Bagian Sembilan

150 18 0
                                    

Jangan lupa tekan bintang, gaiscu ✨

🍄🍄🍄

Lino pulang dari di club yang merupakan tempat kerjanya bersama teman - temannya. Sesampainya di depan rumah, ia mendapati seorang gadis tengah meringkuk memeluk lutut, membenamkan kepala diantara kaki mulusnya.

Ia gadis cantik kemarin, Lia.

Rupanya ia tak sadarkan diri dengan keringat yang membasahi tubuh. Lino berjongkok menghampiri Lia entah dengan perasaan sedikit terkejut dan khawatir tidak jelas lalu membangunkannya tapi Lia merespon. Lino memanggilnya dan menggoyangkan badannya. Tubuh Lia malah ambruk begitu saja, untung Lino masih sempat menyangga.

Lino membawanya masuk rumah. Ia membaringkan Lia disatu - satunya ranjang miliknya.

Lino mengecek keadaan perempuan itu, badannya tidak demam. Tapi Lino bingung, mengapa bisa tubuhnya penuh keringat dan ia pingsan ?

Lino membersihkan dirinya lebih dulu, lalu ia melihat Lia sekilas. "Kurang nyaman apa rumah mewahmu, kenapa malah pulang kesini ?" Gumam Lino.

Semakin Lino memandangnya, semakin ia iba pada keadaan Lia. Ia mencoba membangunkannya lagi dan akhirnya Lia bangun.

🍄🍄🍄

Usai mandi dan membersihkan diri, Lia duduk di ranjang yang sudah Lino izinkan untuk tempat tidur. Sebenarnya Lia tak enak sendiri karena beberapa hari yang lalu dia sudah bersikap sarkas pada laki - laki itu.

Lino ada di dapur ketika Lia membaringkan tubuhnya yang lelah. Lia juga sedikit heran saat masih mendapat perlakuan baik dari laki - laki itu. "Hey perempuan !"

"Namaku Lia."

Lino mengangguk. "Makan dulu."

"A-aku nggak laper."

"Aku tau kamu berbohong, masih berseragam, badan kotor, wajah pucat dan menyebalkan."

Lia berdecak sebal.

🍄🍄🍄

Malam itu, Lia menceritakan kejadian dan sepenggal kisahnya pada laki - laki tampan dihadapannya. Sedikit lega, akhirnya ia bisa bercerita.

Ia bercerita dengan antusias lnya, kadang mimik wajahnya berubah lesu sambil Lino sesekali menyuapinya dengan bubur yang ia buat tadi.

Malam sedikit larut, Lia sudah menunjukkan matanya yang tak kuat lagi menahan kantuk. Lino mendekatinya.

"Ada apa ?" Tanya Lia.

"Ku obati lukamu."

"Luka ?" Sudahlah, Lia mati rasa karena terlalu sering terluka belakangan ini. Hingga tak sadar bahwa luka yang perih saat mandi ternyata menganga lebar.

"Bodoh sekali ! Tak lihat kaki dan tanganmu luka ?"

Lia mengernyit melas. Ia hanya menurut dengan apa yang dilakukan Lino.

'Ish, jangan perlakukan aku selembut ini dong. Untung apa juga merawat ku ? Menyebalkan, wajahmu terlalu tampan untuk seorang brandal. Aku juga masih perempuan tau, nanti kalo aku bap.. ah sudahlah.'

Setelah selesai, Lino berbaring di sofa.

"Lino ?"

"Hmm ?"

BE BETTER [Lee Know ♡ Lia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang