Bagian Lima Belas

145 14 0
                                    

Lino meringis jijik tak percaya pada apa yang dikatakan Nancy.

“Apa – apaan dengan senyummu itu, percaya diri ha ? Lalu kenapa kau yang mengantarkan ku pulang, bukan yang lainnya ?” Akhirnya terdengarlah teriakan marah seorang Lino.

Nancy sedikit terkejut karena memang sebelumnya ia belum pernah mendengar laki - laki itu meninggikan suara. “K-kak Lino marah ?”

“Serius kau menanyakannya ? kau tak merasa keji ? Tahu aku sedang mabuk dan kau mengambil kesempatan itu.”

Nancy semakin ketakutan karena nada Lino juga semakin meninggi. Ia tak tahu apa yang ia alami saat ini, apa Lino benar – benar tak menyukainya.

“Hei perempuan ! Pakai bajumu. Lalu pergilah dari sini.”

Nancy berurai air mata, rasanya baru semalam ia dicumbu lalu  langsung di maki oleh laki – laki yang ia sukai. Dan itu membuatnya jengkel campur marah setengah mati.

“JAHAT ! Kak Lino jahat banget. Udah ditolongin bukannya terima kasih. Padahal kakak sendiri yang mulai. Apa aku seburuk itu sampe kakak gak bisa nerima perasaan suka, perasaan cinta aku ha ? Apa seburuk itu aku di mata kakak ? Aku kurang apasih kak ? Aku baik, cantik, seksi dan menggoda. Kakak tau kan ? Semua laki – laki semuanya ngerebutin aku. Kakak ga usah munafik, aku tau kalo kakak cuman sok-”

“CIH ! Menjijikkan sekali rasa percaya dirimu itu. Cepat pergi atau aku yang harus mengusirmu.”

Nancy mengepalkan tangannya marah. Perasaannya campur aduk. Namun sebenarnya itu juga salahnya. Ia juga yang memulai dari awal.

“Aku pergi. Tapi terima kasih bibir manismu tadi malam. Dan syukur saja, perempuan bernama Lia yang selama tadi malam kau gumamkan itu melihat perlakuan kita.” Kata Nancy dengan sedikit smirk.

Nancy beranjak dari ranjang, memakai pakaiannya dan pergi dari rumah Lino dengan perasaan marah meninggalkan Lino yang memaku beberapa menit.

Apa ia tak salah dengar dengan apa yang Nancy katakan tadi ? Lia menyaksikannya ? Batin Lino.

Lalu ia perlahan meraih hp yang ada diatas meja dan mengaktifkannya. Setelah tahu, dadanya serasa sesak. Ia mengetahui fakta bahwa Lia mengetahui kejadian tadi malam dan itu membuat Lino merasa sangat bersalah dan jahat.

Beberapa puluh panggilan tak terjawab, beberapa pesan tak terbalas terpampang jelas di notifikasi hp Lino.

*Isi Pesan

“Kak Lino, aku ke rumah sekarang ya. Tunggu aku (love love)”

“Kakak sayang, masih sibuk banget ya ?”

“Kak, dimana ?”

“Kakak dimana ? Udah pulang belom ? Aku mau ke rumah, ada snack banyak lo.”

“Kak, snacknya aku taruh meja. Maaf ganggu, aku pulang dulu.”

Dan itu lah pesan terakhir yang Lia kirim.

“Aghhh !‼ Lino bodoooh, bangsat banget gue !”

Setelah itu, Lino sesegera mungkin membersihkan badannya lalu pergi ke rumah Lia. Namun, ia tak menemukan Lia. Lia belum pulang sejak tadi malam kata si asisten rumah tangga. Lino semakin khawatir setelah mendengarnya.

Lino memutuskan pergi ke sekolah Lia. Tak lama kemudian, perempuan yang ditunggunya terlihat berjalan dengan lemah. Lagi – lagi perasaan bersalah muncul.

Ia memandangi Lia dari kejauhan dan Lino melihat tiba - tiba Shuhua datang merangkul pundak Lia kasar. Lino yang melihat Lia dihampiri pembuli itu tak akan membiarkan mereka menyakiti gadisnya lagi.

Ketika Lino turun dari motornya, ia melihat Lia dijambak antek – antek Shuhua. Hati Lino seakan teriris, apakah berarti ia gagal lagi ?

Lino segera berlari ke seberang dan masih sempat menghentikan tangan Shuhua yang berancang – ancang menampar Lia. Shuhua menepis kasar tangan Lino. “Ih ! Siapa sih ikut campur ? Oh, bodyguardnya Lia ternyata.”

Lia yang tahu bahwa Lino ada disitu sedikit terkejut. Padahal ia sedang menghindari Lino semalam sampai pagi, namun dengan datangnya Lino malah mengingatkan ia pada kejadian tadi malam.

“Jangan sekali – kali lo pegang cewe gue dengan alasan apapun. Menjijikkan !” Sarkas Lino pada Shuhua.

“Belagu banget si. Heh Lia ! Lo tuh malu – maluin banget ya, pacar sendiri dijadiin bodyguard. Oh, atau kebalik. Bodyguardnya dijadiin pacar. Hahahah lemah ba-”

Lia memotong perkataan Suhua dengan berlalu pergi begitu saja setelah melirik tajam netra Lino. Ia tak menyangka Lia sebegitu kecewa padanya, bahkan ia berlalu tanpa berkata sedikitpun.

Shuhua memandangi teman - temannya “Woy ! Kabur lo bangsat ?”

‘Keknya gue tau ini kenapa. Aha, gue ada ide.’

“Yaudahlah Shu ! Ke kantin aja kita.”

Akhirnya Shuhua dan teman – temannya meninggalkan Lino yang terdiam. Dadanya masih sesak melihat reaksi singkat Lia.

🪐

Lia menghela nafas berkali – kali. Ia bingung harus melakukan apa lagi. Ia sudah lelah naik turun mengambil makanan tapi tak sedikitpun meredakan pikirannya yang kalut. Kemudian ia berjalan ke balkon kamarnya sambil menggenggam secangkir coklat panas.

Ia menghirup angin malam yang menusuk kulit, meskipun begitu Lia menyukainya. Ia memejamkan mata sambil menyenderkan tubuhnya di pagar besi. Angin malam membelai lembut rambut kepalanya.

Sekelebat bayangan perempuan telanjang yang dicium Lino dengan mesra muncul tiba – tiba. Apa otaknya tak bisa membiarkan hatinya beristirahat, batinnya. Ia menatap ke arah jalanan.

Siapa sangka ternyata sosok yang muncul dalam bayangannya sedang menatap kearah Lia. Yap, Lino sedang duduk diatas motornya yang berada di depan gerbang rumah Lia. Tubuhnya menegang seketika.

Menjalar rasa bersalah dan kasihan namun sakit hatinya masih belum terelakan. Lia menutup matanya sekejap lalu menatap lagi netra Lino dalam kesunyian.

Hening . . .

Lino memandang Lia cemas – cemas.

Ting !

Pesan masuk dari kontak bernama ‘pacar’. Lia membuka pesan dengan hati berdebar.




Jangan lupa voment besti ❤️

BE BETTER [Lee Know ♡ Lia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang