❀ Eighteenth

186 32 0
                                    

"Loh kok bisa-bisanya lo malah dukung gue untuk tinggal sementara sama nyokap-bokap gue?"

Seungmin menghembuskan napasnya kasar. Wajahnya dibuang menghindari tatapan Chan yang berada tepat disampingnya. Kedua tangannya bersedekap didepan dada. Tanda dirinya sedang merajuk saat ini.

Beberapa menit lalu, Seungmin menceritakan tentang keinginan kedua orang tuanya yang tadi siang berkunjung. Niatnya melaporkan dan berharap Chan akan melarangnya pergi bersama mami dan papinya. Namun bukannya larangan yang didapat, Chan malah dengan antusias mendukung keinginan orangtuanya saat ia mintai pendapat.

Yang lebih tua menghela napas pelan, lalu meraih tubuh si manis yang masih bersedekap untuk didekapnya erat. Ia daratkan dagu diatas perpotongan bahu Seungmin yang sedikit terekspos sebab piyama rumah sakitnya yang kebesaran. Dari jarak sedekat ini, Chan dapat menghidu aroma manis khas yang menguar dari tubuh Seungmin meski anak itu tidak mandi berhari-hari.

"Loh bagus,kan? Kamu jadi bisa dekat sama mami papi kamu. Jarang-jarang bisa kumpul, mungkin mami papi kamu juga lagi kangen sama kamu, emangnya kamu gak kangen sama mereka udah lebih dari tiga tahunkan gak tinggal sama mereka," Katanya memberi pengertian. "Ya walaupun kamu suka beberapa kali pulang, tapikan rasanya beda sayang. Kamu juga hampir gak pernahkan ketemu sama papi kamu, kan?"

Seungmin berdecak. "Lo gak ngerti,"

"Iya aku memang gak ngerti, tapi apa salahnya? Kamu kapan lagi, kan bisa habisin waktu sama orang tua kamu?"

Seungmin terdiam. Enggan menanggapi pertanyaan Chan yang padahal jelas dia tau jawabannya. Tentu saja tidak. Siapa yang akan menghabiskan waktu bersama? Tidak ada. Pikirnya. Gak ada yang akan habisin waktu bersama, mereka cuma bawa pulang kerjaan. Buat apa pulang?

"Ya? Oke? Jangan pundung gitu dong. Tetap dapet uang, kan? Ya walaupun gak sebanyak lima puluh dua juga untuk satu minggu, tapi pasti ada, kan?" Wajahnga ia tenggelamkan pada perpotongan leher jenjang yang lebih muda. Merasapi kehangatan dan kenyamanan yang selalu membuatnya candu.

"Tapi gue gak bisa ketemu lo!" Seungmin memberengut.

Chan terkekeh pelan. Menggemaskan sekali kekasihnya ini. Jadi sebenarnya alasan Seungmin tidak mau pergi itu apa?

"Loh emang kenapa?"

Seungmin berbalik menatap Chan yang menatapnya teduh. "Gue gak bisa kemana-mana selain ke kampus. Itupun antar-jemput sopir,"

"Ya udah. Aku ke rumah kalo kamu kangen. Udahkan masalahnya beres?"

Seungmin mendengus. Lalu kembali membuang pandangannya. "Ges lah, teu hayang ribut. Sakumaha maneh wae,"

Bangchan terbahak didetik selanjutnya. Menertawakan bagaimana aksen Seungmin yang berbicara dengan bahasa sundanya. Terasa asing karena tidak biasanya anak itu berbicara dengan bahasa daerah sana, namun mampu membuat Chan memekik tertahan karena gemas.

"Astaga gemes banget sih. Coba dong ngomong lagi pake basaha sunda," Seungmin memberengut sebal. Chan juga mengeratkan dekapannya pada tubuh Seungmin seiring dengan rasa gemasnya yang membuncah ruah.

"Pulang aja sana. Gue capek mau tidur," Seungmin melepas paksa dekapan Chan.

Chan lagi-lagi terkekeh. "Iya-iya. Maaf, tapi kamu lucu banget loh, kamu harus tau sayangku," Goda Chan.

Sekali lagi Seungmin berdecak lalu mulai membenahi posisi baringnya tanpa peduli pada Bangchan yang masih menertawakannya. Meski begitu lelaki yang lebih tua tetap ikut bantu membenahi selimutnya kendati masih tampilkan wajah menyebalkannya. Seakan siap untuk kembali meledek Seungmin kapan saja.

"Ya udah, ayo tidur. Mau aku nyanyiin lullaby? Pake bahasa sunda?" Sekali lagi Chan benar-benar menggodanya. Buat Seungmin sekali lagi menepis pelan tangan si pemuda libra yang tengah merapikan letak selimutnya.

"Iya-iya maaf, gak akan aku ledeki lagi. Ayo tidur sekarang." Chan ikut membaringkan tubuhnya, menyamping tatap wajah laksmi Seungmin yang terlihat menawan sebab diterpa cahaya temaram dari lampu kemuning yang sengaja dinyalahkan menggantikan tugas si lampu utama yang terasa menyilaukan. Tangan besarnya mendarat diatas dahi Seungmin, mengusak sayang surai kecokelatan milik yang lebih muda lalu memberi beberapa kecupan kecil disana. Sesekali bibirnya menggumami senandung sederhana berharap dapat membuat si manis merasa lebih baik. Dan segera pergi menjemput mimpinya.

Terlepas dari keduanya. Di sofa penjenguk Hyunjin mendengus jengah. Bisa-bisanya mereka lupa akan eksistensi dirinya dengan Jisung juga Felix disana yang fokus pada ponselnya. Meskipun Hyunjin memiliki Felix disini, namun sebagai teman yang baik Hyunjin masih menghargai sosok Jisung yang datang sendiri tanpa Minho yang biasanya akan mengekori kemanapun kepalanya pergi.

Tak jauh berbeda dengan Hyunjin, Han Jisung juga mendecak sebal. Mendapati tontonan gratis dari sepasang merpati yang seakan lupa bahwa didunia ini bukan hanya ada mereka berdua didalam sebagai makhluk hidup. Sedikit merutuk juga akan ketidak hadiran Minhonya disana. Jika boleh jujur, Jisung jadi sedikit iri nelihatnya. Tolong garis bawahi, hanya sedikit ya dirinya hanya sedikit iri tidak banyak.

"Enak banget ya, didunia ini cuma ada raden Seungmin sama paduka Chris, yang lain rakyat jelata cuma ngontrak," Desisnya pelan.

"Hah? Kenapa Ji?" Felix yang tak sengaja mendengar meringsut mendekati sosok Jisung sebelum bertanya dengan polos. Undang Jisung untuk rotasikan bola matanya sebal.

"Tidur lo Lix. Gak usah mantau tiktok. Video lo gak fyp,"

"Dih. Jisung sok tau lo! Emang lo punya tiktok!" Sunggut Felix tidak terima.

"Emang gue harus punya tiktok biar tau?"

Felix balas menatap Jisung jengkel. Dahinya mengkerut. "Iyalah, tau dari mana lo gue gak fyp kalo lo gak punya tiktok?!"

Hyunjin menggeleng tak habis pikir. Posisinya yang berada diseberang segera berpindah untuk menengahi keduanya, meraih tubuh Felix untuk ia dekap. Mengunci pergerakan felix agar bersadar pada tubuhnya lalu ia sandarakan kepala pada bahu sempit milik si cantik yang enam tahun ini mengisi hatinya.

"Udah jangan berisik. Kasihan Seungmin. Video kamu lewat kok tadi di fyp tiktok aku," Hibur Hyunjin sebelum memajamkan mata. Menhidu dalam aroma lembut khas si mungil dari perpotongan lehernya.

"Tuh Jisung jangan sok tau ya, video gue tuh fyp tau. Makanya buat tiktok sana biar lo tau kalo gue fyp,"

Jisung merotasi bola matanya. "Iya udah jangan berisik!"

"Nihh Jisung, hati-hati ya kalo ngomong," Felix tunjukan beranda aplikasi tiktoknya yang menampilkan video bertajuk 'a day in my life'  miliknya yang meraih beberapa puluh ribu likes berada dihalaman for your page.

Jisung mendecak, mendorong ponsel Felix agar sedikit menjauh darinya. "Iya Felix, tidur sana. Tiktok lo berisik, kasihan Seungmin!"

Hyunjin yang memang belum sampai pada puncak ketidak sadarannya kembali hembuskan napas. Tarik Felix kedalam dekapannya yang lebih erat. Kemudian berbisik parau. "Tidur sayang, besok kita ke kampus ya,"



Hai addin is here!Maaf ngaret kelamaan, ada sedikit masalah di RL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai addin is here!
Maaf ngaret kelamaan, ada sedikit masalah di RL.. Aku bakal usahain abis ini update lebih cepat yaa, hehehe... Btw makasih yang sudah nunggu, love you banyak banyakkk

ᵁⁿᵃʷᵃʳᵉ || CHANMIN FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang