Extra part 1.
Selamat membaca sahabat....
Beberapa tahun kemudian.........
Gelap malam terasa begitu menenangkan juga menyenangkan.
Suasana ramai, membawa kesan bahagia tersendiri bagi keluarga kecil Atala, yang beberapa bulan lagi Aza akan melahirkan anak kedua mereka.Berjalan dipinggir taman merupakan keinginan Aza tersendiri. Berhubung ini malam minggu, suasana taman terlihat indah dan ramai sekali pengunjung.
"Papa, lampu nya bagus. Abang suka," Seru Aga begitu bersemangat. Bayi laki-laki kini telah tumbuh menjadi bocah laki-laki yang tampan, juga aktif.
"Abang seneng?" Bocah lima tahun itu mengangguk dengan meloncat-loncat gembira.
Sejak mengetahui dia akan mempunyai adik, Aga menyuruh mama dan papa nya memanggilnya dengan sebutan abang.
"Abang mau bawa pulang lampu nya, ma," Pinta nya seraya mengerjapkan mata lucu. Membuat Atala dan Aza gemas dibuat nya.
"Lampu nya gak boleh dibawa pulang, bang. Nanti taman nya jadi gelap, orang-orang gak seneng lagi nanti dateng kesini. Jadi sepi deh,"Ucap Aza.
Aga agak nya tidak terima dengan itu, ia memberengut dan memilih menghentakan kaki nya ke tanah.
"Abang mau, hmm?" Atala turun tangan.
"Mau papa. Tapi nanti malah, mama." Aga menatap takut-takut Aza yang berkacak pinggang.
"Nanti kita beli, ya. Terus pasang dikamar abang," Kata Atala dengan pandangan mengarah ke Aza.
Aza hanya bisa pasrah. Sedari kecil Atala selalu saja menuruti keinginan putra mereka itu. Padahal ia sudah melarang tegas Atala untuk tidak terlalu memanjakan Aga.
"Emang boleh?"
"Boleh."
"Mama?"
"Ada, papa. Kamu gak usah takut."
"Terserah kalian berdua," Ketus Aza, kemudian berjalan terlebih dahulu. Meninggalkan Atala dan Aga yang cekikikan.
"Bumil kalau malah selem," Kata itu sering Aga dengar dari papa nya. Jadilah ia meniru kata itu jikalau mama tersayang nya itu sedang marah pada nya.
"Ayo susul mama, pa. Nanti mama makin malah," Jemari mungil Aga menyambut jemari besar Atala untuk digandeng nya.
"Ayoooo boy!"
°°°
Kini tidak terdengar lagi suara Aga yang meminta aneh-aneh. Entah disini siapa yang hamil, kenapa jadi seperti Aga yang ngidam.
Aga sudah tertidur nyenyak digendongan Atala. Sekarang mereka lebih memilih pulang, hari juga sudah lumayan larut.
"Sini aku bawa belanjaannya," Aza meminta kantong kresek yang berisi makanan, dan mainan kesukaan Aga yang dibawa Atala.
"Gak papa, biar aku. Nanti kamu kecapekan,"Jawab Atala seraya tersenyum.
"Gendong Aga berat loh, kamu kuat?"
"Gendong kamu aja aku kuat,"Celetuk laki-laki itu kelewat santai.
Aza memerhatikan sekitarnya, takut jika ada yang mendengar ucapan Atala barusan. Aza mengucap syukur karena tempat mereka sudah sepi.
"Kamu ini!" Serunya menggeplak pinggang Atala.
"Tolong buka pintu mobil nya, yang," Tanpa disuruh, Aza juga akan melakukan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATALARIC (END)
Romance****** Atalaric, terpaksa menjadi seorang ayah, diusia nya yang masih delapan belas tahun. Karena suatu kesalahan membuat ia harus bertanggung jawab dengan menikahi seorang perempuan bernama Azachena Valega. Atala dengan sikap dingin-Nya, berusaha...