❀ Fifteenth

207 33 0
                                    


Cuaca kota Bandung siang itu agaknya mendukung kerumaran dua insan yang terperangkap dalam keterdiaman masing-masing. Bergumul dengan pikiran dan hati yang senantiasa beradu tak kontras satu sama lain.

Didalam Fortuner hitam yang melaju membelah keramaian Bandung itu hanya terisi dengan deru napas teratur yang saling bersahutan ditemani serak parau suara pembawa acara diradio yang tengah menginformasikan keadaan lalu lintas hari itu.

Dari tempatnya, Chan sesekali mencuri pandang melirik sosok Seungmin yang diam tanpa melakukan apapun selain melihat keluar jendela seakan tak memiliki niat untuk setidaknya mencuri lirik sosok lain selain dirinya didalam mobil itu.

Tanpa Bangchan mengerti, keterdiaman Seungmin adalah cara pemuda kelahiran september itu untuk menetralisir gejolak aneh dalam hatinya, entah rasa apa yang sebenarnya dia rasapun Seungmin tidak mengerti. Yang jelas, bertemu Chan setelah perseteruan mereka minggu lalu adalah hal yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Meski Seungmin pernah membayangkan bahwa keadaan ini akan terjadi namun ia tak pernah menyangka jika memang benar-benar terjadi.

Keduanya terpantau tengah merasa canggung juga sungkan untuk saling bertukar pandang. Namun mereka sependapat untuk segera mengatasi kesalah pahaman yang ada. Karena baik Chan ataupun Seungmin merasa mereka tidak bisa untuk terus seperti ini, berjauhan dan saling menghindar.

"Chris—     " Min—

Keduanya saling pandang sebab terkejut, terdiam untuk sekian detik sebelum sama-sama mengalihkan pandangan mereka kelain arah.

"Duluan aja, Min." Ujar Chan tenang.

"Eh? Gak- duluan aja,"

"No, kamu duluan."

Seungmin menundukan kepalanya untuk sekedar menatapi jari-jari jenjangnya yang asik memilin hoodie navy yang ia bawa bersama saat pergi kemarin.

"Chris... Gue- minta maaf"

Bangchan menyahut dengan gumaman. Matanya masih senantiasa fokus dengan jalan didepannya.

"Demi tuhan, gue gak pernah bermaksud untuk gak percaya sama lo. Bahkan gak pernah sekalipun gue berfikiran untuk membiarkan lo berjuang sendiri di hubungan kita. Gue, punya alasan kenapa gue lakukan ini. A—

" Sebentar Min, aku pinggirin mobil dulu." Potong Bangchan sambil memutar kemudi mobil. Sepertinya tidak akan baik jika mereka masih dalam perjalanan. Jadi setelah menepikan mobilnya Chan diam tanpa menoleh.

Seungmin kembali menghela napas sebelum kembali menyambungkan ceritanya yang sempat dipotong oleh yang lebih tua.

"I-iya, awalnya gue pikir dengan sikap gue yang seperti ini, lo akan lebih nyaman karena lo gak ikut tanggung masalah gue. Tapi ternyata gue salah, lo malah merasa kalau gue gak cinta sama lo alih-alih lo senang sama jalannya hubungan kita yang kayak gini.

Gue punya alasan, Chris. Alasan pasti kenapa gue gak mau berbagi beban gue sama lo. Lo tau kan, atau bahkan lo sangat tau bagaimana susahnya lo dapatin hati gue dulu. Gue buruk dalam soal asmara, gue payah soal cerita tentang cinta-cintaan waktu SMA.

Gue terlalu percaya diri waktu itu, orang yang gue kira akan selalu ada untuk gue dalam keadaan apapun sampai buat gue berekspestasi lebih sama dia, ternyata dia juga yang hancurin semua ekspektasi gue tentang gue yang gak akan selalu sendiri.

Pun, alasan dia tinggalin gue. Karena dia ngerasa gue terlalu membebani dia atas cerita-cerita atau masalah gue, dia bilang dia risih sama hal itu. J-jadi, karena itu setelah gue yakin untuk memulai semuanya sama lo, gue sudah janji sama diri gue sendiri untuk— untuk gak berbagi sama lo, gue cuma gak mau lo risih, Chris, gue cuma gak mau dibuang lagi,"

Hiks.

Lalu runtuhlah pertahan Seungmin. Pemuda virgo itu kini terisak dalam tundukan kepalanya, pilinan pada hoodie kini berganti menjadi remasan kuat guna menyalurkan sesak didada.

"Gue- gue gak mau dibuang lagi, jangan pergi Chris, tolong jangan pergi. Lo rumah tempat gue pulang sekarang, kalau lo ikut pergi, kemana gue harus pulang?"

Bangchan terhenyak. Ikut merasa sakit dengan semakin kerasnya isakan Seungmin. Ia pun merasa menyesal karena telah berfikir untuk meninggalkan si manis tanpa tau apa yang sebenarnya tengah ditanggung Seungmin.

Seungmin takut-takut mengangkat wajahnya menatap sosok Chan yang masih diam menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong. Seolah jiwanya pergi entah kemana. Lalu tangan yang lebih kecil memberanikan diri untuk mengenggam tangan Chan yang berada diatas paha, merematnya kuat dengan jari-jari yang bergetar.

"Maaf Chris, maaf. Kasih gue kesempatan kedua untuk untuk perbaiki semuanya. Ayo kita perbaiki semuanya, gue akan buktiin kalp lo gak berjuang sendiri." Mata bulatnya menatap sosok yang lebih tua penuh harap masih dengan tangan Chan yang berada dalam genggaman eratnya.

Melihat Chan yang tidak merespon. Seungmin perlahan melepas genggamannya. Senyum getir terlukis pada bibir plumnya. Ia tau, Chan jelas masih sangat marah padanya. Mungkin bahkan dirinya tidak akan mendapatkan maaf pemuda Bang itu. Ia jelas tau seperti apa sebuah kepercayaan menurut Chan. Dan sekarang dirinya malah membuat masalah dengan hal itu.

Airmatanya kembali melesak keluar, Seungmin terlalu lemah jika dihadapkan keadaan ini apalagi dengan Chan. Dirinya sudah benar-benar jatuh dalam kubangan kasih yang telah Bangchan berikan untuknya. Jadi kehilangan Chan baginya sama dengan membunuh dirinya secara perlahan.

"A-aku ngerti kalau ka-mu mungkin gak bisa maafin aku, tapi.. tapi... Tolong jangan—

Greb

Tanpa berkata Chan menarik Seungmin kedalam pelukannya, menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Seungmin dan menghirup dalam aroma khas si manis yang dirindukannya seminggu ini, Chan juga membiarkan Seungmin-nya untuk meluapkan tangis yang malah semakin mengeras. Juga ikut membalas dekapannya tak kalah erat, bahkan Chan bisa merasakan bagaimana erat genggaman Seungmin yang meremat kemeja belakangnya.

Tangan besarkan mengusap sayang belakang kepala si manis sembari menggumami kata maaf dengan lirih.

"Maaf sayang, maafin aku. Kamu gak sepenuhnya salah aku juga salah disini maaf, mine maaf ya, aku juga minta maaf kelepasan marah sama kamu, harusnya aku juga lebih percaya ke kamu, harusnya aku juga lebih sabar. Maaf aku gak tau apa-apa tentang kamu, maaf," Lirih Chan.

Seungmin tidak membalas, malah meringsaknya wajahnya pada bahu lebar milik yang lebih tua.

"Maaf mine, maaf..."

Hari itu bersamaan dengan hujan yang turun membasahi sebagian kota Bandung, keduanya kembali dengan cara yang baik, siap menyambut hangat dalam kisah kasih mereka kembali dengan lebih baik.

Hari itu bersamaan dengan hujan yang turun membasahi sebagian kota Bandung, keduanya kembali dengan cara yang baik, siap menyambut hangat dalam kisah kasih mereka kembali dengan lebih baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Halo semwa!
Maaf kalo kurang mengenakan yaa, aku punya sesuatu di rl soalnya hehehe..
Makasih yang udh mau baca chapter berantakan ini, thx...
Lop yu sekebon bunga nusantara 💕

ᵁⁿᵃʷᵃʳᵉ || CHANMIN FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang