"Ren, boleh saya bertanya? apa yang membuat kamu nggak bisa ngeliat perjuangan saya? Apa karna saya terlalu buruk untuk dicintai atau karna dia terlalu sulit untuk dilupain?"
Ungkap Juna, pada istrinya. Renata menundukkan kepala menyembunyikan air muka bersalahnya nan pahit.
"Mas—"
"Kamu masih mencintai dia?" Potong Juna
Lama mereka terdiam hingga akhirnya Renata mengangkat kepalanya menatap Juna
"Aku nggak tau"
Juna menganggukan kepala seraya berdiri dari duduknya. Ia bahkan bisa menemukan jawabannya dari sorotan mata Renata. Bahwa bagi wanita itu pernikahan mereka adalah kehidupan yang paling menyakitkan untuknya tak peduli sejauh apa Juna mempertahankan nya.
"Sampai kapan saya harus bertahan diantara kamu dan Viar?"
...
Prolog
"Selamat sore bapak dan ibu yang terhormat. Disini saya pimpinan penerbangan anda Captain Juna Ardikusuma bersama Co-pilot Dori Farozi dan seluruh awak pesawat yang bertugas pada sore hari ini. Atas nama Garuda Indonesia anggota dari skyteam kami ucapkan selamat datang di pesawat Boeing 377 seri 800 Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-432 tujuan Bandara Internasional Sukarno-hatta di Jakarta. Penerbangan ke Jakarta akan memakan waktu kurang lebih 1 jam dan 40 menit dengan rencana tinggi jelajah 38.000 kaki diatas rata-rata permukaan air laut. Cuaca di sepanjang perjalanan diperkirakan baik pada umumnya, hanya sedikit guncangan saja di beberapa tempat. Cuaca di tempat tujuan diperkirakan sedikit berawan pada saat kita tiba nanti. Pengarahan mengenai pelayan dan keamanan akan diberikan oleh pimpinan awak kabin Disa Aksila. Kami ucapkan banyak terimakasih atas pilihan anda untuk terbang bersama garuda Indonesia hari ini."Pesawat pun lepas landas, naik menapaki langit sore yang sedikit jingga. Ini adalah penerbangan terakhir Juna minggu ini di hari Jumaat karna sudah mencapai batas penerbangan 30 jam dalam 7 hari. Sebagai pilot muda yang disiplin dan tekun dengan pekerjaan Juna selalu menyelesaikan batas 30 jam terbangnya di hari jumat bahkan kamis supaya sabtu dan minggu bisa digunakan untuk belajar mengurus perusahaan keluarga.
Juna Ardikusuma, 27 tahun dan single sejak lahir. Juna hidup dengan ambisius mengejar cita-citanya dari kecil, menjadi seorang pilot. Tentu tidak mudah mengejar cita-cita bersamaan dengan tuntutan sang ayah untuk mewarisi perusahaan keluarga. Menjadi anak tunggal kaya raya tidak selamanya mudah, apa lagi juna tipe yang tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, karna hal itu ia selalu berusaha melakukan segala hal dengan sempurna.
Lagian urusan wanita ia tidak terlalu mempermasalahkan walau teman-temannya sering menuduh dia gay atau tidak normal karna tidak pernah berkencan, juna tau betul itu salah besar. Ia punya selera yang tinggi terkait pasangan dan belum ada satupun gadis yang bisa menjawab semua ekspektasi tersebut, itulah kenapa dia belum pernah berkencan. Mama juga pernah bilang kalau suatu hari nanti ia akan menjodohkan Juna dengan anak sahabatnya, sebagai anak yang tidak pernah menolak keinginan mama juna pun mengiyakan hal tersebut, ia percaya pilihan mama adalah yang terbaik. Selagi menunggu hari itu datang ia menjalankan aktivitasnya dengan super sibuk. Masa muda baginya adalah masa paling tepat untuk bekerja keras, karna nanti jika sudah berkeluarga ia harus lebih memprioritaskan keluarganya dibandingkan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh.
Fanfiction"Ren, boleh saya bertanya? apa yang membuat kamu nggak bisa ngeliat perjuangan saya? Apa karna saya terlalu buruk untuk dicintai atau karna dia terlalu indah untuk dilupain?" Ungkap Juna, pada istrinya. Renata menundukkan kepalanya menyembunyikan ai...