Elisha : Broken Hearted Girl

50 12 1
                                    

Elisha menatap kosong langit kamarnya,
membawa dirinya kembali mengingat semua kejadian yang telah terjadi, mengabaikan ketukan pintu dari sang ibu yang sejak tadi terus memanggil namanya.

"El.. buka pintunya!"

"Can you leave me alone mom, please?" Teriak Elisha

Mungkin terdengar berlebihan, namun saat ini dirinya sedang tidak baik-baik saja. Terlalu banyak kejadian buruk nan menyakitkan yang Elisha terima.

Beberapa hari yang lalu Elisha melihat dengan jelas bagaimana Biru yang keluar dari kediamannya dengan tampilan kacau, dan hanya memberikan senyuman sebagai respon atas sapaannya.

Hari itu Elisha melihat dengan jelas Biru yang terluka, namun dirinya tidak pernah menyangka jika dirinya pun ikut terluka. Elisha melihat dari balkon kamarnya, Biru yang baru saja kembali kekediaman milik keluarganya bersama seorang wanita yang juga dikenalnya.

Tidak cukup sampai hari itu, hari ini Elisha pun harus kembali menelan rasa sakitnya,

Elisha melihat Biru yang menjemput Ferren yang hari ini melakukan ibadah sama seperti dirinya.

"Kenapa harus sakit banget sih rasanya." Gumam Elisha seraya memukul-mukul dadanya yang terasa sesak "Come on El.. lupain semuanya. Anggap lo gak pernah lihat itu semua oke.."

Beranjak dari tidurnya, Elisha memilih untuk membawa dirinya kebalkon kamarnya guna mencari udara segar, berharap agar rasa sesak yang dirasakannya dapat hilang secara perlahan.

Elisha menatap langit malam yang kini terlihat cukup cerah dengan dihiasi beberapa bintang yang Elisha tidak tahu namanya, "Curang.. kenapa kalian terlihat begitu cerah disaat gue gak baik-baik aja.." gumam Elisha yang tidak menyadari jika air matanya kini mulai jatuh membasahi pipi mulusnya,

Bahkan dirinya juga tidak menyadari kehadiran Biru yang kini tengah menatapnya dari seberang sana.

"El!" Teriak Biru, membuat Elisha kini menoleh ke arah dirinya, "Angkat telfon gue!"

•••

"Kenapa?" Tanya Biru memulai pembicaraan.

Kini dirinya tengah berada di tengah lapangan basket yang ada diperumahannya dengan Elisha yang telah membaringkan tubuhnya dengan tangan sebagai bantalannya,

"Hm?" Gumam Elisha tanpa melihat Biru yang kini kembali menatap dirinya

"Kenapa nangis?"

"Entah.. gue bahkan gak sadar kalau gue nangis."

"Hari ini gak berjalan dengan baik?"

"Hm. Beberapa hari yang lalu juga."

Biru mengangguk pelan, mencoba memahami keadaan Elisha meskipun dirinya tidak mengetahui alasan dibalik perkataan temannya ini.

"Belakangan ini juga gue gak baik-baik aja.." ujar Biru seraya ikut membaringkan tubuhnya disamping Elisha, "orang tua gue akhirnya cerai."

"Bi?"

Biru terkekeh melihat reaksi Elisha yang langsung kembali duduk setelah mendengar ucapan dari dirinya, "Sini tiduran lagi.."

Biru menarik lengan Elisha, membuat sang wanita kembali membaringkan tubuhnya dengan lengan Biru yang kini menjadi bantalannya

Biru menarik nafasnya panjang sebelum akhirnya kembali memulai obrolannya, "Lo tau kan kalau hubungan gue sama ayah gue gak baik-baik aja.."

"Hah?"

Lagi-lagi Biru terkekeh melihat respon Elisha. Lagi-lagi wanita cantik yang merupakan tetangganya ini kembali duduk dan menatap dirinya dengan ekspresi yang begitu lucu dimata Biru,

"Kamar kita bersebrangan El.."

Elisha memejamkan matanya malu, dirinya telah tertangkap basah oleh sang tetangga, "Biru.. gue gak bermaksud buat-"

Tawa Biru pecah, sungguh melihat ekspresi malu Elisha kini membuat moodnya kembali membaik, "Iya El.."

"Gue srius!"

"Iya.." ujar Biru berusaha menghentikan tawanya, "Gue tau lo gak bermaksud buruk. Makasih buat kuenya."

"Hah? Jangan bilang-"

"Hm. Ferren bilang dia kenal sama lo. Dan dia cerita kalau lo yang pesan kue buat dikasih kegue."

"Bi.." sungguh Elisha merasa begitu malu, entah apakah setelah ini dirinya mampu untuk bertemu dengan Biru.

Biru mengusak lembut surai indah milik Elisha, "Sungguh, makasih buat semua yang udah lo lakuin buat gue."

Elisha mengangguk malu, namun tetap berusaha untuk terlihat biasa saja, "sama -sama. Tapi Bi.."

"Hm?"

"Boleh gue tanya sesuatu?"

"Hm.. silahkan."

"Sejak kapan hubungan kalian buruk? Lo sama ayah."

"Udah sangat lama.. dan semakin memburuk saat nyokap keluar dari rumah."

Elisha mengangguk paham, akhirnya dirinya mengetahui alasan dibalik dirinya yang tidak pernah melihat sosok ibu dari sang tetangga.

"Bokap itu sosok yang keras, otoriter El. Suka seenaknya sendiri tanpa peduli gimana perasaan istrinya sama anaknya. Pernah suatu waktu, waktu gue TK bokap kasih hukuman karna gue yang nangis waktu pulang kerumah karna gak diajak main bola sama teman-teman gue. Gue dihukum untuk terus berdiri sampai nyokap gue pulang kerumah. Dan itu sangat lama." Cerita Biru tentang memori masa kecilnya

"Sriusan? Cuma karna lo nangis waktu pulang kerumah?"

"Hm. Nyokap kaget waktu pulang ngelihat gue yang berdiri sambil tahan tangis disamping bokap yang lagi ngerjain tugas kantornya.
Gue masih ingat dengan jelas gimana bokap marahin nyokap gue karna masalah itu."

"Dimarahin?"

"Hm. Sekeras itu bokap sama gue dan nyokap. Sampai akhirnya beberapa tahun kebelakangan, tanpa gue tau alasan pastinya, nyokap akhirnya mutusin buat keluar dari rumah ninggalin gue sama bokap. Dan belum lama ini mereka akhirnya resmiin perceraian mereka."

"I hate that you’re going through this, but I know that you’ve got this Bi.”

Biru tersenyum hangat, sungguh hatinya merasa membaik setelah mendengar ucapan yang Elisha berikan untuk dirinya, "thanks, it means a lot to me. Yuk balik.." ujar Biru seraya mengulurkan tangannya untuk sang teman.

•••

"Bi.."

"Ya?"

"Tentang my bad days.. itu sebenarnya tentang gue dengan seseorang." Ujar Elisha ditengah perjalanan balik keduanya.

"Cowok?"

Elisha mengangguk, "I have crush on him.. tapi kayaknya dia lagi dekat sama seseorang."

"I see.. it must be hard to you tho."

Meringis pelan, akhirnya Elisha mencoba untuk menanyakan pertanyaan lain yang kini ada dibenaknya, "How about you?"

"Gue?"

"Hm, gimana dengan lo? Lagi suka atau dekat sama seseorang kah?"

Biru terkekeh seraya mengangguk mengiyakan pertanyaan Elisha, "Gue sama Ferren udah pacaran."

•••

BIRU [HARUTO OF TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang