HALLO SAHABAT SEMUA......
SELAMAT DATANG DI CERITA ATALARIC OKEY.SEMOGA BISA MEMBUAT KALIAN TERHIBUR DENGAN KERANDOMAN RUMAH TANGGA ATALA DAN AZA:)
______
Della menyeraki semua barang yang berada dikamarnya. Ia frustasi karena Gibran memilih memutuskan hubungan mereka.
"Bangsat! Gue harus gimana?"
Seorang lelaki membuka pintu kamar Della yang berserakan. Aldi berdecak mendapati sepupu gobloknya itu.
"Lo kenapa lagi? Hancur mulu hidup lo tiap hari."
"Hidup gue emang udah hancur."
Aldi menjulurkan tangannya untuk membantu Della berdiri dari duduknya.
"Gibran putusin gue,"Ucapnya yang hanya mendapat anggukan oleh Aldi.
"Kok lo cuma nganggukin kepala doang sih?"Kesal Della.
Aldi merebahkan tubuhnya disofa santai kamar Della."Lagian buat apa lagi lo pertahanin hubungan sama cowok itu? Udah gak guna."
"Maksud lo gak guna apaan?"
"Gak guna lah. Dia cuma jadi sampah direncana kita buat ngehancurin Atala sama Aza."
"Dia udah bantuin gue dekat sama Atala."
"Udah itu doang kan? Jadi lo gak usah ngamuk di putusin sama dia. Rencana kita selanjutnya udah gak butuh cowok itu."
Della tersenyum miring."Bener juga lo."Ucapnya menyetujui perkataan Aldi.
Aldi memutar-mutar ponsel Della yang terletak diatas meja. "Cassing baru?"
"Yoi. Bagus gak?"
"Bagus, sama seperti sifat lo."
°°°
Aza menyentak tangan Shafa yang mencoba berbicara padanya. "Aku gak tau, aku juga gak percaya kalau kamu yang lakuin itu, Sha. Aku bingung sama semuanya."
"Lo harus dengerin penjelasan gue dulu, Za. Bukan gue yang penghianat disini, tapi Della."
Aza terkekeh miris,"Setelah tertangkap, kamu malah menyalahkan orang lain."
"Za! Dengerin gue dulu,"Cicit Shafa.
"Udah, Sha. Mending sekarang kamu pergi dari sini!"Usir Aza halus.
Shafa kembali ingin berbicara, namun sudah terlambat karena Aza yang dengan cepat menutup pintu rumah.
Shafa menggeram marah, ia bertekad akan membuktikan kebenaran itu dengan caranya sendiri. Kejahatan harus dibalas dengan kejahatan.
Setelah itu, Shafa pergi meninggalkan perkarangan rumah dan pergi menemui Calvin yang sudah stay didepan gerbang.
"Gimana?"Tanya Calvin sesaat setelah Shafa masuk ke dalam mobil.
Shafa menggeleng lemah dengan raut sedih,"Dia tetep gak mau dengerin aku."
Calvin dengan cepat mengelus rambut Shafa meyakinkan semuanya akan baik-baik saja.
"Gimana, Atala?"
"Sini!"Calvin menyuruh Shafa mendekat padanya.
Shafa mendekat pada Calvin, ia mendengarkan semua dengan cermat yang dibisikan Calvin tentang rencana mereka selanjutnya.
"Gimana setuju?"
Shafa mengangguk-angguk dengan senyum cerah,"Setuju bangetttt"Ucapnya riang.
"NGAPAIN KALIAN DISINI? KALIAN MESUM DI MOBIL?"Shafa dan Calvin kompak terlonjak kaget saat mendengar teriakan Satpam penjaga komplek.
"Anjing! Kabur yang,"Dengan terburu-buru Calvin menancap gas mobil dan melaju dari sana.
Didalam rumah, Aza juga merasa janggal dengan kejadian ini semua. Tetapi ia tidak terlalu ingin memikirkan ini semua, biarlah semuanya berlalu dengan begitu saja.
Suara tangisan Aga membuatnya terburu-buru naik ke kamar yang berada dilantai dua. Kebetulan saja, hari ini semua pembantu sedang izin berlibur.
"Kenapa sayang?"Aza menggendong Aga yang sudah menangis dengan tersedu-sedu.
"Jangan nangis dong anak, Mama."
Aza terus mencoba menenangkan Aga dari tangisnya. Entah apa yang membuat bayi mungil itu menangis.
Atala merasa gagal mengetahui keadaan Aza yang tidak baik-baik saja selama kepergiannya. Ia sudah mendengar semua cerita Calvin, mereka juga sudah menyusun rencana.
Sekretaris Atala kelimpungan mendapati kemarahan bos nya yang tiba-tiba. Ingin bertanya pun sekarang ia sungkan.
"Atur jadwal kepulangan saya. Semua tugas disini, saya minta tolong kamu yang tangani!"
Robi mengangguk mengerti. Daripada bertanya banyak lebih mending ia menatuhi semua apa yang diucapkan bos muda nya itu.
Atala mengambil jas nya dikursi kerja, kemudian pergi meninggalkan ruangan kerja yang sudah porak poranda akibat kemarahannya.
Dirinya mengambil ponsel yang tidak pernah diaktifkannya. Dipikirannya, Aza akan mengirimkan beribu pesan dan panggilan. Namun sayang sekali, ternyata semua itu tidak ada. Hanya beberapa pesan saja yang dikirimkan istrinya itu.
Atala kembali mematikan ponselnya dan menyimpannya ke dalam saku celana. Dia akan segera pulang tanpa memberitahu Aza.
Mobil hitam Atala melaju meninggalkan kantor, menuju apartemennya. Ia akan mengistirahatkan pikirannya sebentar.
Tiba diapartemen, Atala langsung saja berjalan memasuki kamar, dan merebahkan tubuhnya disana. Dengan kedua tangan yang diletakan diatas kepala.
Lama terdiam, Atala baru kepikiran satu hal. Ia kembali mengambil ponselnya, dan menghubungi salah satu orang kepercayaannya.
"Cari semua yang berhubungan dengan FREDELLA BALERICA! Nanti malam semuanya harus ada."
"Baik, pak."
TBC!
See you next time...
KAMU SEDANG MEMBACA
ATALARIC (END)
Romance****** Atalaric, terpaksa menjadi seorang ayah, diusia nya yang masih delapan belas tahun. Karena suatu kesalahan membuat ia harus bertanggung jawab dengan menikahi seorang perempuan bernama Azachena Valega. Atala dengan sikap dingin-Nya, berusaha...