❀ Twenty First

155 21 0
                                    


Tok.tok.tok.

"Dek, udah bangun?"

Tok.tok.

"Adek mami suruh adek bangun tau,"

Seungmin menggeliat tak nyaman pada posisinya. Tidurnya terusik dengan suara ketukan pintu berulang yang diikuti dengan panggilan dari asisten rumah tangganya, teh Ayu. Putra bungsu keluarga Kim itu berdecak sebal lalu memaksa mata bundarnya untuk membuka. Beberapa saat dirinya mengerjap, mencoba sesuaikan cahaya yang masuk menyapa pengelihatannya.

Kamarnya terang benderang, sementara diluar nampak terlihat masih gelap. Alisnya mengernyit, Seungmin merasa bingung dengan apa yang terjadi, mengapa lampu kamarnya masih menyala sementara ia tertidur. Seungmin terbiasa memadamkan lampu ketika tidur kecuali— ah ia ingat sekarang. Semalam dirinya jatuh tertidur saat sedang membaca buku materinya. Benar.

"Dek? Adek?"

Tok.tok.

Seungmin kembali berdecak ketika suara teh Ayu kembali terdengar "Kenapa sih teh?" Sahutnya dengan suara serak.

"Adek udah bangun? Ini si mami suruh adek bangun,"

Pemuda virgo itu menghela napas. "Bilang ke mami akunya udah bangun,"

"Iya udah sekarang si mami suruh adek keluar, temani teteh ke pasar untuk belanja yuk katanya biar kamu sekalian jalan-jalan gak dirumah terus," Tutur teh Ayu.

"Ish. Teteh, akukan anak majikan masa di suruh antar belanja ke pasar sih? Emang pak agus kemana? Gak mau!"

"Ya teteh juga gak tau adek, ini si mami yang suruh. Udah gak apa-apa yuk. Nanti kita jajan kue sama nasi uduk ya?"

Seungmin lirik jam dinding di atas pintu kamarnya. Waktu menunjukan pukul lima lewat lima belas menit. Pantas saja diluar masih tampak gelap. Masih belum waktunya matahari tampak.

"Dedek ih, kok teteh dicuekin?"

"Ya tuhan teh, bilang aja ke mami aku masih butuh istirahat. Sok asik banget sih ibu-ibu," Decaknya.

"Ih si adek, jangan gitu ngomongnya ada si mami tau di bawah,"

"YA UDAH SAMA MAMI AJA SANA!" Tolaknya keras. Setelahnya ia kembali merebahkan diri dan menarik selimut seatas dada.

Matahari mulai merambat naik beriring dengan waktu yang kini menunjukan pukul tujuh lewat lima puluh enam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari mulai merambat naik beriring dengan waktu yang kini menunjukan pukul tujuh lewat lima puluh enam. Jalan raya Bandung minggu pagi itu cukup padat dipenuhi pemotor juga pengendara lain entah ingin kemana tujuannya.

Didalam fajero hitam itu Seungmin sesekali berdecak merutuki beberapa pemotor yang dengan semberononya memotong laju mobilnya, mencari celah diantara mobil-mobil untuk segera menuntaskan keinginannya. Sesekali klakson mobil ia tekan sebagai bentuk protes. Hal inilah yang membuat Seungmin malas untuk keluar dengan mobil di minggu pagi, jika saja maminya yang tidak dengan tiba-tiba datang ke kamarnya lalu membuka pintu seenaknya dan mengucap kata yang tak enak untuk ia dengar diwaktu sepagi itu dapat dipastikan Seungmin tidak akan berakhir terjebak didalam kemacetan ini bersama teh Ayu dan teh Lilis —asisten rumah tangga yang lain.

ᵁⁿᵃʷᵃʳᵉ || CHANMIN FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang