❀ Twenty fourth

158 23 0
                                    

Wajah Seungmin terlihat sangat cerah sejak pagi. Bahkan senyumnya tak terlihat turun sejak kedatangan Bangchan kerumahnya tadi pagi. Tentunya bukan benar-benar karena Chan dirinya terlihat sangat bahagia, namun karena kedua orang tuanya yang mendadak harus kembali ke Jakarta karena pekerjaan, dan tentu saja dengan itu dirinya pun bisa kembali tinggal di apartemen Bangchan seperti sebelumnya. Pun dengan semua fasilitas yang sempat ditahan sebelumnya, termasuk Audi hitam kesayangannya telah dikembalikan. 

Meski dengan beberapa syarat yang diajukan kepada Bangchan sebagai sosok yang bertanggung jawab atas dirinya, Seungmin tidak peduli. Persetan dengan Bangchan, kekasihnya itu mana bisa tidak menuruti keinginan dirinya.

Omong-omong tentang Bangchan, dirinya akhirnya bertemu dengan orang tua Seungmin. Pun diterima dengan baik oleh keduanya, meski tak sekalipun Sana terlihat menyambutnya dengan baik sejak pertemuan pertama. Nyonya keluarga itu lebih banyak acuh perihal apapun yang tidak menyangkut pendidikan kedokteran Seungmin.

Meski begitu, sayangnya Bangchan belum memiliki kesempatan untuk bertemu atau sekedar menyapa putra sulung keluarga Kim.

"Ya sudah, Bangchan sekali lagi om titipkan Seungmin ke kamu ya, tolong dikontrol apapun yang dia lakukan, apalagi masalah keuangannya,

Seungmin rekening kamu masih akan papi panatau, jangan aneh-aneh," Pesan Wonpil yang segera disahuti Chan dengan baik.

"Kamu baik-baik ya dek disini, jangan repotin Bangchan, jaga kesehatan," Ayahnya mengusak rambut Seungmin sayang. 

"Iya papi tenang aja,"

Wonpil terbitkan senyum kecil lalu menoleh kearah sang istri yang terlihat acuh tak acuh  disampingnya. "Kamu gak mau ngomong apa-apa San?"

Sana menoleh masih dengan raut datarnya. "Apa?"

Mendapat respon seperti itu Wonpil menggeleng pasrah. "Ya udah papi sama mami berangkat ya, Min,"

"Oke hati-hati kalian,"

Setelahnya Wonpil masuk kedalam mobil menyusul Sana yang sudah terlebih dahulu masuk sebelumnya. Mobil berjenis Toyoto Alphard itu tak lama melaju tinggalkan pekarangan kediaman mereka dengan iringan lambaian tangan dari sang putra.

"Astaga akhirnya gue bebas," Lega Seungmin. 

Seungmin beralih pada Bangchan yang juga menatapnya teduh. "Mau pulang sekarang sayang?" Tanya yang lebih tua lembut.

"Aku butuh refreshing, malam ini boleh turun?"

"Udah gak capek emang?"

Seungmin gelengkan kepalanya. 

"Oke kalo emang udah gak capek, kita punya anggota baru yang kayaknya harus kamu ospek sayang,"

"Iya? Siapa?" Matanya seketika berbinar antusias. Memang hari yang baik.

"Liat nanti aja deh, aku juga belum kenal dia,"

"OKE! Ya udah ayo kita jalan sekarang!"

Suara bising serta kepulanan asap nyatanya tidak menganggu aktifitas Seungmin yang tengah sibuk men-scroll timeline twitter diponselnya, pun kehadiran teman-temannya yang juga berada disekitarnya tak ia acuhkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara bising serta kepulanan asap nyatanya tidak menganggu aktifitas Seungmin yang tengah sibuk men-scroll timeline twitter diponselnya, pun kehadiran teman-temannya yang juga berada disekitarnya tak ia acuhkan.

Dirinya sudah stand by di bar sejak dua jam yang lalu, tepatnya disalah satu space di pojok bar tentunya bersama dengan Bangchan. Pun terlihat sosok Han Jisung juga sang kekasih—yang katanya sudah beres berjaga di rumah sakit sejak sore tadi— sedang bermain Candy Crush di ponsel yang lebih tua dengan posisi Jisung dalam pangkuan Minho yang menumpukan dagu pada bahu milik sang Han.

Bukan tanpa alasan mereka disana, keempatnya saat ini tengah menunggu tiba waktu untuk Seungmin yang katanya akan mengospek anggota keluarga baru mereka di arena. Sementara yang akan di tes katanya sedang bermain dengan Hyunjin di tiga putaran.

Setelah hampir tiga jam menanti, sosok Yeonjun akhirnya datang memberitahu bahwa permainan Hyunjin telah selesai, dengan antusias Seungmin segera membenahi diri, raih hoodie marunnya dan bergegas dengan Chan disampingnya.

Riuh tepuk tangan serta sorakan menyambut pemuda Kim itu ketika menjejakan kaki pada lantai aspal arena.

Ternyata diluar sana lebih nampak ramai dibanding didalam bar. Orang-orang berkumpul mengerubungi dua mobil yang baru saja berhenti ditengah arena balap layaknya segerombolan semut yang mengerubungi sebutur gula.

Seungmin berdecih remeh. Memang sehebat apa anak baru itu sampai-sampai sudah memiliki banyak penggemar dalam satu minggu bergabung?

Ditempat yang sama, Hyunjin baru saja keluar dari mobilnya. Pemuda Hwang itu melangkah mendekati sang lawan lalu memberi tos persahabatan.

"Gila lo pantes aja udah banyak fans nya, gak sangka gue," Puji Hyunjin yang dibalas tawa oleh sosok didepannya.

"Sung, abis ini katanya lo turun lagi? Sama siapa?"

"Iya, katanya sama calonnya si bos, tapi gue gak tau sih,"

"Ah iya, kemaren Seungmin emang sempet sakit dan baru bisa hadir hari ini. Jadi ceritanya lo di ospek nih sama dia? Hati-hati ya taktiknya suka gak ketebak anaknya, tapi bagus kok dia dilintasan,"

"Oh gitu ya, Jin." Pemuda itu mengangguk paham, "Eh tadi kata lo siapa namanya? Seungmin?"

Hyunjin mengangguk mantap. "Iya Seungmin, Kim Seungmin calonnya Bangchan dia juga sahabat gue dar— eh Seungmin? Hyunjin terdiam, seperti berpikir mencari hal janggal dalam ucapannya sebelum detik selanjutnya ia tersentak menyadari sesuatu.

AH ANJING SEUNGMIN!"

Baru saja akan berlari, nyatanya sosok Seungmin sudah hadir lima meter di depan sana.

Pemuda Kim itu terdiam, memandang lurus kepada sosok lain di samping Hwang Hyunjin dengan rahang mengeras.

Tanpa basa-basi ia segera memutar tumitnya, melangkah cepat meninggalkan arena membuat tanda tanya besar bagi semua orang disana.

Hoodie marun yang digenggamnya ia lempar pada Bangchan yang berada tak jauh dari sana. Lalu dengan tergesa masuk kedalam Audi hitamnya dan melaju kencang meninggalkan segala kebisingan disana.

Bangchan tertegun. Menatap heran sosok Seungmin yang sudah menghilang bersama mobil kesayangannya.

"Bang lo kok gak tahan dia sih anjing? Ini juga kenapa gak ada yang bilang dia mau turun malam ini?" Hyunjin menggeram setelah tubuhnya berhenti tepat di depan Bangchan yang masih terheran.

"Hah? Ada apaan sih? Gue gak paham anjir, Jin."

"Ck. Lo kenapa gak bilang ke gue kalo dia mau turun malam ini?"

"Hah emang kenapa sih? Ada masalah?

"ADA. Masalahnya ini Sunghoon. Dia orangnya Bang,


Sunghoon mantannya Seungmin,"

Sunghoon mantannya Seungmin,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ASTAGA AKU NULIS APA SIH?
Maaf ya pendek juga keluar dari ekspektasi, dan malah jadi aneh. Doain aja biar aku gak WB dan bisa cepet selesaikan FF ini. Makasih..

ᵁⁿᵃʷᵃʳᵉ || CHANMIN FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang