❀ Fifth

258 35 1
                                    






Selasa malam, waktu yang selalu ditunggu oleh pengunjung setia bar milik Bangchan. Dimalam itu akan ada guess stars yang hadir untuk ikut menghibur manusia-manusia fana yang sedang hilang jati diri. Maka tak mengherankan jika suasana bar ini pun terasa sesak dengan kehadiran pengunjung yang entah berasal darimana saja. Dance floor pun tak sejengkal terasa lenggang, semua orang sibuk dengan bahagianya masing-masing, nikmati degupan musik EDM yang dibawakan oleh Dj Han Jisung dan Dj Park Chanyeol yang malam ini hadir sebagai tamu kehormatan.

Tak jauh berbeda dengan kondisi di lantai dansa, meja bar pun tak kunjung sepi. Bangchan dan beberapa orang teman beberapa kali kewalahan melayani para pelanggan yang minta untuk cepat dilayani.

Diujung meja bar Hyunjin tengah bersantai bersama Minho yang pandangannya tak luput dari kecerian Jisung nya diatas panggung ditemani sebat diantara jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Jin, Jisung keren banget anjir. Dia jadi keliatan makin cantik kalo kayak gini," Celetuk Minho sembari menatap sosok Jisung dengan tatapan memuja.

"Gak usah lebay," Sahut Hyunjin acuh.

"Eh by the way, Felix apa kabar?"

Hyunjin lirik Minho sekilas sebelum kembali fokus pada gelas alkohol ditangan yang isinya masih banyak. "Baik." Yang lebih tua menaikan sebelah alisnya.

"Wih kenapa nih, cuek banget? Biasanya langsung semangat kalo bahas tentang dia,"

"Gapapa. Dia akhir-akhir ini lagi agak sensitif. Minta terus buat ikut ke Bandung, tapi gue gak mau bawa dia. Ya, lo taulah lingkungan kita gimana gue cuma gak mau ada orang bejat yang tau tentang dia dan malah manfaatin dia untuk jadi alat buat lumpuhin gue." Hyunjin menghela napas, memori tentang dirinya dan Felix yang tengah berseteru terputar dalam otak.

Si Lee anggukan kepala simpati. "Ok lewat dulu. Tapi kalo memang Felix mau main ya gapapa. Bilang aja ke kita nanti kita yang ikut. Cari tempat rekreasi aja kalo memang lo gak mau bawa dia kesini,"

"Tapi memang kalian semua mau?" Minho terbitkan senyum tipis. "Kenapa enggak? Jisung sama Seungmin juga kayaknya butuh liburan buat refresh otak kasian kayaknya mereka udah 'empet' banget sama kuliah. Kasian juga mereka hidupnya kalo cuma di lingkaran setan kayak kita gini. Lagian jarang kan kita jalan bareng gitu, anggap aja triple date," Hyunjin terkekeh mendengar penuturan Minho tentang rencana liburan yang sebenarnya adalah kencan terselubung.

Mengingat itu, Hyunjin jadi sedikit merasa bersalah. Terlebih pada pemuda Kim yang menyandang status sebagai 'teman dekatnya' sedari jejakan kaki di bangku sekolah menengah pertama. Benar, Hyunjin lah yang membawa Seungmin ke dalam —yang kalau kata Minho—lingkaran setan ini. Mengenalkan si manis pada sosok-sosok bejat yang dunianya hanya berporos pada kehidupan malam di bar dan arena balap tanpa tau apa yang akan terjadi nantinya.

Tak bisa disangkal, nyatanya walaupun Hyunjin memiliki gelar sebagai mahasiswa semester empat jurusan psikologi disalah satu universitas ternama di Bandung kegiatan balap liarnya justru lebih menjadi prioritas utama dibandingkan dengan pendidikannya.

Terlepas dari itu semua. Hyunjin masih memiliki perasaan untuk tidak lebih banyak atau terlalu dalam membuat ibunya kecewa. Cukup ini saja, ia tidak ingin menambah masalah. Cukup ayahnya yang menyakiti ibu, Hyunjin tak ingin seperti itu.

"Jin!" Lelaki bermata tajam itu tersentak dari lamunan.

"Ngapa lo? Mikir jorok ya, jujur lo sama gue," Goda Minho. Undang Hyunjin untuk rotasi kan bola mata malas.

"Apaan sih? Gue gak kayak lo yang pikirannya udah item persis paru-paru lo gara-gara kebanyakan ngerokok." Si Lee terbahak.

Dari kejauhan seorang datang menghampiri keduanya. Wajahnya terlihat panik dengan napas tak terengah-engah. Undang raut heran dari dua sahabat itu.

ᵁⁿᵃʷᵃʳᵉ || CHANMIN FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang