hah? Memang boleh? Gak ngerepotin?"

"Boleh, kenapa enggak? Ayuk sekalian." Ajak Biru yang sudah duduk di motor miliknya

"Ok, sebentar gue ambil dompet dulu!" Elisha segera berlari masuk kedalam rumah dan tak lama keluar dengan sling bag yang sudah menempel ditubuhnya, "Mommy El pergi ya!" Teriak Elisha dan segera menghampiri Biru yang sudah menunggunya,

Biru menyodorkan salah satu helmnya, dan diterima dengan senang hati oleh Elisha.

Setelah dipastikan sang tetangga telah memakai helm dan telah naik diboncengan motornya, Biru akhirnya menjalankan motornya, keluar dari pekarangan rumahnya, meninggalkan 5 pasang mata yang sejak tadi meperhatikan interaksi antara Biru dan tetangganya dari balkon rumah milik sahabat mereka

"Kayaknya kita gak perlu lagi khawatir sama masa depan Biru deh.." gumam Reihan kepada sahabat-sahabatnya, dirinya merasa lega melihat Biru yang mulai berubah, tidak lagi ignorant kepada wanita seperti sebelumnya

Jefan mengangguk setuju, dirinya juga merasa lega melihat Biru yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri itu perlahan membuka diri kepada dunia luar, "Iya, mana dua cewek lagi. Lo berdua gue lihatin satu pun belum kelihatan." Ledek Jefan kepada Reihan dan sang adik, Jovan.

Reihan merotasikan matanya, "Kayak lo udah punya aja."

"Tauk lo, urusin dulu tuh si Okan yang berak melulu di mangkuk minumnya." Sahut Jovan yang tidak terima telah di ledeki oleh kakaknya sendiri

"Si ibab, gue, Jese, sama Niko, lagi fokus UN ye, lihat aja selesai UN."

"Nyenyenyenye.. ngomong tuh sama taik nya si Okan" Ledek Jovan seraya kabur dari abang tertuanya.

Jese dan Niko hanya diam melihat kelakuan kakak dan adiknya itu. Diantara tiga bersaudara, memang hanya Jese yang dapat dibilang normal.

•••

Jika ditanya bagaimana bisa dirinya sudah terlihat cukup dekat dengan Elisha padahal baru semalam mereka berkenalan? Biru mungkin akan menjawab jika dirinya cukup merasa nyaman saat berbicara dan mengobrol dengan sang tetangga tadi malam.

Entah memang karna dalam mood yang cukup bagus atau apa, first impression Biru terhadap tetangganya itu cukup baik.

Ditambah sikap Elisha yang tidak terlalu menonjolkan rasa kagum dan sukanya kepada Biru membuat keduanya bisa berbicara dengan santai tanpa membuat salah satunya merasa tidak nyaman.

"Lo gapapa kan pulang sendiri?" Tanya Biru, memastikan jika teman barunya ini bisa pulang seorang diri.

"Iya gapapa, santai aja.. makasih ya." Jawab Elisa seraya mengembalikan helm yang tadi ia pakai.

"Oke gue jalan ya. Disini banyak taxi yang lewat kok, atau enggak pesan taxi online aja." Pamit Biru namun masih enggan untuk menjalankan motornya

"Iya Biru iya, bawel banget. Hush pergi!"
Usir Elisha seraya mengibas-ngibaskan tangannya, membuat Biru terkekeh dan akhirnya menjalankan motornya. Meninggalkan Elisha yang kini kembali terlihat bad mood karna harus belanja. Salah satu hal yang dibencinya

BIRU [HARUTO OF TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang