12 : Sebuah perasaan yang...

963 180 59
                                    

Jangan cuman dibaca aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan cuman dibaca aja. Divote dong dan dikomen. Jangan lupa. Kemurahan hatimu menyemangatiku. :)

Dokter kandungan yang menangani Juni adalah wanita muda berusia tiga puluhan. Namanya Flora. Juni dengar perawat memanggilnya, Flo. Nama asing bagi orang Korea.

Dia cantik dan terlihat seperti wanita dari keluarga terhormat yang tidak pernah mau menunggu di halte bersama orang-orang. Menolak panas-panasan dan kehujanan. Memilih golf sebagai olahraga mahal favorit. Dan mengoleksi puluhan barang mahal dan dijadikan satu lemari kaca besar, persis seperti Dae. Tapi, Flo baik. Senyumnya manis sekali dan gampang diingat.

Flo jelas menunjukkan ketertarikan yang tidak bisa ditutupi terhadap sosok Dae yang menemani Juni di sampingnya. Yang tak lepas menurunkan rangkulannya kala mereka duduk bersisihan. Seolah-olah Juni akan tumbang tiap kali Dae melepaskan pegangannya

Sama-sama mereka memperhatikan pergerakan janin dari sebuah layar yang menampilkan gradasi samar-lalu sang dokter memberitahu bahwa itu adalah pergerakan janinnya. Perkembangannya baik dan Juni lagi-lagi disarankan untuk menjaga kesehatan pikirannya. Perbanyak makan sayur dan minum vitamin. Flo sempat menyarankan Juni agar melakukan olahraga-olaharaga ringan khusus ibu hamil. Seperti Yoga atau sejenisnya.

"Akhirnya kau ditemani juga," kata Flo setelah sesi check-up selesai dan Juni serta Dae bersiap pergi.

Juni melihat Dae dan berkata, "Dia sedang ada di luar negeri."

Flo menatap Dae.  "Mengejutkan. Aku sebenarnya terkejut rupanya suamimu adalah Dae Kim," kata Flo. Dia tersenyum pada mereka. "Kau beruntung Mr. Dae. Wanita ini sangat tangguh," pujinya.

 Juni saling lirik dengan Dae. Namun Flo melanjutkan, 

"Aku cukup mengikuti perkembangan. Dan kemunculanmu di TV dan beberapa waktu lalu berbarengan gosip tentang Sophia Ainsley dan seorang chef beredar dimana-mana. Membuatku makin terkejut lagi. Orang-orang itu seenaknya saja menulis gosip murahan. " Juni senang Flo berpihak padanya. 

"Ainsley dan aku hanya teman," ucap Dae.

"Aku mengerti."

Dan begitulah ekspresi kebanyakan orang saat mereka tadi berjalan di koridor rumah sakit. Sebuah ketertarikan. Sama seperti wajah Flo.

Flo tersenyum dan membiarkan keduanya pergi.

"Apa kau bahkan pernah ke tenaga professional?" tanya Dae sewaktu mereka berdua sudah ada di mobil lagi.

"Tidak, buat apa?"

"Aku rasa kau membutuhkannya."

Juni tidak menjawab.

"Aku punya kenalan seorang psikolog. Dulu dia juga menanganiku saat aku mengalami masa-masa transisi."

Juni spontan menoleh. Mendadak tertarik sebab Dae tidak pernah mau bercerita. Dia pun enggan ingin tahu.

 I Hate To Love You [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang