Berkenalan

0 0 0
                                    

>>>×<<<

Ketika denting piano ku
dan petikan gitar mu menjadi satu,
Disitulah untuk pertama kalinya
aku dan kamu bertemu

>>>×<<<

Selepas kelas, dua perempuan yang merupakan sahabat lama yang kini bertemu kembali, tengah berjalan bersama menyusuri koridor. Selama beberapa hari ini mereka selalu  bersama layaknya upin-ipin. Kesana kemari berdua. Bahkan bisa dipastikan dimana ada Naira pasti ada Vira, dan dimana ada Vira pasti akan ada Naira. Kecuali ketika mereka berada dirumah masing-masing ataupun ketika mereka sedang mengikuti kelas—karena tidak satu prodi. Tapi diluar itu, mereka udah seperti perangko. Nempel mulu.

“Nai, ntar malem keluar yuk,” tanya Vira sembari melangkahkan kakinya beriringan dengan langkah kaki Naira.

“Mau kemana emangnya?” tanya Naira.

“Ya kemana gitu. Masalahnya gue belum paham daerah sini lo, Nai. Jadi gue ikut lo aja. Kan lo yang tau.”

“Bentar-bentar, kalau nggak salah gue pernah denger abang gue bilang katanya bakal ada acara akustik dari adik tingkatnya abang gue. Kelihatannya malem ini deh, tapi gue lupa dimana tempatnya,” jelas Naira.

“Yaudah kesitu aja yuk, pasti rame anak-anak kampus juga kan.”

“Okelah, ntar gue tanyain lokasinya ke abang gue.”

“Oke siap,” jawab Vira bersemangat.

Mereka melanjutkan langkah kakinya menyusuri koridor yang mengarah keluar dari lingkungan kampus. Kemudian Vira bertanya, “lo habis ini langsung pulang atau kemana dulu gitu?”

“Eummm, enaknya gimana ya?”

“Ikut gue cari makan yuk, gue belum makan nasi dari pagi.”

Ish, gimana sih lo” sahut Naira sambil menepuk pundak Vira lumayan keras. “Masak dari pagi sampek jam segini belum makan. Yang bener aja lo!” lanjutnya dengan nada agak kesal.

Naira masih ingat jelas seperti apa karakter Vira semasa SD. Vira yang tidak begitu suka makan, melupakan sarapan paginya, bahkan ketika membawa bekal sering kali anak itu lupa tidak memakannya. Pantas saja tubuhnya tidak pernah berisi. Tetap sama seperti dulu, kurus seperti biting. Tapi anehnya dengan kebiasaannya yang seperti itu, dia tidak pernah sekalipun sakit Maag ataupun Asam lambung. Tidak sekalipun.

“Ya mau gimana lagi. Tadi pagi gue beli makan di depan kost, eh malah udah habis.”

“Ya gitu cari tempat lain lah!”

“Pagi-pagi males keluar," jawabnya dan mendapat lirikan sinis dari Naira.

“Yaudah makannya ayo temenin gue cari makan,” pinta Vira.

“Cari? Kalau cari mah kaga ada. Adanya beli,” jawab Naira.

Ishhh Naira mah kebiasaan. Iya deh iya, beli makan,” jawab Vira kesal tapi sambil tertawa.

Naira tersenyum, kemudian Vira menggandeng tangan Naira dan berjalan menuju tempat dimana motor Vira terparkir disana.

Mereka berdua pergi untuk membeli makan.

***

“Bang....Abang,” panggil Naira dari depan pintu kamar abangnya.

“Hmm, nyapo?”

“Aku masuk ya?” tanya Naira.

“Yo”
Naira masuk ke kamar abangnya kemudian mendekatkan diri pada abangnya itu.

Sementara - Berhenti di Titik Pilu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang