❀ Twenty

147 21 0
                                    

Pemuda manis berpipi penuh itu hanya diam dikursi penumpang sejak mobil berjenis Pajero hitam itu bergerak meninggalkan lobi rumah sakit swasta yang sempat menjadi tempat bersinggahnya untuk waktu yang lumayan lama. Mata bulatnya menatap bosan pada jalan raya kota Bandung yang terlihat senggang siang itu.

Perjalanan menuju rumah lama keluarganya memakan waktu sekitar satu jam bila ditempuh menggunakan kendaraan roda empat. Letaknya di salah satu perumahan di daerah Buah Batu sana.

Kim Seungmin menghela napas panjang saat mobil yang ditumpanginya berhasil memasuki pekarangan sebuah hunian modern dua lantai yang di dominasi warna putih dan cokelat, terlihat asri dengan tanaman hijau yang memenuhi halaman depan. Sangat terawat kendati tidak pernah ditempati sejak keluarganya memutuskan pindah ke Jakarta bertahun-tahun lalu.

"Dek, sudah sampai. Langsung masuk saja ya, barangnya biar bapak sama pak Jamal yang angkut." Seungmin mengangguk kecil sebelum membuka pintu dan melangkah masuk kedalam rumah.

Ruangan besar dengan sofa-sofa menyambut kedatangannya ketika pintu utama berhasil ia buka. Perlahan ia menggerakan tungkai melangkah semakin dalam menapaki ruang keluarga utama yang menjadi pusat lantai satu. Sofa panjang menuyun letter L disimpan ditengah ruangan menghadap televisi besar dengan sebuah meja kaca pendek beralaskan karpet bulu berwarna putih yang terlihat halus dan nyaman.

Kendati tidak sebesar rumah keluarganya di Jakarta yang memuat kata mewah, rumah di Bandung sini lebih mengarah pada kata sederhana namun apik dan modern. Namun tetap saja terasa dingin dan senyap.

"Adek? Sudah sampe? Kok gak ngomong?"

Seungmin terperajat. Sosok wanita setengah baya menjadi pemilik suara mendayu yang menyambut kedatangannya. Itu teh Ayu. Asisten rumah tangga yang telah mengabdi pada keluarganya sejak Seungmin belum dilahirkan. Bahkan daripada dengan ibunya Seungmin jauh lebih dekat dengan teh Ayu, ibunya yang saat itu sibuk sebagai dokter tak memiliki banyak waktu bersamanya juga sang kakak sebelum akhirnya memutuskan hengkang dari dunia dokter ketika sang kakak mendadak sakit berat.

Ia juga dipercaya menjaga rumah ini bersama pak Agus -suaminya- yang juga sudah mengabdi lima tahun lebih lama dari pada teh Ayu sendiri juga beberapa perkerja seperti tukang kebun dan satu asisten rumah tangga lain. Pasangan suami istri tidak benar-benar tinggal dirumah utama, keduanya tinggal disebuah pavilium sederhana dibelakang rumah utama sementara pekerja yang lain menetap dirumah masing-masing- datang dipagi hari lalu pulang disore hari. Teh Ayu ini pribadi yang sangat ceria dan easy going bahkan terlihat gaul kendati usianya telah menginjak pertengahan kepala empat.

"Kaget teh, permisi dulu kek, intro gitu." Protes Seungmin.

"Ya maaf atuh dek, lagian nyampe gak ada ngomongnya. Kan teteh kira teh saha taunya si adek udah sampe." Balas teh Ayu tenang. Kemudian wanita itu diam, menatap putra majikannya intens dahinya berkerut dalam. Undang kerisihan pada diri si pemuda virgo.

"Apaan sih teh? Gitu banget liatinnya,"

"Enggak dek, ini teteh tuh liat kamu serada pangling tau. Kamu tinggi pisan sekarang mah, terus lebih berisi kemaren kayaknya teteh liat kamu kecil pisan malah dekil sekarang mah kasep pisan ya,"

"Ya tuhan teh, inilah yang dinamakan pubertas, masa gak ngerti sih?"

"Oh iya deh, kamu udah gede sekarang mah dek, udah gak bisa di dedek-dedekin lagi, apa jangan-jangan malah udah bisa bikin dedek ya?, hihihi," Teh Ayu kemudian terkikik geli.

Seungmin merotasikan bola mata sebal. "Ngaco aja mulutnya. Oh iya Mami kemana, teh?"

"Si Mami tadi pagi pergi, katanya mau ketemu rekan kerja. Bibi mah gak tau ya, tapi sama si papi juga sih. Katanya juga kalo si adek udah sampe suruh istirahat aja langsung kamarnya juga udah teteh bersihin kok. Eh iya dek, hayang dahar naon? Biar teteh yang masakin," Terang Teh Ayu.

ᵁⁿᵃʷᵃʳᵉ || CHANMIN FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang