Bertahan Terluka 21

3.4K 288 16
                                    

Nampak waktu sudah larut malam. Ashel sedari tadi siang terus saja menangis tak henti-henti.

"Aku udah janji bakal nikahin fiony. aku harap kamu bisa nerima itu shel"

Seketika ucapan Aldo tadi siang melintas di pikirannya.

"Aku ngerasain apa yang kamu rasain selama ini do. Ternyata sesakit ini melihat orang yang kita cintai bersama orang lain" ucap ashel sambil dirinya menatap langit malam.

"Tuhan, aku sangat mencintainya. Tapi dia meminta ku untuk menerima orang lain. Jika itu maunya, maka aku akan lakukan itu, namun jika takdir mu berkehendak pada kami berdua, maka persatukan lah kami kembali seperti dulu" ucap ashel sedikit berteriak.

"Zee memang baik padaku, namun perasaan ini serasa ragu untuk menerimanya. Bantu aku, bantu aku agar aku bisa membuka hatiku untuknya dengan tulus" lanjutnya.

"Cinta tak pernah membeda-bedakan sifat, raga, jasmani harta seseorang. Karena cinta hanya keikhlasan dan ketulusan hati kita untuk orang itu" ucap anin menghampiri ashel.

"Momi" lirih ashel.

"Lagi bingung ya sama perasaan kamu sendiri?" tanya anin sambil tersenyum dan ashel pun mengangguk.

"Cinta tidak menuntut kesempurnaan, namun akan memahami, menerima dan rela berkorban. Karena cinta seharusnya membuatmu bahagia bukan terluka" ucap anin.

"Tapi aku gak bisa lupain Aldo gitu aja mom" ucap ashel.

"Jangan pernah mencintai orang yang membuat mu terluka, tapi cintailah orang yang menyembuhkan luka itu" ucap anin.

"Apa zee bisa menerima aku lagi mom?" tanya ashel.

"Kamu akan jadi orang yang bahagia apabila memiliki pasangan yang bisa menerimamu apa adanya, dan tidak peduli seburuk apapun masa lalunya" jawab anin.

"Aku terlalu banyak menyakiti orang lain mom" ucap ashel memejamkan matanya karna hembusan angin yang menyapu area wajahnya.

"Berdamailah dengan hati mu sendiri, setelah tenang maka tanyalah hatimu, siapa orang yang pantas menempatinya" Ucap anin sambil melihat wajah anaknya itu.

Anin pun menutup jendela kamar ashel dan menguncinya.

"Udah malem, kamu tidur ya. Biarin pikiran dan hati kamu istirahat. Mereka juga lelah" ucap anin kemudian mencium kening putrinya.

"Good night sayang" ucap anin lalu pergi dari kamar ashel.

***

"Apakah setelah ini akan ada kesempatan buat aku untuk dapetin kamu lagi shel?" tanya zee sambil memandang foto ashel.

"Aku gak bisa lupain kamu shel, aku tau aku egois dalam hal ini. Tapi aku sangat berharap aku bisa mendapatkan kesempatan kedua itu" lanjutnya.

"Kaka belum tidur?" tanya shani memasuki kamar zee.

"Mama, belum ma. Mama kenapa kesini?" tanya zee menyimpan kembali ponselnya.

"kejar sayang" ucap shani sambil tersenyum mengusap kepala anaknya itu.

"Maksud mama?" tanya zee.

"Kamu gak bisa bohongin perasaan kamu zee, kamu punya hati dan hati kamu udah menempatkan seseorang di dalamnya, yaitu ashel" ucap shani sambil menunjuk dada zee.

"Tapi mah, apa ashel akan menerima aku?" tanya zee.

"Kamu udah coba?" tanya shani namun zee menggeleng.

"Tapi ashel kan.." Jeda zee.

"Jatuh hati tidak bisa memilih, tapi Tuhan yang memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi, dan bahagia adalah bonus" ucap shani.

"Aku gak boleh nyerah?" tanya zee dan shani mengangguk.

"Jika itu cinta, berhentilah menghakimi masa lalunya. Lebih baik berdirilah di sampingnya, bantulah dirinya memperindah masa depannya" jawab shani sambil tersenyum.

"Makasih ya mah, mama selalu support aku apapun yang aku lakuin" ucap zee memeluk shani.

Shani pun membalas pelukan anaknya itu.

"Asal kamu bahagia sayang" jawab shani sambil tersenyum.

Sedangkan di tempat lain, Aldo juga sama sedang berdiam diri sambil memandang beberapa fotonya bersama ashel dulu.

"Aku sering mendengar, kalau jatuh cinta bisa terjadi kapan saja dan tak butuh alasan. Karena itulah, aku juga belajar harus memaklumi bahwa kadang-kadang sebuah kisah cinta pun berakhir seperti ini, dan tak butuh alasan juga" ucap Aldo sambil tersenyum.

"Sayang? Cinta? Seharusnya kamu perjuangin cinta ini do, bukan malah menyerah"

"Kamu yang setuju jika cinta tak perlu alasan, seharusnya tidak perlu meminta penjelasan pada sebuah perpisahan shel" lanjutnya.

"Jadi zee adalah orang yang nolongin aku waktu eve sama temen-temen nya gangguin aku. Nah kebetulan dia anak baru di kampus kita, dia kan nawarin buat anter aku pulang karna kamu ga jemput-jemput akhirnya aku Terima tawaran itu, itung-itung sebagai tanda terimakasih aku ke dia"

"Do cukup ya berapa kali aku harus jelasin sama kamu kalo aku sama dia itu cuma temen!"

"Gue lagi deket sama seseorang, gue nyimpen perasaan sama dia, gue bener-bener tulus sayang dan cinta sama dia. Tapi gue gak tau jelas status dia"

"Coba aja lo seriusin dia"

"Gila lo, secepat itu?"

"Lo belum siap dengan jawaban dia?"

"Lo kalo emang bener-bener serius, dan dirasa dia juga punya rasa yang sama kaya lo, kenapa gak di coba dulu?"

"Gue terlalu takut do"

"Lawan rasa takut lo zee, kalo lo belum coba gimana lo mau tau?"

"Nyesel gue waktu itu pengen tau, andai kita gak bertemu dan gak berteman zee" guman Aldo sambil tersenyum simpul.

"Dengan siapapun kamu nantinya, semoga kamu bahagia ya shel. Walaupun aku nyakitin kamu, setidaknya aku pernah membuat kamu tertawa dan bahagia" ucap Aldo lalu kembali menyimpan foto itu ke dalam box.

***
Keesokannya, zee sedang bersiap untuk pergi menemui ashel, karna ashel mengajak nya untuk bertemu.

Zee pun langsung pergi dari rumahnya untuk menemui ashel.

"Maaf, nunggu lama ya?" tanya zee kemudian ia pun duduk di hadapan ashel.

"Engga kok, oh iya aku tadi pesenin latte" jawab ashel.

"Makasih" ucap zee.

"Sama sama" jawab ashel.

Zee pun meminum latte pesanan ashel tadi.

"em shel, kamu ngajak aku kesini mau ngomongin tentang apa? Kenapa ngga di telfon aja?" tanya zee.

"Ini penting, dan gak bisa di telfon" jawab ashel dengan nada serius.

"Emang kamu mau ngomongin apa?" tanya zee.

"Zee, aku minta kamu jawab jujur ya" ucap ashel.

"Soal?" tanya zee.

"Apa kamu masih punya perasaan sama aku?" tanya ashel.

"em, a-anu shel"

"Aku minta kamu jawab jujur zee" pinta ashel.

"Maaf shel, aku gak bisa lupain kamu" ucap zee menunduk.

"Apa kamu cuma main-main sama aku?" tanya ashel.

"Aku gak pernah main- main sama ucapan aku shel, aku bener-bener se cinta itu dan sesayang itu sama kamu" ucap zee.

"Aku butuh bukti zee" ucap ashel.

"Aku bakal nikahin kamu" jawab zee.

______________________________________






















Wahhh







See you next part...

Bertahan Terluka [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang