❀ Eighth

204 33 1
                                    





Seungmin mendorong pelan pintu jati besar rumahnya, lalu melangkah ringan masuk kedalam. Senyum kecilnya terbit ketika mendapati sosok wanita setengah baya sedang duduk membelakangi nya disofa besar ruang keluarga dengan majalah fashion dan secangkir teh hangat didepannya. Kakinya membawa langkah mendekati sosok Mami nya.

"Mi, "

Ibunya hanya berdeham acuh. Masih fokus pada deretan kata yang mengisi setiap lembar majalahnya.

"Mam, aku belum dapet transferan. Aku belum bayar uang ujian praktek," Kata Seungmin to the point. Tidak akan asik jika sok manis jika respon ibunya sudah seperti itu. Tidak, tidak. Ibunya memang tidak asik jika itu dengan Seungmin.

"Mami gak pegang uang, minta sama papimu sana. "

Seungmin mengerutkan alisnya tak suka, lalu berdecak. Apa-apa anak Jungwoo bilang kemarin dia baru dapat kiriman uang tambahan dari Maminya.

"Loh kata kakak kemarin mami baru kirim uang ke dia,"

"Itu uang Jungwoo yang sempet mami pinjam," Balas Sana sekenanya.

"Terus uang aku gimana?"

"Mana mami tau," Seungmin mengeraskan rahang.

"Kok bisa gak tau. Aku kan anak mami juga, harusnya mami tau dong aku juga ada kebutuhan yang malah lebih besar dari pada Jungwoo.

Mami gimana sih, suruh aku masuk kedokteran tapi biayain pendidikan aku gak mau,"

Sana berdecak lalu menutup majalahnya kasar untuk ditaruh diatas meja. Wanita cantik itu menatap putra bungsunta sengit.

"Ya, gak tau. Tanya sana sama papimu. Mami gak ngurusin uang kamu Seungmin. Papi kemarin kirim uang untuk belanja bulanan, sama uang kuliah Jungwoo karena dia udah minta.

Yang sopan kamu sama mami, tiap pulang bisanya ngajak ribut. Gak usah pulang kalo kayak gitu panas mami dengernya, belajar sopan santun sana dari kakak kamu kalo mami sama papi gak ngajarin sopan santun ke kamu,"

Seungmin merotasikan bola matanya malas. "Jungwoo aja terus yang dibaik-baikin. Giliran aku disalahin terus,"

"Ya memang faktanya begitu. Jungwoo tuh attitude nya seratus, penurut dan gak banyak tingkah kayak kamu." Suara Sana naik satu oktav. Matanya menatap tajam sosok Seungmin.

"ck. Aku pulang buat nuntun hak aku ya bukan untuk mami hina kayak gini. Sekarang terbuktikan siapa sebenarnya yang suka ngajak ribut. Itu mami bukan aku."

"Heh!"

"Udah sekarang intinya uang ujianku gimana?"

"Mana mami tau?! Memang sepuluh juta yang kemarin papi transfer ke kamu kemana?"

"Kalo masih ada aku gak akan minta! Lagian kalo ini prodi yang aku pilih aku juga akan usaha sendiri untuk bayar biayanya tanpa minta ke mami atau papi. Tapi ini kan kemauan mami, mami juga harus ikut tanggung jawab dong." Kata Seungmin sengit.

Sana mendadak menggebrak meja kaca di depannya, membuat tehnya loncat dari atas cangkir berceceran saking kerasnya. "Seungmin, mami. benar-benar. gak. pegang. uang. Jadi mami gak bisa kasih ke kamu," Nada suara Sana turun dua oktav, beralih menekan setiap kata yang di ucapnya. Menandakan bahwa ia benar-benar emosi saat ini.

"ck. Taulah." Seungmin berbalik dan melangkah menuju pintu utama meninggalkan sana yang masih menahan emosinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᵁⁿᵃʷᵃʳᵉ || CHANMIN FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang