Tadi malam sepertinya menjadi salah satu malam terburuk untuk Biru. Dirinya berdebat hebat dengan sang ayah terkait keinginan dirinya yang ingin keluar dari rumah dan mencoba untuk hidup mandiri.
Alih-alih mendapatkan kesempatan untuk membicarakannya dari hati ke hati, sang ayah nyatanya malah membuat hati sang anak kian terluka, lontaran kata cukup kasar lolos begitu saja dari mulut sang ayah.
Biru tidak selemah itu, bahkan Biru tidak perduli akan omongan dan cacian orang tentang dirinya. Tetapi berbeda kali ini, sang ayah yang melukainya.
Malam itu berakhir dengan Biru yang menghancurkan kamarnya. Melempar dan membanting semua barang agar segala emosi, kecewa, dan sakitnya bisa tersalurkan, berharap agar semua sesak yang ada didadanya berangsur menghilang.
Tanpa Biru sadar, dari seberang sana seorang wanita dari jendela kamarnya melihat semua hal yang terjadi pada Biru. Tidak hanya malam ini, malam sebelum dan sebelumnya, Elisha, wanita yang merupakan tetangga Biru itu sering kali melihat kejadian demi kejadian yang terjadi antara Biru dan ayahnya.
Terkadang Elisha dapat melihat bagaimana sang tetangga terlihat begitu murung dan frustasi, atau diwaktu lain terlihat marah dan sedih. bahkan dilain waktu sebelumnya Elisha pernah melihat sang tetangga terlihat tengah menangis.
Menyedihkan, mungkin kata tersebut yang terlintas saat Elisha melihat kejadian yang terjadi malam itu. Elisha tidak tahu apa penyebabnnya, hanya saja Elisha tahu jika hubungan antara ayah dan anak itu sangat tidak baik.
Dan ketika pagi datang menggantikan malam, semua hal yang Elisha lihat tadi malam seperti ter-reset entah bagaimana caranya. Biru yang semalam terlihat begitu berantakan, pagi ini terlihat cukup cerah dengan senyum yang begitu menawan dimata Elisha
"Biru, selamat pagi!" Sapa seorang ibu yang merupakan ibu dari Elisha
"Selamat pagi tante.." jawab Biru ramah
"Have a great day!"
Biru tersenyum seraya menganggukan kepalanya pelan, "thanks.. tante juga." Ujar Biru. Setelahnya Biru memasang helm fullface miliknya dan menyalakan lalu menjalankan motornya untuk pergi kesekolah.
"El.. ayuk buruan!! udah cukup kan lihatin Birunya, nanti kesiangan. Mommy ada meeting pagi ini!" Oceh sang ibu dari dalam mobil, pasalnya Elisha sedari tadi betah berdiam diri didepan pintu mobil tanpa mau masuk kedalam mobil sang ibu.
Yang di ocehi akhirnya masuk kedalam mobil, "mommy mah.." rengek Elisha
Sang ibu terkekeh gemas seraya mengusak lembut surai pirang sang anak, "kamu tuh.. kalau naksir tuh didekatin, jangan cuma stuck ditempat. Gak masalah lah wanita yang mulai duluan El, mommy setuju kok kalau kamu sama Biru!" Ledek sang ibu
"Enggak ya, aku tuh gak naksir sama Biru mom, aku cuma kagum!" Elak Elisha,
"I mean kayak aku pernah lihat dan tau sisi tergelap dari hidup dia, tapi in other side dia tuh gak jadi bad person padahal mungkin dia punya alasan buat jadi itu. Sometimes I think he just pretends to be okay, tapi apapun yang dia lakuin sekarang menurut aku itu memang yang terbaik.""He's a good boy, right?"
"Hm, yeah.. I guess so!"
"Well, how about you and Arsen?"
"Kenapa dengan aku dan Arsen?" Tanya Elisha bingung
"Pacaran kah?"
"Enggak! aku gak cocok sama dia, dia terlalu baik buat aku.."
"Jadi Biru gak sebaik itu ya ternyata?"
"Apasih?!!!"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU [HARUTO OF TREASURE]
Romance[ biru, identik dengan langit dan lautan. juga merupakan warna keberanian dan dedikasi. akan tetapi biru juga merupakan simbol dari depresi dan kedalaman jiwa manusia ]