07

839 113 123
                                    

Maaf udah lama banget nggak update
🙏🙏🙏

Sore ini di kediaman Juna dan Renata, yang sepi dan sunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore ini di kediaman Juna dan Renata, yang sepi dan sunyi. Hanya ada renata yang masih berdiam diri menyandar pada pintu menatap kosong green house putih tempat tanaman cantiknya berdiam.

Viar sang tamu juga sama, setelah alasan introgasi yang ia sampaikan pada suami Renata, dengan serangkaian formalitas yang mereka lakukan, menjadi asing dalam hubungan yang tak pernah selesai. Mereka akhirnya berada dalam keheningan, sibuk dengan kepala masing-masing yang tak pernah menemukan titik terang dari hubungan semu yang berkepanjangan.

"kolam ikan, air mancur, green house sederhana yang aku pikir akan cocok sama warna hitam tapi kamu bilang putih juga nggak masalah. Aku nggak nyangka Rin sekarang berdiri di sini, di rumah impian kita. Sebagai tamu" viar berucap lirih, menyeduh teh panas yang disajikan pemilik rumah.

Renata masih terdiam setelah menoleh pada viar beberapa detik untuk memastikan wajah sendunya yang murung namum masih berusaha tersenyum, memastikan viar baik-baik saja walaupun yang ia lihat hanya luka dimatanya. Dan rindu yang bisa ia rasakan karna sama dalamnya.

"Kalau nggak ada lagi yang harus dibahas aku pikir kamu nggak perlu berlama-lama disini"

"Ada banyak yang mau aku bahas" jawab viar lugas

"Aku pikir jawaban yang aku sampein tadi, kronologi yang aku jelasin udah cukup, lagian—"

"Tentang kita ren" potong viar "tentang kamu yang tiba-tiba hilang, nggak bisa dihubungi, pergi gitu aja. Aku pikir aku butuh penjelasan"

"Aku selalu disini. Aku nggak kemana-mana"

Renata memberanikan diri untuk kembali menatap menatap mata viar, tatapan yang selalu berhasil membuatnya terjatuh lagi dan lagi. Namun kali ini renata ingin bersikap bijaksana, berusaha berada dibatas yang seharusnya.

"Kamu ninggalin aku"

"Viar" ada helaan napas permohonan dari bibir renata, ia tidak ingin berada dalam pembicaraan ini, tidak pernah siap.

"Kamu egois, Ren"

"Kamu berharap apa dari aku? Dari hubungan kita?" Tanya renata

"Kenapa tiba-tiba nanya gini? Kenapa sekarang setelah kita sama-sama tau apa tujuan kita?"

"Aku cuma mau mastiin kamu mungkin nyesal sekarang"

"Buat?"

"Buat setuju sama omong kosong yang aku sampein"

Viar berdecak, tak habis pikir dengan apa yang barusan ia dengar "kamu yang nyesel, kamu yang punya tujuan baru, kamu sadar nggak apa yang kamu lakuin benar-benar keterlaluan?"

"Yang mana?! Semuanya keterlaluan, itu makanya aku mau berhenti" Renata mengusap air matanya.

Dari awal dialah yang membawa viar sejauh ini, bertahan dalam hubungan terlarang bersama tujuan semu yang mereka impikan, bercerai dari suaminya setelah satu tahun pernikahan, lalu mereka hidup bahagia setelahnya. Viar tak bisa-bisa apa-apa selain menunggu renata kembali padanya.

Jatuh.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang