Bagian Tujuh Belas

51 7 1
                                    


🍄🍄🍄


“Tantee, kalo seumpama besok aku ajak orangnya langsung gimana ? biar enak aja cari yang ukurannya pas sekalian. Boleh ?”

“Boleh lah sayang. Tapi beneran cuman temen nih ? Gak lebih ?” Tanya mama Hyunjin sedikit menggoda.

“Tante iiih.”

Lalu mereka berdua tertawa.

Hyunjin yang habis menguping pembicaraan mereka lalu menelpon seseorang. “Halo, Ji !”

-

Lino mengusap dahinya yang sedikit berkeringat. Kevin yang menghampiri Lino setelah mengantar pesanan melontarkan pertanyaan random. “Heh !”

“Apa ?”

“Cuek banget sih, anjir.”

Lino merotasikan bola matanya. “Ya maap, ada apa Kevin ganteng ?”

“Dih. Lu ada masalah apa sama Nancy ? Kok gua rasa – rasain gada pergerakan kek biasanya. aneh, adapaan ?”

Lino tersenyum miring. “Ya mana gua tau, tanya aja sama anaknya. Kan lo tau, biasanya yang nyamperin juga dia.”

“Ga asik anjir lo mah.”

“Eh Vin. Ntar izin ga masuk kerja ya.” Kevin mengernyitkan dahinya heran. Rasanya Lino sudah beberapa kali izin tak masuk kerja padahal sebelumnya pekerjaan adalah prioritasnya. Tentu saja karena keadaannya.

“Kenapa No ?”

“Biasalah, acara keluarga.”

Kevin tersenyum miring. “Keluarga yang mana anjir. Lo punya pacar ya ?”

Lino yang mendengar nada bicara Kevin itu terbahak. Bisa – bisanya tebakannya benar. “Dih, sok tau banget sih lo. Tapi jangan bocorin ke siapa – siapa tapi ya.”

“Hah ! Jadi beneran punya pacar lo ? Akhirnyaaa. Punya cewek jugaaaa. Bersyukur gua, gua kira gasuka cewek.”

“Kevin, lo ganteng juga percuma kalo mulutnya sampis.”

“Bangsat.” Kevin langsung bermuka datar.



“Doain ya bro.”

“Pastii.”

🍄🍄🍄

Lino pulang ke rumah dengan motornya. Sembari menikmati pemandangan jalanan yang tak begitu ramai siang ini, terbesit di kepalanya bagaimana keadaan Lia. Ia begitu gelisah kala mengingat wajah gadis itu saat memergokinya melakukan hal gila dengan Nancy.

Ya, Lino sedikit ingat perempuan yang datang saat ia asik bermain bibir dengan perempuan gila itu. Lino menghembuskan nafas. “Aku merindukanmu, tuan putri.”

🍄🍄🍄

Seusai membersihkan badannya, Lino duduk diranjang sambil mengusap rambutnya yang masih basah. Ia termenung sebentar lalu sebuah panggilan masuk membuyarkan lamunannya. Jantungnya tiba – tiba berdegup melihat nama yang sedang menelponnya.

“Ha-Halo ?”

“Sepuluh menit lagi aku sampai di rumah kakak. Aku tunggu di luar.”

“I-iya.”

Dan panggilan terputus begitu saja. Lino lagi lagi menghela nafas.

🍄🍄🍄

Lia membuka kaca mobilnya ketika sampai di tempat yang dijanjikan tadi. Lalu ia menelfon laki – laki itu lagi. “Kak aku udah sampe. Aku tunggu disini. Jangan lama – lama.” Dan ia langsung menutup telfonnya.

BE BETTER [Lee Know ♡ Lia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang